“Maka barangsiapa yang durhaka dan mengutamakan kehidupan dunia, sesungguhnya nerakalah tempat tinggalnya. Adapun orang yang takut akan kebesaran Alloh dan menahan dirinya dari gejolak nafsunya, sesungguhnya syurgalah tempat tinggalnya“. (QS. An-Naazi’at(79): 37-41)
Alhamdulillah Ya Alloh, sungguh kebesaran dan kesempurnaan kasih sayang-Mu benar-benar begitu mengesankan. Meskipun Engkau kami khianati setiap saat, walaupun telah Engkau saksikan dengan jelas kemaksiatan demi kemaksiatan yang kami lakukan setiap saat, tapi toh masih Kau limpahkan segala curahan nikmat yang tiada terputus setiap saat.
Padahal Engkau Mahatahu betapa mata ini jarang sekali membaca Al-Qur’an, akan tetapi tetap saja Engkau biarkan mata ini. Padahal mudah saja bagi-Mu untuk mencungkil kedua mata ini, Engkau butakan saja mata yang selalu bermaksiat ini. Toh Engkau yang telah menciptakannya. Engkaupun tahu telinga ini begitu banyak mendengarkan segala hal yang sia-sia, bahkan maksiat. Segala gosip, berbagai musik bahkan segala yang maksiat selalu masuk ke telinga ini. Jarang suara merdu Al-Quran kami dengar, juga petuah para Ulama’ hampir tak pernah kami dengarkan. Tapi mengapa Engkau tidak buat saja telinga ini menjadi tuli? Sebaliknya, tetap saja telinga ini Engkau biarkan sehat sehingga kami dapat mendengarkan merdunya suara ayah dan ibu juga teman-teman.
Banyak sekali ‘virus’ perusak hati yang harus diwaspadai. Salah satunya adalah tidak pendainya kita menjaga pendangan. Gara-gara pandangan, hati kita bisa menjadi kotor, busuk, dan keras membatu. Barangsiapa yang di dunia ini tidak pintar menjaga pendangan, gemar melihat hal-hal yang diharamkan Alloh, maka jangan terlalu berharap dapat memiliki hati yang bersih.
Umar bin Khatab ra pernah berkata: “Lebih baik aku berjalan dibelakang singa daripada berjalan dibelakang wanita”. Orang-orang yang sengaja mengobral pandangannya terhadap hal-hal yang tidak haq bagi dirinya, tidak usah heran jika hatinya lambat laun akan semakin keras membatu dan nikmat imanpun akan semakin hilang manisnya.
Tidak hanya terhadap lawan jenis. Tetapi juga, orang yang matanya selalu melihat dunia ini, melihat suatu yang tidak ia miliki; rumah orang lain yang lebih mewah, mobil tetangga yang lebih bagus, atau uang juragan yang lebih banyak. Hatinya akan terus bergejolak memikirkan segala hal yang tidak dimilikinya daripada menikmati apa-apa yang dimilikinya.
Maka kunci bagi orang yang ingin memiliki hati yang bersih dan tenang adalah tundukkan pandangan! Mendapati lawan jenis yang bukan muhrim, cepat-cepatlah tundukkan pandangan karena berawalnya maksiat itu tiada lain dari pandangan.
Jika melihat dunia, jangan gemar melihat keatas. Akan capek kita jadinya karena selalu bergejolak melihat apa-apa yang dimiliki orang lain. Mati-matian kita menginginkan sesuatu tapi kalau itu bukan rezeki kita maka tidak akan kita dapatkan. Lebih baik lihatlah kebawah. Lihatlah orang yang lebih fakir dan lebih menderita daripada kita. Kunjungilah rumah sakit untuk melihat orang-orang yang sakit niscaya kita akan mensyukuri nikmat sehat ini. Ziarahilah kuburan agar tumbuh rasa syukur atas nikmat hidup ini. Semakin sering melikat kebawah, Subhanalloh, hati ini akan semakin penuh syukur.
Jika kita melihat ke atas, tancapkan pandangan kita ke ‘Atas’ sekaligus, kepada Dzat Penguasa alam semesta. Allohu Akhbar! Lihatlah kemahakuasaan-Nya. Allohlah Maha Kaya dan tidak akan pernah berkurang kekayaan-Nya walaupun selalu kita berbuat dosa dan mohon ampun setiap saat, niscaya ampunan Alloh akan selalu dicurahkan.
Orang yang selalu melihat ke atas dalam urusan dunia niscaya hatinya akan cepat kotor dan hancur. Sebaliknya, barangsiapa yang selalu tunduk dalam melihat dunia dan tengadah dalam melihat kebesaran Alloh, maka hatinya akan senantiasa bersih dan sehat. (na/isls)