Puasa itu nikmat. Betapa tidak, ibadah puasa di bulan suci Ramadhan memberikan banyak hikmah dan manfaat. Di antaranya, melatih kesabaran, mengendalikan diri dari nafsu duniawi, dan memupuk kepekaan sosial. Puasa sehari penuh juga menyehatkan tubuh. Tak salah jika berpuasa itu sangat dianjurkan karena manfaatnya sangat banyak, termasuk manfaat bagi kesehatan. Bahkan, hal tersebut telah dibuktikan oleh riset ilmiah.
Selain itu, nikmatnya berbuka ketika azan magrib tiba tak akan bisa terlukis dengan kata-kata. Subhanallah.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, saya melewatkan Ramadhan sendiri di rumah di Surabaya karena orang tua jauh di Bekasi. Meski demikian, saya telah terbiasa menyiapkan makan sahur sendiri. Bila waktu berbuka tiba, biasanya saya berbuka puasa di kantor.
Ramadhan adalah bulan yang penuh ampunan, penuh berkah, dan penuh pahala berlipat untuk tiap kebaikan yang dikerjakan. Alquran diturunkan pada bulan yang istimewa ini. Selain itu, pada bulan suci Ramadhan terdapat malam yang lebih baik daripada seribu bulan, yakni malam lailatul qadar. Keutamaan dan keistimewaan malam lailatul qadar telah dijelaskan dalam Alquran.
”Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Alquran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (Al-Qadar: 1–5).
Karena itu, sudah semestinya kita bersyukur dengan datangnya Ramadhan. Sudah seharusnya kita meningkatkan ibadah dan kebaikan di bulan suci tersebut. Sebab, kebaikan yang dilakukan pada bulan suci Ramadhan akan dibalas oleh Allah SWT dengan pahala berlipat ganda.
Sayang, kadang masih ada orang-orang yang kurang peduli terhadap gaung bulan suci Ramadhan. Jamak terjadi bahwa di awal-awal Ramadhan banyak toko atau warung makanan yang tutup. Namun, memasuki sepuluh malam kedua, mulai banyak warung makanan yang buka. Bahkan, memasuki sepuluh malam terakhir, kian banyak warung makanan yang tak malu-malu lagi membuka gerainya pada pagi atau siang hari.
Sepuluh malam pertama, masjid-masjid dan musala-musala nyaris penuh terisi oleh jamaah shalat tarawih. Sepuluh malam kedua, shaf-shaf mulai banyak yang lowong. Sepuluh malam ketiga, belanja baju baru di mal dan plaza lebih diutamakan ketimbang iktikaf dan shalat tarawih berjamaah. Masya Allah.
Yang memprihatinkan, di kota besar seperti Jakarta dan Surabaya atau di kota-kota lain masih ada saja tempat hiburan malam atau dugem yang buka pada malam-malam di bulan suci Ramadhan. Masya Allah. Meski razia terhadap tempat hiburan pada bulan Ramadhan telah dilakukan, masih ada saja pengusaha nakal yang nekat membuka tempat hiburannya. Bahkan, masih ada saja praktik prostitusi yang berlangsung pada bulan Ramadhan. Astaghfirullah.
Ayolah saudaraku, Ramadhan ini tidak datang tiap bulan. Apalagi, keistimewaan dan keutamaannya sangat besar. Pahala berlipat dan pintu ampunan dibuka lebar-lebar. So, apa lagi yang membuat mata hati kita tertutup untuk menyambut bulan penuh rahmat ini? Allah SWT sangat menyayangi hamba-Nya dengan membuka pintu tobat-Nya. Jika Allah sayang kepada kita, apakah kita tak bisa sejenak total bermesraan dengan Ar Rahman? Tolong hormati bulan suci ini. Jangan melulu keegoisan dan nafsu duniawi menguasai diri kita. Semoga Ramadhan ini benar-benar melatih kita untuk menjadi hamba Allah yang baik, bukan menghamba pada duniawi yang penuh tipu daya ini.
Marhaban yaa Ramadhan…