Aqiqah Yang Teruji

Terkadang kita merasa jika sedang dalam keadaan lapang, mudah sekali untuk beramal. Lain halnya jika sedang dalam keadaan sempit, mungkin yang ada dalam benak kita jangankan untuk berbagi untuk sendiri saja masih kurang….

Peristiwa ini kami alami beberapa bulan yang lalu, disaat saya baru melahirkan Putri Ke-empat kami. Kebetulan sebelum melahirkan kami memang baru selesai merenovasi kecil-kecilan, rumah petakan yang baru kami beli. Bagi kami walaupun yang direnov sekedar rumah kecil-kecilan, tapi pengeluarannya cukup membuat kami “tersengal-sengal”.

Disambung pula saya harus cuti bersalin selama 3 bulan, yang so pasti pemasukan tidak sama seperti selama saya efektif bekerja. Jadilah kami benar-benar harus berpikir keras untuk mengefektifkan “sisa persediaan yang ada di lumbung”, agar dapat mencukupi kebutuhan kami sekeluarga .

Alhamdulillah lahirlah putri ke-empat kami dengan sehat dan selamat, putri yang sholihah dan cantik, karena ketiga kakaknya kebetulan laki-laki semua. Yang pertama terbersit dalam benak kami sebagai orang tua adalah, “Di aqiqahkan tidak yach”???.

Pertanyaan yang belum pernah terbersit ketika kakak-kakaknya lahir ini ada, karena ketika kakak-kakaknya lahir memang semua diaqiqahkan dan kondisinya berbeda dengan si adik ini. Terutama mengukur kondisi financial saat ini. Jujur, dalam hati saya ada rasa khawatir/ was-was. “saya khawatir kekurangan”….Astaghfirulloh…

Semoga Allah mengampuni….Khawatir jika kami aqiqahkan dana yang ada masih diperlukan untuk kebutuhan yang lain, terutama kebutuhan untuk sekolah kakak-kakaknya yang memasuki tahun ajaran baru, dan masih banyak kebutuhan lainnya. Jika ditunda, siapa yang bisa memastikan kondisinya bisa lebih baik?? Tapi jika tidak kami aqiqahkan ko’ seperti tidak percaya rizki Allah, bahwa Allah pasti akan menggantinya.

Mungkin kondisi ini sesuai dengan apa yang telah difirmankan oleh Allah dalam QS Al-Baqoroh;155, “Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar,”.

Akhirnya bismillah, dengan motivasi dari suami kami berdua memantapkan hati untuk mengaqiqahkan putri kami ini, hanya dengan segenap perasaan tawakkal dan sebait do’a “Semoga Allah memudahkan setiap urusan kami serta memberikan keberkahan serta keikhlasan didalamnya”…

Empat bulan setengah kini usia putri kami, Alhamdulillah hingga detik ini Allah telah mencukupkan kebutuhan-kebutuhan kami sekeluarga…. Sesuai dengan Firman Allah “Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi Rizki yang sebaik-baiknya “ (QS. Saba ; 39).

Rasanya benar juga apa yang dikatakan oleh A’a Gym “yang penting kita bersyukur walaupun kondisinya pas2 an” maksudnya “pas butuh pas ada” . Matematika manusia memang berbeda dengan matematika Allah. Apa yang menurut kita sedikit ternyata menjadi terasa cukup karena Allah menyematkan keberkahan didalamnya.
Teruntuk Putri Sholihahku “Nazha Avivah”…

[email protected]