Baca Quran, sedekah, shalat jemaah di mesjid dan lain sebagainya mungkin biasa dilihat saat bulan Ramadhan. Ramadhan hampir sebulan telah berlalu, sekarang kita berada di penghujung syawal, bulan yang disebut-sebut sebagai bulan kemenangan ini. Tapi sayang kemenangan yang didambakan itu nyaris berlalu begitu saja. Sebab kalau mau merenung, dari sisi kuantitas amalan ternyata bulan syawal tidaklah lebih banyak ibadah yang kita lakukan ketimbang bulan Ramadhan yang lalu.
Teringat beberapa pekan yang silam, salah seorang senior saya Ustad Abdul Manaf Panjaitan MA., mengisi acara halal bihalal yang diadakan oleh perwakilan Al washliyah Mesir. Pada salah satu inti nasehatnya dia berpesan; pertahankan amal yang pernah ada semasa Ramadhan lalu. Pesan itu diawali sebelumnya dengan sebuah pertanyaan muhasabah ; apakah baca Quran kita, tahajjud, sedekah dan aneka ibadah lain yang biasa kita lakukan saat di bulan Ramadhan bisa juga dilakukan di luar Ramadhan.
Ada satu pemandangan yang mengingatkan saya kembali untuk bermuhasabah. Dua hari yang lalu, saat menuju Majelis A’la, saya lupa di mana lokasi tempat tersebut. Karena sudah berulang keliling belum ketemu juga, saya putuskan untuk bertanya. Ada seorang polisi yang tengah duduk di pos penjagaan sebuah bank. Saya hampiri dia, dan bertanya perihal lokasi Majelis A’la tersebut. Dan yang saya dapati, sambil berjaga di pos itu dia sedang membaca al quran.
Pemandangan ini juga mengigatkan saya akan Ramadhan lalu. Terlihat seorang tukang sapu jalanan, setelah ia beres menyeleasaikan pekerjaannya, sambil berdiri diambilnya mushaf kecil dari kantongnya lalu ia pun membacanya.
Sungguh ini mengingatkan saya akan amalan yang berkurang, tidak seperti di bulan puasa yang lalu. Kenapa ibadah kali ini, tidak seringan dulu mengerjakannya ketika bulan Ramadhan. Padahal, bulan Ramadhan, syawal, dzul qa’dah dan yang lain smuanya sama. Hanya saja ibadah saat Ramadhan dilipatgandakan pahalanya.
Shalat berjamaah, bacaan quran, sedekah bukan cuma milik Ramadhan. Bulan mulia itu telah pergi, tapi kemulian amal tak akan pergi. Ia bisa hadir kapan saja dan dimana saja, asal kita ikhlas mengerjakannya. Sepanjang nafas belum sampai tenggorokan, selama hayat masih dikandung badan maka semasa hidup di dunia ini harusnya semangat berlomba kebajikan harus tetap ditanamkan. Agar dunia menjadi ladang amal untuk bekal persiapan di akhirat nanti. Sebab ibadah bukan cuma ada dibulan puasa.
Kairo, qabla shalat subuh