eramuslim.com – Ada kisah menarik yang disampaikan Sayyid Tsabit Al-Bunani, seorang Ta’biin , murid dari sahabat Rasulullah, Anas Bin Malik radhiyallahu’anhu. Dari kisah Tsabit Al Bunani ini dijelaskan bahwa ternyata orang yang sudah meninggal dunia, atau para penghuni kubur membutuhkan kiriman doa dari orang-orang yang masih hidup di dunia, terutama kiriman doa dari keluarganya.
Sayyid Tsabit Al-Bunani dikenal dengan tabi’in yang ahli hadis, istiqomah khatam Al Qur’an tiap semalam, dan suka ziarah kubur. Beliau tinggal di Basrah, Irak dan wafat pada Tahun 127 H dalam usia 86 tahun. Dalam Kitab Al-Mawaidh Al-Usfuriyah, Imam Muhamand Bin Abu Bakar mencantumkan sepotong kisah tentang Tsabit Al Bunani ini, saat bermimpi dan memasuki alam kubur . Mimpi tabi’in salah satu karomah yang diberikan Allah kepada Tsabit Al Bunani.
Dikisahkan bahwa Tsabit Al Bunani tidak pernah tertidur tiap Ziarah kubur kecuali beberapa malam saja. Dan pada suatu waktu ia bermimpi. Mimpi yang dialaminya adalah memperlihatkan bahwa semua ahli kubur keluar dari kuburannya.
Di mimpi tersebut, Tsabit Al Bunani melihat mereka keluar dengan pakaian mewah dengan wajah bersinar. Mereka diberi nampan berisi aneka makanan. Namun, di tengah-tengah mereka terlihat seorang pemuda yang acak-acakkan. Wajahnya pucat, bajunya compang-camping. Air matanya menetes. Ia juga tidak terlihat membawa makanan sebagaimana yang lain.
Semua ahli kubur kembali ke kuburan masing-masing dengan wajah berseri-seri. Mereka pada bahagia. Kecuali pemuda ini, ia pulang dengan kepala merunduk dan pucat pasi. Melihat ada hal yang berbeda pada pemuda tersebut, Sayyidina Tasbit menyapa dan bertanya padanya, “Hei Pemuda, siapa engkau sebenarnya? Mereka terlihat membawa hidangan dan kembali dengan suka cita, sedangkan engkau tidak menemukan makanan. Engkau pulang dengan dengan tangan hampa, penuh duka cita.
Apa jawaban si pemuda itu? Inilah ungkapan pilunya: