Ternyata ALLAH telah menegur saya agar saya sadar bahwa manusia itu tempatnya lupa dan lemah. Tidak ada satu orangpun yang tidak pernah luput dari sifat lupa. Jangankan perkataan (apalagi perbuatan), terbersit sedikit saja rasa sombong dalam hati sudah langsung diketahui dan diperhitungkan oleh Zat Yang Maha Adil.
Ternyata kejadian “makan permen” belum menyadarkan saya untuk menjaga kebersihan hati.
Peristiwa kedua meninggalkan bekas luka di tangan saya dan mempengaruhi aktivitas saya sehari-hari. Suatu hari saya berkunjung ke rumah kakak. Saat itu saya sudah ‘telat’ 3 minggu tapi saya belum memeriksakan kandungan ke dokter karena saya dan suami berencana memeriksakannya minggu depan. Kehamilan ini adalah kehamilan pertama saya sejak pernikahan kami 3 bulan yang lalu.
Pada waktu maghrib saya mengambil air wudlu di kamar mandi. Lagi-lagi……terlintas dalam hati pemikiran yang menjurus kepada kesombongan, “Kenapa ya banyak orang hamil yang jatuh di kamar mandi? Saya kayaknya gak bakalan deh! Saya kan orangnya hati-hati.”
Dalam hitungan detik ALLAH langsung menunjukkan kekuasaan-NYA dan menegur saya dengan kejadian yang dahsyat. Saat itu saya merasakan ada aliran listrik yang mengenai tangan kanan saya disertai dengan bunyi keras benda jatuh. Rupanya wastafel atau tempat cuci tangan pecah dan berserakan di lantai.
Saya sangat terkejut dan berusaha mencari-cari benda elektronik yang telah “menyetrum” tangan saya. Saya tidak menemukan benda yang saya cari namun mata saya tertuju oleh warna merah (darah) yang telah membasahi dan memenuhi pakaian yang saya kenakan saat itu.
Saya berteriak histeris sehingga menyebabkan anggota keluarga berhamburan mendekati kamar mandi dan meminta saya untuk membukakan pintu. Dalam keadaan yang sangat panik saya tidak mampu melakukannya. Dalam hati saya terlintas pemikiran, “Inikah saatnya ajal saya datang?”. Saya khawatir urat nadi saya terputus. Saya berusaha menenangkan diri dengan beristighfar.
Alhamdulillah karena rahmat-Nya saya sadar bahwa tangan kiri saya masih berfungsi dengan baik. Dalam keadaan gemetar saya berhasil membuka pintu.