Oleh : Zulfikar S. Dharmawan Manusia diciptakan dalam bentuk yang sempurna. Salah satu kesempurnaan yang Allah berikan adalah pada tangan kita. Ya, tangan yang sehari-hari kita gunakan. Tangan mengandung unsur mekanika yang begitu sempurna. Begitu sempurnanya, sampai-sampai tangan menjadi inspirasi dalam bidang rancang bangun. Tangan yang begitu kecil dibandingkan dengan tubuh kita secara keseluruhan, dapat mengangkat beban yang beratnya jauh melebihi tangan bahkan tubuh kita sendiri. Kekuatan tangan kita gunakan untuk mengangkat beban. Tangan menjadi inspirasi bagi persendian engsel dalam rancang bangun. Tangan pun menjadi inspirasi dari beberapa alat bantu mekanika lain.
Begitu susah untuk mendesain suatu tangan, ketika manusia berusaha pertama kali membuat tangan-tangan buatan. Didapat bahwa persendian tangan manusia mempunyai gerakan yang hampir tidak terhitung jumlahnya. Setiap hari kita melakukan gerakan yang hampir tidak terhitung, yang mana semua gerakan itu ada yang sifatnya refleks atau dalam hitungan detik dan ada yang memang kita inginkan untuk bergerak.
Koordinasi dari tangan dengan bagian lain dari tubuh kita gunakan untuk berbagai pekerjaan sehari-hari. Tangan dapat kita putar sehingga bisa untuk membuka sesuatu, seperti pintu, jendela, dan lain-lain. Gerakan tangan pun begitu fleksibel dengan berbagai persendian yang terdapat padanya. Kita dapat bergerak dengan leluasa. Kita dapat leluasa menulis baik dengan pena maupun dengan keyboard. Saat penulis, melakukan kegiatan menulis ini pun menggunakan tangan untuk mengetik pada keyboard. Betapa murah hatinya Allah memberi kita berbagai kemudahan dalam melakukan gerakan-gerakan seperti mengangkat, mendorong, menarik, memutar, dan lain sebagainya.
Bukan hanya itu saja! Allah juga memberi kita indera peraba yang paling peka pada kedua jari-jari atau ujung dari tangan kita. Apa yang terjadi jika kita tidak bisa merasakan sesuatu. Apa yang terjadi jika suatu benda yang tajam tidak terasa tajam, tentu setiap hari badan kita akan terluka-luka. Apa yang terjadi jika seorang yang tidak mempunyai penglihatan tidak dapat meraba daerah sekitarnya. Jika ia tidak mempunyai tangan, bagaimana ia akan menggunakan tongkatnya untuk mencari jalan?
Dengan tangan kita pun dapat melakukan komunikasi. Bahkan kadang gerakan tangan merupakan bahasa yang universal. Kita berjabat tangan merupakan tanda universal bahwa kita memberikan pesan perdamaian. Kita menadahkan tangan merupakan tanda meminta, kita memberi pun dengan gerakan tangan. Seorang yang tuli pun dapat menggunakan gerakan tangan untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Berbagai kegunaan dan kemudahan telah Allah berikan melalui tangan yang Ia ciptakan untuk kita. Bagaimana kita memanfaatkan maha karya Ilahi ini? Tentu dengan sebanyak mungkin menggunakan demi kemaslahatan kita bersama. Lalu seperti apa yang terjadi sekarang, apakah kita sudah melakukan itu? Hmmm… belum sepenuhnya. Kita masih melihat mereka yang menggunakan tangan untuk mencuri. Kita masih melihat mereka yang menggunakan tangannya untuk menyakiti orang lain. Kita masih melihat mereka yang menggunakan tangan menindas orang yang lemah. Kita masih melihat tangan yang digunakan untuk korupsi. Kita masih lihat tangan-tangan berbuat jahil. Kita masih banyak melihat tangan yang menengadah di bawah, tapi tangan yang di atas sama sekali tidak memberi.
Apa yang terjadi jika suatu karya seni tidak digunakan semestinya? Tentu sang pembuat akan merasa terhina dan merasa bahwa apa yang telah dibuatnya telah diselewengkan. Apalagi Allah, Sang Pencipta, yang telah menciptakan tangan dengan sempurna. Bisa kita lihat balasan orang yang tidak mensyukuri tangannya pada ayat berikut:
“Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Maka barangsiapa bertaubat (di antara pencuri-pencuri itu) sesudah melakukan kejahatan itu dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qur’an Al-Ma’idah:38-39)
Allah tetap memberi kita wadah untuk memperbaiki diri. Marilah kita bertobat, dan kita syukuri nikmat yang Allah telah berikan melalui kesempurnaan tangan ini untuk membantu sesama. Wallahu’a’lam bishshawab