Mencari istri untuk dijadikan Bidadari, sudah 27 Nama Gadis di tabel Excel Komputer Butut si Dudung. 27 Lembar Biodata Dudung sudah dibaca Akhwat, ada akhwat yang menolak pada tahap Biodata, Ada yang menolak tanpa alasan, tapi sebaliknya, ada juga yang Dudung tolak setelah bertemu dan bertaaruf di depan Guru Ngajinya.
Dudung mengenal Beberapa akhwat calon bidadarinya dari Dunya Maya Multiply, FS dan Terakhir FB, sebagian lagi dari sang Murabbi, Guru ngaji, serta teman-teman yang menawarkan Biodata. Namun semuanya Gagal, kesuksesan yang tertunda. berikut ini salah satu kisah dari 27 Biodata Akhwat yang didatangi Dudung saat pertemuan di Rumah Sang Akhwat yang baru dikenal Dudung dari selembar Biodata kiriman teman akrabnya.
Karena sebelumnya berkali-kali gagal berkenalan di FS dan Multiply, lalu kopi darat dengan Akhwat. karena sang akhwat itu diganjal Ortu Harus Menamatkan Kuliahnya terlebih dahulu, sedangkan Dudung tak mau menunggu, karena godaan wanita sudah menggebu.
Ada Juga Akhwat berkenalan di Multiply, yang sedang terikat ikatan Dinas, dengan bantuan teman perantara, taaruf batal lanjut, sehingga juga harus menunda sekian tahun.
Dudung berfikir "Kalau masih terlalu lama menunda, buat apa gue taaruf pra-nikah dengan akhwat yang masih menunda sekian lama, yang sangat rawan disusupi benih cinta sebelum waktunya. Dan menutup bisa pintu akhwat lain yang mungkin lebih baik mutunya"
Berikut ini persiapan taaruf dudung ketika akan bertemu calon akhwat ta’aruf yang ke-27, Dudung mengadu dan bermusyawarah dengan abangnya Bang Kampleng,
"Bang, Besok gue mau taaruf nih" kata dudung
"oh ya, terus?" kata kampleng
"gini Bang, pegimane pendapat abang, kalau Saat taaruf gue mau bilang jumlah Penghasilan atau Gaji, gue khawatir ntar itu Akhwat menyangka Gue menuduh dia cewek "matre", lagi pula bapaknya dan guru ngajinya ada di situ, soal Gaji kan rahasia ya bang?" Kata Dudung
"ah biasa aja Dung, bisa jadi si akhwat juga akan malu bila menanyakan Soal gaji, karena dia takut disangka cewek matre" kata Kampleng
"terus gimane dong?" kata Dudung dengan kening berkerut, wajah bingung
"emangnye elu naksir akhwat kayak apa sih, Dung?"
"Ini Bang fotonye, tapi abang jangan Naksir ye" Dudung menyodorkan kertas Biodata ke Abang Kandung atu-atunya.
"Lumayan Dung, dari roman wajahnya kelihatan sehat, matanya bersinar" Kata Bang Kampleng "Bersinar? Emangnye lampu neon" Kata Dudung sambil bercanda "iye maksuknya dari matanya kelihatan sehat, itulah sebabnya aurat wanita tidak boleh dilihat kecuali muka dan tangan, soalnya kite bisa menilai kesehatan dengan meilihat roman muka, sinar mata dan tangan, kalau permukaan kuku tangannya kelihatan tidak rata bisa jadi suatu tanda kurang sehat,
Dung, eits..ntar dulu…Disini tertulis, pemahaman agama masih sedikit, masih tahap belajar baru ngaji, umur 21 tahun…, jilbab belum lebar, dan ngga mau dipoligami.. Mencari ikhwan yang siap jadi Imam, membimbing anak, istri dan keluarga, Boleh Dung.. lumayan kalau menurut pendapat ane.." kata Kampleng
"tapi Bang katanya, kita utamakan pilih yang baik agamanya, dia belum begitu baik Bang, baru ngaji, jilbab masih gaul, walapun pakaiannya nggak ketat- ketat amat" "yah elu Dung, ada sih yang agamanya bagus tapi dia 10 tahun lebih tua dari elu mau Dung?" kata Kampleng
"ya kagak lah Bang, Umur gue baru 23, masa punya bini umur 33? Kata Dudung.
“elu kudu realistis Dung, kalau mau yang agamanya agak bagus biasanya sudah pada agak tua, dan otomatis nggak secantik foto ini gadis, emang sih menurut hadits nabi : Perempuan itu dinikahi karena empat hal, yaitu: harta, keturunan, kecantikan, dan agamanya. Dapatkanlah wanita yang taat beragama, engkau akan berbahagia.* nah elu mau nyari nyang cantik dan agamanya sudah jadi bagus, ye susah elu mau taaruf 500 kali ape ” kata Kampleng “Iye juga ye Bang, kok abang pinters sih? hehe” kata Dudung
———-
keasyikan ngobrol tidak terasa langit mulai berwarna kuning kemerahan tanda waktu maghrib segera tiba, Dudung dan Kampleng bergegas mengambil wudhu, berjalan cepat menuju masjid bercat putih, di dalam, mereka berdua berlomba meraih mikrofone agar bisa adzan mengejar pahalanya yang besar menyeru atau berdakwah lewat adzan. Kampleng yang berhasil meraih mikrofone.
Sementara Dudung duduk menjawab adzan, sambil berdzikir dan berdoa agar dibangunkan shalat tahajjud.
Dan ternyata benar, Doa antara adzan dan iqamat akan lebih maqbul, Allah memerintahkan malaikat untuk membangunkan Dudung pada jam 3 pagi. setelah tahajjud Dudung berdoa meminta jodoh saat taaruf besok lalu membaca doa tahajjud rasul:
Ya Allah,
bagi Mu segala puji,
Engkau penegak langit, bumi dan apa yang ada padanya.
Bagi-Mulah segala puji,
kepunyaan Engkaulah kerajaan langit, bumi, dan apa yang ada padanya.
Bagi-Mulah segala puji,
Engkaulah Pemberi cahaya langit dan bumi dan apa saja yang ada di dalamnya.
Bagi-Mulah segala puji,
Engkaulah Penguasa langit dan bumi.
Bagi-Mulah segala puji,
Engkaulah Yang Maha Benar,
janji-Mu itu benar,
bertemu dengan-Mu adalah benar,
firman-Mu adalah benar,
surga itu benar,
neraka itu benar,
para nabi itu benar,
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam itu benar,
kiamat itu benar.
Ya Allah,
hanya kepada-Mulah saya berserah diri,
kepada-Mulah saya beriman,
kepada-Mu saya bertawakal.
Kepada-Mu saya kembali,
kepada-Mu saya mengadu, dan
kepada-Mu saya berhukum.
Maka, ampunilah dosaku yang telah lampau dan yang kemudian,
yang saya sembunyikan dan yang terang-terangan,
dan yang lebih Engkau ketahui daripada saya.
Engkaulah yang mendahulukan dan Engkaulah yang mengemudiankan,.
tidak ada tuhan melainkan Engkau,
atau tiada tuhan (bagiku) selain Engkau***."
Esok Paginya,
Matahari cerah menyilaukan, Pukul 7:15 Dudung shalat Dhuha memohon rizqi halal dan berkah, lalu langsung berangkat ta’aruf ke rumah Lia Amalia, akhwat calon istrinya.
singkat cerita, setelah berbasa basi, diantara para hadirin, ada ayahnya Lia, Guru ngajinya Lia, dan Dudung dengan jantannya datang sendirian menghadapi keluarga Lia, di ruang tamu, semua duduk bersila, di atas karpet merah menyala.
Dudung menjelaskan bahwa gajinya Rp…. Juta Per bulan, “apakah Lia bersedia hidup dengan suami dengan standard dan gaya hidup segitu?”
“hhmm… saya sih tidak memandang penghasilan mas Dudung, yang penting saya mempunyai suami yang shalih, yang otomatis senang bekerja” Jawab Lia
—–
Sampai pada pertanyaan penting "apakah mas Dudung mengizinkan saya bekerja jadi PNS atau Karyawan swasta?" Tanya Lia
"hmm, pada dasarnya Islam tidak melarang istri bekerja asalkan tidak menimbulkan fitnah, dan mendapat izin suami" jawab Dudung dengan diplomatis
Si Dudung sebenarnya ingin bertanya soal rahasia pribadi lainnya, tapi nggak enak sama Guru ngajinya si Lia. “ah nanti saja lah pertemuan taaruf berikutnya” dalam hatinya Dudung.
Setelah sekian lama memeriksa dan saling bertanya biodata Dudung Pamit pulang, bersalaman dengan Calon Ayah Mertua, tiba-tiba
“eh mas Dudung, tunggu dulu” teriak Ayahnya Lia. Dudung balik lagi dan semua kembali bersila
“ini ada pertanyaan yang terlupa, Lia, kamu saja yg bicara ” kata sang calon Mertua
"ini mas,… apakah Mas Dudung akan berpoligami?" tanya Lia
"oh itu, saya tidak pernah punya niat berpoligami, walaupun dalam Islam Boleh menikah sampai empat istri,saya tidak akan mengharamkannya, tapi juga tidak menganjurkan, kalau ada orang lain berpoligami menjadi solusi, silakan saja asalkan adil , itukan urusan pribadi mereka, sekarang saya merasa nggak bisa adil, bagi saya jadi satu istri cukup" Jawab Dudung yang lagi-lagi diplomatis panjang lebar sekalian menunjukkan pengetahuan Ilmu agamanya.
——
Dudung Pamit, Berjalan dengan cepat dan tegap seperti biasanya, dia terus berusaha mencoba mencontoh cara jalan Nabi.
Setiba di rumah, Bang Kampleng menyambut Dudung, “gimana Dung?”
“wah lumayan bang ta’arufnya lancar, gue bisa menjawab pertanyaan dengan mantap, nggak grogi seperti ta’aruf sebelum-sebelumnye” kata Dudung.
“o Gitu, bagus deh, tapi elu suka kan sama dia?”
“suka bang” jawab Dudung.
“nah gitu, yang penting elu suka, jadi elu bakalan siap menerima segala kekurangan dia di kemudian hari, karena ada ayat: nikahilah wanita-wanita (lain) yang kamu sukai dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja**” kata Kampleng.
“betul bang”
Dudung menunggu hasil ta’aruf, dia berdoa semoga berhasil, diterima begitu biar langsung khitbah (melamar) kalau sudah tahu kelebihan dan kekurangan. Melihat bahasa tubuh Lia dan keluarganya sih, Dudung merasa diterima. Kira-kira 3 hari lagi, Dudung akan dikabari lewat sms dan email oleh pihak Lia.
3 Hari Kemudian
HP Dudung Tertulis “1 pesan diterima”, Dudung segera bergegas, langsung menekan tombol “baca”. Disitu tertulis pesan “saya menyukai mas Dudung, orang tua saya setuju-setuju saja, tapi saya pikir-pikir dulu mas, ”
Dudung berkata dalam hati “yah.. terpaksa ta’aruf lagi sama yang lain, cape deh..“
Penulis : http://ideanas.multiply.com
———————————–
*Dari Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu ,Muttafaq Alaihi dan Imam Lima.
** QS An Nissa: Ayat 3
*** Hadits Doa Tahajjud dari: Ibnu Abbas