Ibarat buku terbuka siapapun bisa membacanya, begitu juga dengan kondisi sekarang bagi Rusia, siapapun bisa datang dan belajar pada Rusia.
Negari tirai besi di jaman Uni Soviet dulu, kini tinggal kenangan, Uni Soviet telah terkubur dalam sejarah pedaban manusia! Namun jangan lupa ada pewaris syahnya, yaitu Rusia.
Rusia di jaman Uni Soviet beda dengan era sekarang ini, Rusia sekarang lebih terbuka dan menerima demokrasi dengan tangan terbuka, tapi teta dengan menghargai sejarah masa lalunya.
Gedung-gedung peninggalan Uni Soviet tetap terpilhara, terjaga, apa lagi yang bernilai sejarah! Demi pembangunan yang berkelanjutan, Rusia tidak membabibuta menghantam, menggerus atau menggusur peninggilan masa lalunya.
Mereka sangat menghargai sejarahnya. Maka jangan heran kalau anda menemukan sebuah sketsa lukisan berukuran 3×4 cm, 4x4cm, 4x6cm, postcard karya pelukis terkenal Rusia di abad 19 yang sekarang sedang di pamerikan di gallery Tretyakovskaya yang lokasinya berhadapan dengan Park Culture di Golden Ring Moskow.
Anda mungkin menganga atau terkagum-kagum seperti saya, ketika melihat sketsa lukisan tadi, lukisan karya Isaac Levitan (1860-1900), kalau yang berjiwa seni mungkin mengaguminya dari seni itu sendiri, dari lukisannya.
Nah saya mengagumi dari sejarahnya, bayangkan saja sketsa sekcil itu sudah tersimpan kurang lebih 150 tahun! Ini kan kecil banget, tapi mereka mampu menyimpan sedetil itu !
Banyak yang dapat kita pelajari di Rusia, negeri yang begitu luas, bahkan terluas di dunia telah melahirkan karya-karya beasr di berbagai bidang, mulai dari tehnologi ruang angkasa sam pai seni dan budaya, ternyta semua itu berasal dari hal-hal kecil yang kelihatannya sepele, tapi telah menjadi kebiasaan yang amat baik yang terus saja dipelihara sampai saat ini, apa itu? Tiada lain menghagai sejarah masa lalu.
Rusia sangat menghargai masa lalunya, betapapun buruknya masa lalu tersebut! Apa lagi masa lalu yang baik, peninggalan sejarah tak dibiarkan hilang begitu saja, apa lagi yang berbentuk karya arsitektur masa lalu. Peninggalan masa lalu hanya boleh dipugar atau direnovasi, namun tak boleh dirubah dari masa lalunya, harus tetap dibiarkan seperti semula sesuai dengan kondisi saat dibangun, baik warna cat atau motifnya.
Menghargai sejarah belajarlah pada Rusia, banyak anda temukan peninggalan sejarah yang ada di Rusia dan tetap terpilahara sampai saat ini. Terkadang saya tak habis pikir melihat pembangunan di negara kita, khususnya di ibu kota Jakarta, karena alasan pembangunan betapa banyak peninggalan-peninggalan sejarah masa lalu hilang lenyap begitu saja, tanpa dan sukar dicari lagi penggantinya.
Mungkin anda masih ingat, kejadian surat saktti Supersemar( Surat perintah sebelas maret ) entah ada di mana surat tersebut yang aslinya berada?
Bayangkan surat yang begitu penting bagi sejarah modern Indonesia sampai saat pihat negara, dalam hal ini pemerintah tak ada yang tahu di mana surat itu berada? Padahal Supersemar itu menjadi alat bukti yang paling otentik adanya peralihan sejarah, dari masa Orde Lama(Soekarno) ke masa Orde Baru(Soeharto), tapi anehnya belum sampai setngah abad surat itu tak tahu ada di mana, para ahli sejarah juga kebingungan di buatnya.
Itu baru satu sisi, sudahan bangunan-bangunan yang terletak pada awalnya dipinggir jalan yang bernilai sejarah, bisa saja disingkirkan begitu saja demi dibangunya mall atau pusat-pusat pertokoan. cagar budaya yang dulunya di jaga dengan baik, namun karena lagi-lagi alasan pembangunan bisa tergerus dan tergusur.
Mungkin anda bila ke Eropa atau ke Rusia sampai saat ini masih bisa menemukan tremway, namun coba lihat di Indonesia, jangan-jangan relnya juga sudah tak, kalau tak salah di Jakarta jaman dulu ada tremway. Dan itu sebenarnya bisa dijadikan obyek wisata yang menarik bagi generasi dibelakangnya dan jangan-jangan mereka ingin naik dan merasakan bagaimana rasanya naik tremway, bukan kereta, kereta lain lagi ceritanya!
Ingat sepeda ontel, nah coba itu, itu sudah menjadi nilai sejarah sendiri. Jadi jangan karena alasan pembangunan gedung-gedung bersejarah, masjid-masjid tua di berhangus begitu saja. saya jadi teringat masjid tua di Marunda, masih adakah? Ituloh yang berada di dekat rumah Si Pitung, si Banteng Betawi, masih ada tidak?
Jangan- jangan habis tergerus oleh erosi pantai dan diamkan begitu saja oleh pemerintah Jakarta, tak ada usaha untuk memperthankannya dengan di buat semacam "benteng" atau tetap tegak berdiri! itu peninggalan sejarah yang harus dipelihara, agar generasi mendatang tahu bahwa di situ ada peninggalan mesjid bersejarah yang sudah berabad-abad! Jangan dibiarkan saja sampai sang ombak laut menelannya mentah-mentah!
Masih ingat kasus majis "embah priok" yang entah alasan perluasan pelabuhan, mau seenaknya saja di gusur dan dihilangkan bahwa di situ ada masjid dan pesantern! Untung masyarakat bertindak dan berani melawan petugas yang tak ngerti sejarah, mereka sepertti robot, yang tak mau berpikir bahwa itu bukti sejarah, mau main menghancurkan saja.
Yang jadi atasnyapun main perintah saja, tak mikir bahwa itu tempat bersejarah bagi ummat Islam yang ada di tanjung Priok khusunya dan pada masyarkat Betawi umumnya! Apa yang terjadi korban jiwa, untungnya pemerintah pusat cepat tanggap dan akhirnya dapat direda.
Hal tersebut mestinya tidak terjadi, kalau semua pihak menghargai sejarahnya sendiri, sejarah bangsanya sendiri, sejarah masa lalu! Makanya Bung Karno sampai mengatakan" Jangan sekali-kali melupakan sejarah(Jasmerah)!" Orang sering melupakan sejarah tidak akan menghargai sejarah dan akan dimakana oleh sejarah, karena sejarah akan berulang!
Makanya saya suka malu melihat Rusia, walau pemabngunan berjalan pesat, namun gedung-gedung masa lalu tetap di biarkan, dipelihara dengan baik. maka bila anda ke Moskow, Rusia anda dapat menemukan banyak segala gereja-gereja tua yang tetap berdiri tegak ditengah-tengah gedung yang modern dan itu sering terdapat di tempat-tempat yang strategis, diperempatan jalan misalnya. Jadi anda bisa menemukan bangunan tua yang terbuat masih dari kayu dua lantai di tengah-tengah gedung yang modern di Rusia! Coba itu.
Atau anda jangan heran bila masih menemukan catatan tentang pelukis terkenal di Rusia, Isaac Levitan, yang hidup di abad 19, tepatnya 1860-1900, catatan tentangnya masih ada tertanggal 11 Maret 1984 dikertas lecek tapi masih tersimpan dengan baik, bahkan dipamerkan di gallery seni Tretyakov yang di Jalan Goldeng ring, Moskow, Rusia.
Mungkin juga kita tebengong-bengong melihat sketsa lukisan berukuran pas foto, 3×4, 4×4, 4×6, poscerd dan sebagainya yang masih terseimpan dengan baik dan utuh, padahal itu sudah berusia kurang lebih 150 tahun!
Benar-benar sangat menghargai sejarah, anda bisa membyangkan itu betapa kecilnya ukuran sketsa itu, tapi masih mereka simpan! Ya ampun… bandingkan dengan dengan kita, yang betapa mudahnya menghancurkan atau menghilangkan bukti-bukti sejarah masa lalu.
0ya, saya jadi ingat pada seorang Profesor Rusia yang pernah bertemu Bung Karno di tahun 1960an dan ada berita tentang Bung Karno di Rusia, apa yang dilakukannya? Koran yang telah berusai 40 tahun lebih masih disimpan dirumahnya secara pribadi, bayangkan Koran usianya sudah lebih 40 tahun masih disimpan!
Ada lagi, komuniskan sudah hancur, yang dihancurkan hanya patung pendiri KGB, lambang-lambang komunis tetap terpilahara dan tetap terjaga, bahkan di dekat WDNH ada patungnya yang besar sekali malah dipugar dan direnovasi menjadi lebih bagus lagi dengan lambangnya lengkap, mereka tidak takut dengan simbol! Bandingkan dengan Indonesia, dengan simbolpun takutnya bukan main! Padahal komunisnya sudah hancur dan tak laku di jual di masyarkat modern sekarang. Lagi pula siapa yang mau jadi komunis? Sebuah idiologi yang tak menghatgai hak milik individu, semuanya milik negara, siapa mau? Saya yakin tak ada, kecuali orang-orang yang dendam dengan Orde Baru, terutama sanak keluarga yang terbantai itu.
Jadi jangan karena alasan pembangunan tempat-tempat atau gedung bersejarah dihancurkan begitu saja, pembangunan bisa kok berjalan terus tanpa mengganggu gedung-gedung bersejarah, negara-negara Eropa, termasuk Rusia bisa melakukan itu, mengapa Indonesia tidak? Ayolah, Indonesia kaya dengan sejarah masa lalu, pertahankan itu, agar generasi mendatang bisa membanggakan karya bangsanya di masa lalu.
Semoga kasus yang di Priok itu tak terjadi lagi,semoga kasus Supersemar tak terulang lagi, semoga masjid di pantai Marunda tetap berdiri walaupun ada pembanguna perluasan pelabuhan Tanjung Priok, semoga masjid Pangeran Jayakarta tetap terpilihara dan berdiri kokoh.
Kalau suatu bangsa tidak menghargai sejarah bangsanya sendiri, loh bagaimana bangsa lain menghargai bangsanya? Bangsa sendiri acauh tak acuh pada sejarahnya sendiri, masa bangsa lain mau menghargainya? Jika bangsa kita tak menghargai karya bangsanya, siap-siap bangsa ini ditelan kehancuran demi kehancuran, karena tak pernah belajar dari sejarah!
Lalu apa hubungannya dengan keimanan kita dengan sejarah? Wah banya sekali:
Pertama, dengan menghargai sejarah kita bisa belajar dari sejarah masa lalu, yang baik ambil, yang buruk, kita singkirkan jauh-jauh. Karena tidak suatu bangsa atau individu yang tak memiliki masa lalu dan masa lalu ada yang baik dan ada yang buruk. Ada kelebihan dan kekurangannya. Yang lebih dipertahankan, yang kurang dilengkapi, begitu seterusnya.
Kedua, jangan lupa Islam pernah punya kejayaan, salah satunya adalah dengan majunya peradaban Isalm di Andalusia, Cordoba di Spanyol yang memakan waktu tak kurang dari 700 tahun, 7 abad! Lalu kemana peradaban Islam itu sekarang di Spanyol? Sekarang hnaya tinggal puing-puimh atau museum-musiumnya saja, seandainya ada masjidpun, mungkin tinggal hanya museum, tidak berfugsi sebagaimana mestinya. Jangan lupakan sejarah Islam itu! Dan sekarang di Sapnyol yang nya kerjaan Islam, sekarang di isi mayoritas palangis!
Ketiga, sekarang sedang ada usaha dari pihak” tangan-tangan” kotor yang mengecilkan peranan dan sejarah ummat Islam di Indonesia, dengan mengerus, menggusur dan menghilangkan jejak ummat Islam di Indonesia, slah satunya dengan menghilangkan masjid-masjid kuno, ingat kasus masjid “embah priok” untungnya saja gagal, setelah rakyat yang Islam melawan petugas yang gak ngerti sejarah Islam!
Keempat, coba lihat ada berita baru yang datang dari pihak luar, yang jelas-jelas menulis bahwa ummat Islam terbanyak adalah Pakistan, padahal itu baru akan terjadi di tahun 2030 mendatang! Tapi sudah dihembuskan sejak sekarang ini!!! Apa itu artinya? Ya apa lagi kalau bukan ingin menghilangkan jejak ummat Islam di Indonesia yang sekarang ini adalah mayoritas atau terbesar sejagat! Memang sih, ummat Isalam tak akan lenyap dari dunia, tapi siapa yang menjamin ummat Islam tetap berada dan jaya di Indonesia? Ingat kasus Spanyol, jangan lupakan itu!
Kelima, belajar sejarah dari Rusia, kita ambil yang baiknya, salah satunya adalah sekarang di Moskow sedang dibangun masjid terbesar di Eropa, di dekat gedung Olimpic(Olimpiade) itu adalah masjid kuno yang dipugar dan diperluas, insya Allah selesai tahun 2012 mendatang!
Nah kalau di Rusia negara ex komunis sedang giat membangun masjid, nah di Indonesia yang mayoritas Islam, sekarang anda lihat sedang “diserbu” dengan pembangunan tempat ibadah palangis di tempat-tempat strategis di kota-kota besar dan di lingkungan pedesaan yang disitu warganya muslim! Mereka menyebut muslim, paranoid! Karena takut ummat Islam dimurtadkan!
Keenam, ayo baca dan pelajari sejarah Islam, sekarang saja negara-negara Islam di Timur Tengah sedang diacak-acak! Coba lihat Irak, Afganistan, Palestina, Sudan, Tunisia, sekarang sedang giliran Mesir. Terlepas permerintahan yang diktator atau apa, yang jelas dengan alasan demokrasi negara-negara Islam sedang digerus dan digusur! Indonesia hati-hati, Indonesia negara Islam terbesar di dunia sedang “di intip” Dan dengan era reformasi sekarang, telah banyak berdiri tempat-tempat ibadah di lingkungan muslim yang bukan Masjid! Dalam jangka panjang, entah 50 atau 100 tahun mendatang jangan-jangan negara Islam yang mayoritas di Indonesia akan lenyap dari peta dunia!
Ketujuh, mari belajar sejarah dan membaca sejarah Islam, seringkas apapun, agar kita, ummat Islam, dapat dibodohi oleh pihak lain. Jangan lupa sekarang pihak lain sedang membuat bangunan yang mercusuar, yang besar-besar sekali. Lihat di Kemayoran, Lihat di Maluku, lihat-lihat dan lihat di tempat lainnya, yang dulunya lingkungan Muslim dan tak pernah ada tempat ibadah pihak lain, sekarang seperti menjamur dan itu memang pola mereka! Jangan-jangan masjid akan tenggelam oleh bangunan pihak lain yang memang berduit dan punya dana!
Nah itulah pentingnya belajar sejarah atau membaca sejarah Islam. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai peninggalan sejarahnya dan manusia bisa selamat dari kerusakan budaya karena belajar dari sejarah dan suatu bangsa bisa selamat dari bahaya kehancuran juga dari sejarah! Begitu juga ummat Islam, bila tak menghargai sejarah Islam itu sendiri, siap-siap mengalami kehancuran! Ah omong kosong, nah yang bicara begitu, tak ngerti sejarah!