Belajar dari Onta, mungkin banyak yang kurang memperhatikan bagaimana kisah seekor onta saat bekerja, berjalan dan mengangkut barang. Sungguh luar biasa, ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dari binatang yang kelihatan tak pernah muda, wajahnya memeles dan selalu kelihatn tua, tapi kesabarannya telah membuat manusia bergantung padanya, terutama di daerah padang pasir atau di daerah-daerah yang bergurun, seperti gurun Sahara, gurun Kalahari, gurun Gobi dan lain-lain. Melalui artikel singkat ini, saya ajak anda untuk belajar pada Onta.
Hari ini saya ajak anda naik onta di Moskow. Loh kok di Moskow ada onta, bukannya onta adanya di padang pasir sana? Mungkin ada pertanyaan semacam itu. Benar juga sih, selama ini kan yang diketahui masyarakat luas itu onta adanya di padang pasir atau di gurun Sahara, di benua Afrika sana. Namun jangan lupa, disebelah selatan Rusia berbatasan dengan negara-negara Uzbekistan, Turkmenistan, Kajastan, Cina dan lain-lain. Di negara tetangganya itu ada juga onta.
Oya, onta di Rusia biasanya digunakan untuk pertunjukan cirkus, di tempat cirkus yang dikelola sangat profesional di dekat Metro Yugojavadnaya atau yang di cirkus sentral onta sering digunakan. Nah kalau dimusim panas onta tadi obyekan untuk masyarakat, karena biasanya pertunjukan cirkusnya libur, libur musim panas. Nah coba, pemain cirkuspun ada liburannya, mereka memang sangat menghargai hak-hak buruh atau karyawan. Bahkan ada hari raya khusus karyawan, itu loh hari buruh internasional setiap tanggal 1 Mei, di hari itu mereka, karyawan, libur.
Bayangkan dengan kita, Indonesia, hak-hak karyawan bahkan dikebiri, ngelamar kerjaanpun sekarang banyak yang sampai tega-teganya menahan ijazah asli sang pegawai dan repotnya lagi sistem kontrak, yang membuat sang pengusaha sewenang-wenang terhadap karyawan, yang kapan saja bisa di PHK tanpa pesangon, dengan alasan pegawai kontrakan! Dan yang membuat lebih prihatin lagi, ngelamar kerjaanpun harus pakai pihak ketiga! Aneh-aneh aja. Kapan nih direalisasikan janji-janji kampanye bahwa akan dihapus sistem kontrak yang sangat merugikan karyawan itu?
Nasib orang rakyat kecil dimana-mana sama, dibuat nelangsa. Undang-undang tenaga kerja yang ada sekarang membuat karyawan yang tadinya sudah bahagai karena bila sudah lama menjadi pegawai akan diangkat menjadi pegawai tetap, nah sekarang menjadi menderita, karena mereka bukan diangkat malah di PHK! Orang yang sudah bekerja bertahun-tahun, eh malah turun "pangkat"nya, bukannya diangkat menjadi pegawai tetap, eh malah diturunkan menjadi pegawai kontrakan! Astagfirullah …. ini negara apa? Tugas negara kan mensejahterakan rakyatnya, bukan malah mensengsarakan rakyatnya. Undang-undang mestinya dibuat untuk kesejateraan rakyat, bukan hanya menguntungkan pihak penguasa dan pengusaha!
Ya ampun …. dosa apa bangsa ini, karyawan dimana-mana dibuat semacam onta perahan, kalau sapi perah sudah biasa, ini onta, jadi luar biasa dalam arti negatif. Coba lihat onta berjalan berkilo-kilo meter di padang pasar yang tandus sambil membawa barang-barang dipunggungnya dan harus terus berjalan tanpa minum lagi. Dan ontanya tetap diam… diam … dan diam, jarang kita lihat onta mengamuk, kalau sapi atau kerbau mengamuk, kita sering lihat, tapi onta mengamuk, saya tak pernah lihat!
Ya karyawan, maaf, seperti nasib onta yang diperah, dipakai tenaganya, diperas tenaganya, sudah tua, selamat tinggal dan di PHK tanpa pesangon!
Asragfirullah. Atau memang pengusaha dan penguasa kongkolingkong alias "main mata" maka lahirlah undang-undang tenaga kerja yang sangat merugikan karyawan di mana-mana dan imbasnya juga kemana-mana, pengusaha semakin jaya, karyawan semakin nelangsa. Atau memang "onta" harus mengamuk, seperti sapi atau kerbau mengamuk? Inikah yang dinginkan, para karyawan harus ngamuk dulu, demo besar-besaran dulu, baru nasibnya diperhatikan oleh penguasa dan pengusaha! Kalau itu yang terjadi memang harus ada revolusi lagi!
Maaf, terlepas kekurangan di jaman Orba (Orde Baru) di jaman itu nasib karyawan relkatif lebih baik, lebih terjamin masa depannya, PHK jarang terjadi dan karyawan tenang bekerja, tanpa dihantui oleh PHK dan sistem kontrakan! Sekarang, astagfirullah …. nasib karyawan, ya itu tadi, seperti onta perahan, bukan lagi sapi perahan! Nasib karyawan, apa lagi yang karyawan kontrakan, siap "ditendang" kapan saja penguasaha mau.
Ayo bangkit rakyat kecil, menyatulah dalam doa, angkat tanganmu tinggi-tinggi, mintalah kepadaNya, agar nasibmu dirubah dan engkaupun dapat merubahnya! Ayo terus berjuang …. lawan itu kejaliman para penguasa dan pengusaha. Nasibmu telah dipermainkan oleh penguasa dan penguasaha dengan adanya sistem kontrak. Ayo bangkitlah….ayo bangunlah dirimu…. ayo rubahlah dirimu, nasibmu tidak akan berubah kalau engkau tak mau merubahnya.
Ayo maju ke DPR … minta kepada DPR untuk merubah undang-undang yang telah menyengsarakanmu! Sistem kontraka membuatmu tak berdaya sebagai karyawan. Sistem kontrak telah membuat seperti onta perahan yang siap "ditendang" kapan saja oleh pengusaha. Ayo bangkitlah …. nasibmu ada ditanganmu sendiri, kamulah yang merubah nasibmu. Ayo sekali lagi bersatu dalam doa, angkat tinggi-tinggi tanganmu, mari minta kepadaNya, agar hidup kita menjadi lebih baik dan sitem kontrak segera dihapuskan! Mari minta kepada Allah SWT, agar pak SBY dan DPR segera menghapuskan sistem kontrak yang sangat merugikan karyawan dan ingat sebagian besar karyawan adalah rakyat kecil!
Jangan sampai rakyat kecil mengamuk, bila mengamuk terjadilah People Power! Bila rakyat semua sudah bergerak dan pergerakannya dikendalikan oleh Tuhan, maka penguasa dan pengsaha manapun tak akan mampu membendungnya! Kita tak berharap demikian, tapi kalau rakyat sudah begitu tertekan dan perut lapar sudah tak bisa ditahan, maka peristiwa itu akan kembali. Revolusi bisa terjadi lagi. Dan orde reformasi akan tamat.
Bangkitlah wahai orang-orang yang kecil, bila kau memang sekecil semut, jangan berjuang sendiri-sendiri, bersatulah hawai semut-semut kecil, jika mungkin jadilah seperti semua marabunta, bersatu dan menyerang, maka sebesar apapaun gajahnya, kau pasti menang, itu dengan syarat kau bersatu padu, berjuang karena Allah semata, bukan karena harta, tahta dan wanita!
Bila diatas kita melihat onta perahan, di bawahnya kita melihat semut! Onta dan semut bisa kita ambil pelajaran darinya. Dua hewan yang bertolak belakang bila dilihat dari segi ukuran, namun keduanya mempunyai kesabaran yang sama. Onta terkenal dengan kesabarannya menahan haus, onta yang mampu berjalan berkilo-kilo meter hanya sekali minum dan berjalannya bukan di tempat yang biasa, tapi di padang pasir yang kering dan tandus, sungguh contoh kesabaran yang luar biasa. Makanya Allah sampai berfirman dalam Qur’an:’ Apala yanjuruuna ilal ibili kaifa khulikot = Maka apakah mereka tidak memperhatikan onta, bagaimana diciptakan” ( Al Ghasiyah:17).
Dari ayat di atas itu Allah SWT menantang manusia, siapapun dia adanya, para ilmuwan, agamawan atau sampai orang awam sekalipun, pertanyaan sama: Apakah mereka tidak memperhatikan Onta, bagaiamana diptkan? Onta yang sudah menjadai lebel sebuah merk dagang, bukan tanpa alasan. Onta yang sederhana dan mampu bersabar dan jarang mengamuk atau marah! Perhatikan kata-kata itu: Sederhana, sabar dan jarang marah!
Wah kalau manusia kebanyka mmepunyai tiga sipat dasar yang dimilki onta ini, yaitu sederhan, sabar dan jarang marah, niscaya hidup akan tentram dan damai. Bila demontarsipun demontrasi yang tetap sederhana, sabar dan tidak marah, alias bukan anarkis. Bila rakyat Indonesia yang sedang dililit berbagai macam persoalan hidup dan tetap berpegang pada sipat dasar onta ini, merekapun akan bisa menjalani kehidupan dengan baik!
Begitu juga dengan kesabaran sang semut, saat dimusim panas di Moskow mereka keluar dan cari makan untuk disimpannya untuk menghadapi musim dingin, yang entah dimana semut ngumpet, yang jelas di musim dingin yang namanya semut, lalat dan nyamuk tak ada di rumah! Kalau di Indonesia ada pepatah: “Ada gula ada semut!” Nah di Rusia, pepatah ini tak berlaku!, Anda tak akan menemukan semut dimusim dingin, walau anda meletakan gula sembarangan! Ajaib, semut menghilang dan entah bersembunyi di mana, namun saat di musim panas semut ini ada, walau tidak sebanyak di Indonesia.
Nah kalau semut sudah ada yang nulis di ruang ini, saya focus ke onta aja, tapi memang semut juga menraik, makanya saya singgung sedikit. Atau lain kali kita bicara banyak tentang semut, jadi peribahasanya untuk di Rusia kita balik: Ada gula, belum tentu ada semut!
Mari kita kembali ke onta, onta yang diperas tenaganya, namun tetap menunjukkan kesabarannya dan jarang mengamuk telah menjadi sumber pembelajarn yang sangat berharga, dan saya langsung teringat pada nasehat Rosululloh pada seorang sahabat” Jangan marah dan jangan mudah marah!” Onta dengan nalurinya bahkan sudah menerapkan hadist tersebut, masa manusia kalah dengan onta!