“Ngapain belajar pada masa lalu, yang sekarang saja sudah repot dan yang akan datang belum jelas, ah ada-ada saja” Mungkin begitu kata orang yang tak peduli dengan masa lalu, padahal masa lalu adalah “bangku sekolah” yang tak pernah bisa di ulang, tapi bisa dipelajari sepanjang waktu, hebatkan. Apapun bentuk masa lalu adalah tempat kita belajar untuk masa sekarang dan masa akan datang. Nah karena saya di Rusia, maka kasus masa lalunya saya ambil tentang Rusia.
Ibarat buku terbuka, siapapun bisa membacanya, begitu juga dengan kondisi sekarang bagi Rusia, siapapun bisa datang dan belajar pada Rusia. Negara “tirai besi” di jaman Uni Soviet dulu, kini tinggal kenangan, Uni Soviet telah terkubur dalam sejarah pedaban manusia! Namun jangan lupa ada pewaris syahnya, yaitu Rusia. Rusia di jaman Uni Soviet beda dengan era sekarang ini, Rusia sekarang lebih terbuka dan menerima demokrasi dengan tangan terbuka, tapi tetap dengan menghargai sejarah masa lalunya.
Banyak yang dapat kita pelajari di Rusia, negeri yang begitu luas, bahkan terluas di dunia telah melahirkan karya-karya besar di berbagai bidang, mulai dari tehnologi ruang angkasa sam pai seni dan budaya, ternyta semua itu berasal dari hal-hal kecil yang kelihatannya sepele, tapi telah menjadi kebiasaan yang amat baik yang terus saja dipelihara sampai saat ini, apa itu? Tiada lain menghagai sejarah masa lalu.
Rusia sangat menghargai masa lalunya, betapapun buruknya masa lalu tersebut! Apa lagi masa lalu yang baik, peninggalan sejarah tak dibiarkan hilang begitu saja, apa lagi yang berbentuk karya arsitektur masa lalu. Peninggalan masa lalu hanya boleh dipugar atau direnovasi, namun tak boleh dirubah dari masa lalunya, harus tetap dibiarkan seperti semula sesuai dengan kondisi saat dibangun, baik warna cat atau motifnya.
Menghargai sejarah belajarlah pada Rusia, banyak anda temukan peninggalan sejarah yang ada di Rusia dan tetap terpilahara sampai saat ini. Mungkin anda bila ke Eropa atau ke Rusia sampai saat ini masih bisa menemukan tremway, namun coba lihat di Indonesia, jangan-jangan relnya juga sudah tak, kalau tak salah di Jakarta jaman dulu ada tremway. Dan itu sebenarnya bisa dijadikan obyek wisata yang menarik bagi generasi di belakangnya dan jangan-jangan mereka ingin naik dan merasakan bagaimana rasanya naik tremway, bukan kereta, kereta lain lagi ceritanya!
Jadi jangan karena alasan pembangunan gedung-gedung bersejarah, masjid-masjid tua di berhangus begitu saja. saya jadi teringat masjid tua di Marunda, masih adakah? Ituloh yang berada di dekat rumah Si Pitung, si Banteng Betawi, masih ada tidak? Jangan- jangan habis tergerus oleh erosi pantai dan diamkan begitu saja oleh pemerintah Jakarta, tak ada usaha untuk memperthankannya dengan di buat semacam "benteng" atau tetap tegak berdiri! itu peninggalan sejarah yang harus dipelihara, agar generasi mendatang tahu bahwa di situ ada peninggalan mesjid bersejarah yang sudah berabad-abad! Jangan dibiarkan saja sampai sang ombak laut menelannya mentah-mentah!
Masih ingat kasus majis "embah priok" yang entah alasan perluasan pelabuhan, mau seenaknya saja di gusur dan dihilangkan bahwa di situ ada masjid dan pesantern! Untung masyarakat bertindak dan berani melawan petugas yang tak ngerti sejarah, mereka seperti robot, yang tak mau berpikir bahwa itu bukti sejarah, mau main menghancurkan saja. Yang jadi atasnyapun main perintah saja, tak mikir bahwa itu tempat bersejarah bagi ummat Islam yang ada di Tanjung Priok khususnya dan pada masyarakat Betawi umumnya!
Apa yang terjadi? Korban jiwa, untungnya pemerintah pusat cepat tanggap dan akhirnya dapat direda. Semoga kasus yang di Priok itu tak terjadi lagi, semoga masjid di pantai Marunda tetap berdiri walaupun ada pembanguna perluasan pelabuhan Tanjung Priok, semoga masjid Pangeran Jayakarta tetap terpilihara dan berdiri kokoh.
Hal tersebut mestinya tidak terjadi, kalau semua pihak menghargai sejarahnya sendiri, sejarah bangsanya sendiri, sejarah masa lalu! Makanya Bung Karno sampai mengatakan" Jangan sekali-kali melupakan sejarah (Jasmerah)!" Orang sering melupakan sejarah tidak akan menghargai sejarah dan akan "dimakan" oleh sejarah, karena sejarah akan berulang!
Makanya saya suka malu ketika melihat Rusia, walau pembangunan berjalan pesat, namun gedung-gedung masa lalu tetap di biarkan, dipelihara dengan baik. maka bila anda ke Moskow, Rusia, anda dapat menemukan banyak sekali gedung-gedung tua yang tetap berdiri tegak ditengah-tengah gedung yang modern dan itu sering terdapat di tempat-tempat yang strategis, diperempatan jalan misalnya. Jadi anda bisa menemukan bangunan tua yang terbuat masih dari kayu dua lantai di tengah-tengah gedung yang modern di Rusia!
Benar-benar sangat menghargai sejarah, anda bisa membayangkan, ada ukuran sketsa beberapa lukisan yang ukurannya sangat kecil, tapi masih mereka simpan! Ya ampun… bandingkan dengan dengan kita, yang betapa mudahnya menghancurkan atau menghilangkan bukti-bukti sejarah masa lalu. Oya, saya jadi ingat pada seorang Profesor Rusia yang pernah bertemu Bung Karno di tahun 1960an dan ada berita tentang Bung Karno di Rusia, apa yang dilakukannya? Koran yang telah berusai 40 tahun lebih masih disimpan dirumahnya secara pribadi, bayangkan Koran usianya sudah lebih 40 tahun masih disimpan!
Jadi jangan karena alasan pembangunan tempat-tempat atau gedung bersejarah dihancurkan begitu saja, pembangunan bisa kok berjalan terus tanpa mengganggu gedung-gedung bersejarah, negara-negara Eropa, termasuk Rusia bisa melakukan itu, mengapa Indonesia tidak? Ayolah, Indonesia kaya dengan sejarah masa lalu, pertahankan itu, agar generasi mendatang bisa membanggakan karya bangsanya di masa lalu.
Kalau suatu bangsa tidak menghargai sejarah bangsanya sendiri, loh bagaimana bangsa lain menghargai bangsanya? Bangsa sendiri acuh tak acuh pada sejarahnya sendiri, masa bangsa lain mau menghargainya? Jika bangsa kita tak menghargai karya bangsanya, siap-siap bangsa ini ditelan kehancuran demi kehancuran, karena tak pernah belajar dari sejarah!
Lalu apa hubungannya dengan keimanan kita dengan masa lalu? Wah banyak sekali:
Pertama, dengan menghargai sejarah kita bisa belajar dari sejarah masa lalu, yang baik ambil, yang buruk, kita singkirkan jauh-jauh. Karena tidak suatu bangsa atau individu yang tak memiliki masa lalu dan masa lalu ada yang baik dan ada yang buruk. Ada kelebihan dan kekurangannya. Yang lebih dipertahankan, yang kurang dilengkapi, begitu seterusnya.
Bagi yang pernah ”patah hati” di masa lalu, juga bisa menjadi bahan pelajaran yang sangat baik dan tidak putus asa, karena “dia” di masa lalu bukan satu-satunya, masih banyak yang lain!
Kedua, jangan lupa Islam pernah punya kejayaan, salah satunya adalah dengan majunya peradaban Islam di Andalusia, Cordoba di Spanyol yang memakan waktu tak kurang dari 700 tahun, 7 abad! Lalu kemana peradaban Islam itu sekarang di Spanyol? Sekarang hanya tinggal puing-puing atau musium-musiumnya saja, seandainya ada masjidpun, mungkin tinggal hanya musium, tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Jangan lupakan sejarah Islam itu! Dan sekarang di Spanyol yang dulunya kerjaan Islam, sekarang diisi mayoritas palangis!
Ketiga, sekarang sedang ada usaha dari pihak” tangan-tangan” kotor yang mengecilkan peranan dan sejarah ummat Islam di Indonesia, dengan menggerus, menggusur dan menghilangkan jejak ummat Islam di Indonesia, salah satunya dengan menghilangkan masjid-masjid kuno, ingat kasus masjid “embah priok” untungnya saja gagal, setelah rakyat yang Islam melawan petugas yang gak ngerti sejarah Islam!
Keempat, coba lihat ada berita baru yang datang dari pihak luar, yang jelas-jelas menulis bahwa ummat Islam terbanyak adalah Pakistan, padahal itu baru akan terjadi di tahun 2030 mendatang! Tapi sudah dihembuskan sejak sekarang ini!!! Apa itu artinya? Ya apa lagi kalau bukan ingin menghilangkan jejak ummat Islam di Indonesia yang sekarang ini adalah mayoritas atau terbesar sejagat! Memang sih, ummat Isalam tak akan lenyap dari dunia, tapi siapa yang menjamin ummat Islam tetap berada dan jaya di Indonesia? Ingat kasus Spanyol, jangan lupakan itu!
Kelima, belajar sejarah dari Rusia, kita ambil yang baiknya, salah satunya adalah sekarang di Moskow sedang dibangun masjid terbesar di Eropa, di dekat gedung Olimpic (Olimpiade) itu adalah masjid kuno yang dipugar dan diperluas, insya Allah selesai tahun 2012 mendatang! Nah kalau di Rusia negara ex komunis sedang giat membangun masjid, nah di Indonesia yang mayoritas Islam, sekarang anda lihat sedang “diserbu” dengan pembangunan tempat ibadah palangis di tempat-tempat strategis di kota-kota besar dan di lingkungan pedesaan yang disitu warganya muslim! Mereka menyebut muslim, paranoid! Karena takut ummat Islam dimurtadkan!
Keenam, ayo baca dan pelajari sejarah Islam, sekarang saja negara-negara Islam di Timur Tengah sedang diacak-acak! Coba lihat Irak, Afganistan, Palestina, Sudan, Tunisia, sekarang sedang giliran Mesir. Terlepas permerintahan yang diktator atau apa, yang jelas dengan alasan demokrasi negara-negara Islam sedang digerus dan digusur! Indonesia hati-hati, Indonesia negara Islam terbesar di dunia sedang “di intip” Dan dengan era reformasi sekarang, telah banyak berdiri tempat-tempat ibadah di lingkungan muslim yang bukan Masjid! Dalam jangka panjang, entah 50 atau 100 tahun mendatang jangan-jangan Islam yang mayoritas di Indonesia akan lenyap dari peta dunia!
Ketujuh, mari belajar sejarah dan membaca sejarah Islam, seringkas apapun, agar kita, ummat Islam, tak dapat dibodohi oleh pihak lain. Jangan lupa sekarang pihak lain sedang membuat bangunan yang mercusuar, yang besar-besar sekali. Lihat di Kemayoran, lihat di Maluku, lihat-lihat dan lihat di tempat lainnya, yang dulunya lingkungan Muslim dan tak pernah ada tempat ibadah pihak lain, sekarang seperti menjamur dan itu memang pola mereka! Jangan-jangan masjid akan tenggelam oleh bangunan pihak lain yang memang berduit dan punya dana!
Nah itulah pentingnya belajar sejarah atau membaca masa lalu. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai peninggalan sejarahnya dan manusia bisa selamat dari kerusakan budaya karena belajar dari sejarah dan suatu bangsa bisa selamat dari bahaya kehancuran juga dari sejarah! Begitu juga ummat Islam, bila tak menghargai sejarah Islam itu sendiri, siap-siap mengalami kehancuran.