Sang Pemimpin Sejati

Tanggal 3 Juli di negeri Siam,Thailand akan digelar Pemilihan Umum. Ada dua calon Perdana Menteri, kandidat pertama calon dari Partai Demokrat. Kandidat kedua calon dari Partai Pheu Thai, tak lain adalah adik perempuan mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra.

Walaupun saya bukan orang Thai, saya ikut berharap-harap cemas, berdebar-debar menanti siapa yang bakal terpilih sebagai Perdana Menteri. Hanya satu yang saya inginkan, saya tak ingin ada pemimpin zhalim berkuasa…

Minggu lalu masih masa kampanye. Seperti lazimnya kampanye, calon kandidat terlihat bertarung habis-habisan. Di sepanjang jalan kota Bangkok terpasang baliho-baliho besar, bergambar calon Perdana Menteri dan calegnya. Bermacam-macam pula aksi mereka lakukan demi meraih suara rakyat. Ada yang berpawai di jalan mengendarai kerbau, ada yang terjun ke sawah berlumpur,ada yang memeluk mesra manula yang tengah terbaring sakit, ada pula yang kemana-mana membawa sebilah pedang, sebagai tanda akan menumpas habis korupsi.

Teringat kajian terakhir majelis ta’lim yang membahas pemimpin sejati. Dijelaskan bahwa ciri yang melekat pada pemimpin sejati adalah sangat peduli akan generasi yang akan datang. Siapakah sang pemimpin sejati yang secara langsung ‘dilantik’ oleh Allah Swt? Dialah Nabi Ibrahim a.s.

“Dan ingatlah, ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu dia melaksanakannya dengan sempurna. Dia (Allah)berfirman, “Sesungguhnya Aku menjadikan engkau sebagi pemimpin bagi seluruh manusia… ( Q.S. Al Baqarah [2]: 124)

Apakah jawaban Nabi Ibrahim a.s ketika diangkat oleh Allah sebagai pemimpin seluruh manusia?

"Dia (Ibrahim) berkata, “Dan juga dari anak cucuku?” Inilah jawaban yang mencerminkan betapa pedulinya Nabi Ibrahim a.s terhadap generasi penerusnya.

Do’a penuh pengharapan pun dipanjatkan Nabi Ibrahim a.s kepada Allah Swt. Do’a untuk kesejahteraan negeri Mekkah.
Dan ingatlah, ketika Ibrahim berdoa, “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri Mekkah ini negeri yang aman dan berilah rezeki berupa buah-buahan kepada penduduknya, yaitu diantara mereka yang beriman kepada Allah dan hari kemudian.”( Q.S Al Baqarah[2]: 126)

Tak hanya itu, Nabi Ibrahim meminta kepada Allah untuk mengutus seorang Rasul agar generasi penerusnya tidak akan sesat. “Ya Tuhan kami, utuslah di tengah mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat-Mu, dan mengajarkan Kitab dan Hikmah kepada mereka, dan menyucikan mereka. Sungguh Engkaulah Yang Mahaperkasa, Maha bijaksana. (Q.S Al Baqarah[2]:129)

Demikianlah Allah Swt mengabulkan do’a Nabi Ibrahim a.s. Rasul terakhir, Nabi Muhammad Saw diutus Allah Swt untuk mengajarkan Al Qur’an dan Hikmah kepada manusia, serta menyucikan manusia.

Rasulullah Saw adalah seorang pemimpin yang sangat cinta kepada ummatnya. Saat menjelang wafat Rasulullah tak henti mengucap ” ummati.. ummati… “ Bahkan rasa cintanya yang mendalam kepada ummatnya dibawa Rasulullah hingga ke Padang Mahsyar, dengan memberi syafaat untuk ummatnya. Dalam hadist Imam Bukhari diriwayatkan bahwa kelak di hari akhir Rasulullah akan bersujud di hadapan Allah, memohon kepada Allah. Allah berkata, “Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu, mintalah pasti akan Kuberi, berilah syafaat pasti akan dikabulkan.” Lalu Rasulullah mengangkat kepalanya, dan tidak ada yang diucapkan oleh Rasulullah kecuali,” ummati, ummati…”

Bagaimana dengan para pemimpin negeri kita? Adakah mereka peduli akan generasi penerus bangsa? Sejarah telah mencatat dengan tinta merah bagaimana perilaku para pemimpin bangsa kita.

Pemimpin kita doyan berhutang ke luar negeri, hingga sekarang rakyatlah yang harus memikul beban berat hutangnya. Entah sampai kapan rakyat harus menanggung beban hutang yang teramat besar ini…

Pemimpin kita telah merusak bumi pertiwi. Lihatlah hutan dibabat habis, hutan digunduli. Sumber daya alam dieksploitasi secara membabi buta hanya demi kepentingan segelintir orang, dan rakyatlah yang kemudian menjadi korban berbagai bencana alam akibatnya rusaknya bumi pertiwi …

Pemimpin kita sekan tak mau tahu bahwa perut rakyatnya kelaparan, banyak kaum ibu mencari sesuap nasi dengan menjadi TKI, anak-anak bangsa putus sekolah, rakyat megap-megap hidup dalam kemiskinan…

Ahh, dimanakah gerangan pemimpin sejati di negeriku…

Wallahua’lam bishshawaab. Bangkok, jelang Pemilu , 2 Juli 2011.