Ya Rabb… Jangan Engkau ambil nyawa anakku… demikian jerit batinku saat melihat anak sulungku terbaring lemah di rumah sakit saat dinyatakan positif terkena virus H1N1 (flu babi). Hati manakah yang tak sedih melihat sang buah hati sakit tak berdaya?
Semakin pedih karena harus meniggalkan si sulung di rumah sakit yang harus menjalani rawat inap, ia pasti membutuhkanku,ibunya. Kukuatkan diri ini, si sulung akan dijaga ayahnya, dan aku harus pulang bersama si bungsu yang masih berusia 12 bulan. Yaa Rahman .. Yaa Rahiim… kusebut asma-Mu tanpa henti dalam perjalanan pulang menuju rumah…
Kutatap si kecil dalam pelukan.. ia masih bergantung penuh padaku, aku pun masih menyusuinya. Tak boleh larut dalam kesedihan. Teringat perkataan guru agamaku dulu bahwa Allah tidak akan memberi beban yang tidak akan sanggup dipikul oleh hamba-Nya… sabar dan ikhlas, akan kujalani semua ini dengan pertolongan-Mu yaa Allah.
Siang itu tulang-tulang tubuhku terasa sakit, lutut ini rasanya lemas.. jangan-jangan aku terkena virus yang sama pikirku. Kutepis pikiran itu, namun badanku semakin melemah, kurasakan badanku mulai demam.
Segera aku ke rumah sakit dengan terlebih dulu menitipkan si kecil pada tetangga baikku. Aku tak mau membawanya ke rumah sakit. Kemungkinan besar aku juga terkena virus H1N1, dan aku diminta menjalani tes oleh dokter, demikian menurut dokter.
Astaghfirullah… aku takut luar biasa, Satu pikiranku, bagaimana nasib si kecil, siapa yang kan mengurusnya di kala aku sakit? Ya, kami tinggal di negeri orang, jauh dari sanak saudara. Segera kutelepon suamiku untuk mengabari keadaanku, dan ternyata suamipun merasakan gejala yang sama, sakit seluruh tubuh dan demam. Dia pun menjalani tes sepertiku…
Kami putuskan mendatangkan ibu dari Indonesia, alhamdulillah ibu akan usahakan datang secepatnya, esok hari dengan penerbangan pertama. Oleh dokter Aku diperbolehkan pulang dengan bekal obat, tapi dengan beberapa syarat , harus selalu memakai masker, dan diharuskan sering mencuci tangan terutama sebelum memegang si kecil.
Aku pun diminta menyapih anakku karena obat untukku tidak aman untuk ibu menyusui.. Malam itu kulalui dengan tubuh menggigil… Kusebut kembali asma-Mu, Yaa Rahman Yaa Rahiim… laa haula walaa kuwwata ila billah…
Pagi harinya kuterima kabar suami mengenai hasil tes laboratorium, aku dan suami positif terkena virus H1N1. Obat jangan sampai lupa diminum, begitu pesan suamiku. Tak lama kurasakan tubuh si kecil mulai demam.. jangan sakit Nak, bisikku sambil menangis… segera kubawa ia ke rumah sakit.
Si kecil harus menjalani rawat inap, kamar rawatnya besebelahan dengan kamar anakku yang pertama. Tak tega rasanya melihat jarum infus di tubuh anakku yang masih teramat kecil, tangisnya pun tak mau berhenti.. sabar anakku sayang.. mama usahakan yang terbaik untuk kesembuhanmu, bisikku padanya…
Hampir seminggu kami di rumah sakit. Sungguh berat memang ujian yang kuhadapi, tapi kuyakin akan pertolongan Allah.. Sujud syukurku kepada-Mu ya Allah… anak anakku sembuh dari virus yang mematikan dan diperbolehkan pulang. Kepulangan kami disambut dengan penuh kebahagiaan ibu di rumah.
Alhamdulillah kami bisa berkumpul bersama ibu tercinta. Kucoba mengambil mutiara hikmah dari ujian-Mu… Teringat satu ayat-Mu : Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, “kami telah beriman,” dan mereka tidak diuji? (QS Al-Ankabut:2) Ya Allah… jadikanlah ujian ini sebagai penambah keimanan kami kepada-Mu aamiin.