Me Time

“Capek banget ngurusin rumah, anak, dan suami… engga ada habisnya, sampai engga punya waktu untuk diri sendiri, engga punya Me Time!” Seringkali keluhan seperti ini terlontar oleh kaum ibu.

“Yess, it’s Me Time! Memanjakan diri ke Salon, Spa, lanjut dengan Shopping…” Bunyi status yang juga sering saya temui di Facebook.

Saya sungguh mengerti apa yang teman-teman saya rasakan, karena saya sendiri merasakannya. Pekerjaan rumah tangga seolah tak ada habisnya. Memasak, mencuci tumpukan piring kotor , menyetrika pakaian yang menggunung, membersihkan lantai rumah, memandikan dan menyuapi anak… Sebagian dari daftar panjang pekerjaan yang sepertinya menjadi tanggung jawab kami, para ibu. Jika para bapak bekerja mulai jam 8 pagi hingga jam 5 sore, tapi tidak demikian halnya dengan ibu. Ibu bekerja mulai matahari terbit, hingga mata bapak terpejam… Bangun paling pagi, tidur paling larut, di tengah malam masih harus terbangun beberapa kali untuk menyusui dan mengganti popok si kecil… Tak heran, akhirnya ibupun kelelahan, mengalami kejenuhan, malah mungkin stress… (Mudah-mudahan engga ya Bu…)

Saya setuju sekali kalau setiap orang butuh yang namanya Me Time. Me Time atau waktu untuk dirinya sendiri. Me Time ini dibutuhkan kita sebagai break dari segala aktifitas yang melelahkan, untuk me-recharge energi yang sudah low, yang sudah ada di titik terendah.

Tapi… Kalau Me Time yang dimaksud adalah pergi ke Salon, Spa, dan Shopping, hmmm.. tunggu dulu. Betulkah Me Time artinya kita harus mengeluarkan biaya yang jumlahnya tidak sedikit? Menghabiskan waktu berjam-jam meninggalkan rumah, meninggalkan buah hati kita?

Kalau saya pikirkan dan renungkan lebih dalam… Me Time itu ternyata mudah mendapatkannya. Sangat mudah. Tidak perlu repot pergi jauh-jauh, tidak perlu keluar banyak uang, bahkan tidak bayar alias gratis! Kita sangat beruntung karena agama Islam telah menyediakan sarana Me Time. Dalam sehari jumlahnya minimal mencapai lima kali, semuanya gratis, dan lebih hebatnya lagi kita juga mendapat pahala bila melaksanakannya. Ya, benar. Sholat adalah Me Time kita. Mengapa Sholat? karena sholat adalah break kita dari segala aktifitas yang melelahkan. Sholat adalah “perpisahan” kita dengan dunia yang membuat kita lupa akan dunia dengan segala isinya, yang ada hanya diri kita dan Allah… Sholat adalah waktu spesial dimana kita bermunajat dengan-Nya, mencurahkan isi hati kita kepada-Nya, melepaskan segala beban, dan memasrahkan semua hanya kepada Allah… hanya kepada Allah.

Maka tatkala sholat usai… hati kita akan ringan, tenang, tentram, dan kitapun siap kembali mengarungi hidup kita, seberat apapun itu… Sholat telah merecharge kita, energi yang tadinya hampir habis, berada di titik terendah, telah terisi kembali dengan energi positif! Subhanallah…

Tapi…sholat yang bagaimanakah yang bisa mewujudkan itu semua? Jawabannya adalah sholat yang khusyu’. Firman Allah SWT, "Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu dalam sholatnya.” (QS. Al-Mukminun [23] : 1-2)
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu.” (QS. Al-Baqarah [2] : 45)

Menurut Syaikh Nada Abu Ahmad yang dimaksud dengan khusyu’ adalah kelemahlembutan, ketenangan, ketundukan dan kerendahan hati. Jika hati mempunyai rasa takut, niscaya seluruh anggota badan akan ikut menjadi khusyu’.

Bagaimana supaya kita khusyu’ dalam shalat? Dengan merasa bahwa sholat yang kita lakukan sebagai sholat yang terakhir bagi kita. Rasulullah SAW bersabda: “Ingatlah kematian dalam sholatmu. Sesungguhnya jika seseorang itu mengingatnya, hal itu lebih dapat mendorongnya untuk membaguskan shalatnya. Dan shalatlah seperti orang yang mengira ia tidak akan pernah shalat lagi kecuali shalat yang dilakukannya itu. Dan janganlah melakukan perbuatan yang melakukan penyesalan.”

Kawan… Suara azan telah berkumandang, panggilan cinta Allah kepada kita… Telah tiba waktunya Me Time! Ya, telah saya pilih sholat sebagai Me Time untuk saya. Bagaimana dengan Anda?

Wallohu ‘alam bishshowaab.

Bangkok, 23 Februari 2011.