Cintailah Dengan Sepenuh Hatimu

"Siapakah yang paling kita cintai?" Apabila kita ditanya dengan pertanyaan seperti itu mungkin sebagian kita menjawab, "saya paling cinta kepada anak-anak, saya sangat mencintai istri, saya teramat cinta kepada suami, saya cinta kepada ibu yang telah membesarkan saya, atau mungkin saya paling cinta pada diri sendiri…

Adakah yang menjawab Saya paling cinta kepada Allah! Atau jawaban Hanya Allah yang ada di relung hatiku!"

Tentang cinta kepada Allah, Allah berfirman: "Katakanlah jikalau bapak-bapak , anak-anak, saudara-saudaar, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya, dan dari berjihad di jalan-Nya. Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik." (QS. At-Taubah [9] : 24)

Dalam ayat tersebut jelas bahwa Allah memerintahkan kita untuk mengutamakan cinta kepada-Nya. Allah memberikan ancaman kepada mereka yang mencintai segala sesuatu melebihi cinta kepada Allah “…maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya …” Sungguh mengerikan… Allah merahasiakan siksa apa yang akan menimpa kita, sementara kita tahu betul bahwa siksa Allah amatlah keras! Allah juga memberi gelar fasik kepada mereka, dan mereka tidak diberi petunjuk oleh Allah! Astaghfirullahal aziim… Ampuni hamba-Mu Yaa Rabb…

Sejenak kita renungkan betapa Allah sangat mencintai manusia…

Allah sangat memuliakan manusia. Ketika nabi Adam AS, manusia pertama, selesai diciptakan, Allah memerintahkan semua makhluknya untuk bersujud kepada Adam AS. Dan ketika iblis menolak untuk bersujud, Allah mengusir iblis dari surga.

Allah menciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk, disempurnakan-Nya bentuk manusia. Diberi-Nya manusia akal, penglihatan, pendengaran, tubuh yang sempurna… Lalu ditiupkan ruh kepada manusia, ruh dari-Nya.

Dibentangkan-Nya bumi dengan segala isinya hanya untuk kebutuhan manusia. Kekayaan alam, tumbuhan, hewan, air, udara, semua untuk manusia.

Manusia diangkat oleh Allah sebagai khalifah di muka bumi.

Allah menciptakan surga untuk manusia, di surga terdapat bidadari-bidadari jelita yang sebelumnya tidak pernah disentuh oleh siapapun.

Allah telah menjamin rizki untuk setiap manusia, rizki yang telah tertulis dalam kitab yang nyata, lauh mahfudz.

Allah menciptakan manusia berpasang-pasangan supaya manusia merasa tentram.

Siapa yang menanamkan rasa cinta dan kasih sayang dalam hati orang tua, suami, istri, dan anak-anak kita kalau bukan Allah?

Kitapun dipilih oleh Allah dari 6,5 miliar manusia yang ada di dunia sebagai umat Islam, umat dari satu-satunya agama yang diridhai Allah!

Subhanallah… Betapa banyak nikmat yang Allah berikan kepada kita, niscaya kita tidak akan sanggup menghitungnya… "Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?" Demikian berkali-kali Allah bertanya dalam surat Ar Rahman…

Lalu… Apa yang sudah kita lakukan untuk membalas cinta Allah yang begitu besar kepada kita? Apakah pantas ada yang lebih kita cintai selain Allah? Seberapa sering kita mengingat Allah? Melafazkan zikir kepada-Nya ? Sudahkah kita menjadikan Allah sebagi ‘denyut’ setiap perbuatan kita? Mengapa kita masih malas sholat ke mesjid? Mengapa kita kikir berinfaq dan bersedekah? Mengapa kita malas membaca Al Qur’an? Mengapa kita berbuat zalim? Mengapa kita tidak menjaga Islam yang telah diperjuangkan Rasulullah dengan cucuran darah dan air mata? Mengapa…?

Lihatlah betapa besar cinta Rasulullah SAW dan para sahabat RA ajmain kepada Allah… Mereka merelakan harta dan jiwa demi agama Allah.

Abu Bakar RA menginfakkan seluruh hartanya di jalan Allah. Ketika ditanya apa yang ia tinggalkan untuk keluarganya, Abu Bakar menjawab bahwa ia meninggalkan janji Allah dan Rasul-Nya.

Sahabat lain, Abu Ayyub Al-Anshary RA selalu rindu berangkat perang. Ia tidak pernah absen dalam setiap perang membela agama Allah. Semboyan hidupnya adalah “Berangkatlah kamu dalam keadaan ringan maupun berat dan berjihadlah dengan harta dan jiwamu di jalan Allah.” (QS. At-Taubah [9] : 41)

Dengarkanlah lantunan doa Rasulullah SAW yang menggambarkan kecintaan beliau kepada Allah: “Ya Allah, berilah aku cinta-Mu dan cinta orang-orang yangmencintai-Mu, serta segala yang mendekatkanku pada cinta-Mu. Ya Allah, jadikan segala rezeki yang Engkau karuniakan dari apa-apa yang aku sukai, kekuatan bagiku yang dapat aku pergunakan dalam mencintai-Mu. Ya Allah, jangan jadikan apa yang kumiliki itu selalu ada di sekitarku, ambillah ia untuk apa yang Engkau sukai.”

Semoga kita semua termasuk orang-orang yang mencintai Allah dengan sepenuh hati, menjadikan Allah sebagai ‘denyut’ setiap perbuatan kita, kita terhindar dari siksa Allah yang amat keras, selalu berada di jalan-Nya, dan bukan termasuk ke dalam golongan orang fasik yang tidak mendapat petunjuk Allah… Amiin yaa Rabbal alamiin.

Wallahu ‘alam bishshawaab. Bangkok, 20 Maret 2011.

Daftar Pustaka:

  • Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: CV Darus Sunnah, 2007.
  • Ghanayim, Ahmad Muhammad. Allah azza wa Jalla, Kaifa Nuhibbuhu wa Limadza Nuhibbuhu wa Hal Nuhibbuhu Haqqan. Diterjemahkan oleh Faisal Mukhtar, dengan judul: Ujian Cinta kepada Allah. Jakarta: senayan Abadai, 2006.
  • Khattahab, Abdul Mui’izz. Ashhab an Nabiy Shalallahu ‘Alayhi wa Sallam Min al-Muhajirin wa al Anshar. Diterjemahkan oleh: H. Nabahani Idris, dengan judul: Profil 70 Sahabat Nabi. Jakarta: studia press, 2007.