Eramuslim.com – Pertanyaan Apa hukum orang yang mencaci kaum muslimin dan memuji kaum kafir, bahkan dia berangan dapat menjadi bagian dari mereka?
Jawaban Alhamdulillah. Allah Taala memerintahkan hambanya yang beriman untuk saling mencintai dan loyal satu dan sama lain. Sebagaimana Dia memerintahkan agar mereka membenci musuhnya dan memusuhinya karena Allah.
Allah juga jelaskan bahwa loyalitas hanya berlaku antara sesama orang beriman. Permusuhan kaum muslimin dan berlepas dirinya mereka dari orang-orang kafir merupakan wujud dari prinsip aqidah dan kesempurnaan agama. Dalam hal ini terdapat ayat-ayat dan hadits-hadits serta ucapan para salaf yang tidak terhitung.
Di antaranya adalah firman AllahTaala:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nashrani mejadi pemimpin-pemimpin(mu), sebagian mereka adalh pemmmpin bagi sebagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sseungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-oran gyang zalim.”[Al-Maidah/5: 51]
Dan firman Allah Taala:
إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَالَّذِينَ آمَنُوا الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ رَاكِعُونَ * وَمَنْ يَتَوَلَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالَّذِينَ آمَنُوا فَإِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْغَالِبُونَ * يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَكُمْ هُزُوًا وَلَعِبًا مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَالْكُفَّارَ أَوْلِيَاءَ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
“Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-nya dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah). Dan barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman.” [Al-Maidah/: 55-57]
Dan Nabi shallallahu alaihi wa sallam menjelaskan bahwa mencintai dan membenci karena Allah merupakan buhul keimanan. Abu Daud meriwayatkan (4681) dari Abu Umamah radhiallahu anhu dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda,
مَنْ أَحَبَّ لِلَّهِ وَأَبْغَضَ لِلَّهِ وَأَعْطَى لِلَّهِ وَمَنَعَ لِلَّهِ فَقَدْ اسْتَكْمَلَ الْإِيمَانَ
“Siapa yang mencintai karena Allah dan membenci karena Allah, memberi karena Allah, mencegah karena Allah, maka imannya telah sempurna.” [Dishahihkan oleh Al-Albany dalam Shahih Abu Daud]