Pengalaman menarik ini saya dapati beberapa waktu lalu ketika saya habis belanja di salah satu supermarket di Jepang, kebetulan waktu itu saya sedang naik sepeda pancal yang bermaksud untuk pulang ke apartemen apartemen saya, kejadiannya yaitu waktu saya akan menyeberang jalan, sebagaimana kebiasaan saya dan kebanyakan orang lain di Indonesia, saat kita sedang berjalan atau mengayuh sepeda kita biasanya akan lebih memilih mengalah untuk mempersilahkan mobil atau kendaraan lain yang lebih besar untuk lewat terlebih dahulu.
Hal ini sangat terbalik dengan budaya masyarakat jepang, di mana saat kejadian itu saya justru diberi kesempatan dulu untuk lewat, padahal saya sudah berniat mengalah, di waktu yang lain saya malah dibuat terperanjat ketika saya hanya sendirian dan berjalan kaki ketika hendak menyeberang jalan, ada bus gandeng besar yang lumayan banyak penumpang ternyata rela berhenti hanya untuk seorang pejalan kaki seperti saya yang hendak menyeberang padahal di situ tidak ada lampu rambu lalu lintas yang mewajibkan bus itu harus berhenti.
Hal demikian seperti sudah menjadi adat kebiasaan masyarakat jepang yang menghargai (yang lemah), mungkin sering kita dengar bahkan mungkin kita alami di Indonesia orang hampir berkelahi gara-gara pengin duluan, karena tidak mau ngalah, di sini justru sebaliknya, diwaktu habis dari belanja itu justru saya juga sempat ‘eyel-eyelan’, tapi bukan untuk pengin duluan, tapi justru untuk saling mempersilahkan orang lain melaju duluan. ini sungguh sebuah akhlak yang jarang saya temui selama ini saat di tanah air.
Bangsa kita yang mengaku mayoritas beragama Islam seharusnya malu pada budaya bangsa lain yang justru menerapkan nilai ajaran agama kita, walaupu masyarakat jepang tidak ber KTP Islam, namun justru mereka menerapkan dengan nyata nilai-nilai mulia yang terkandung dalam ajaran agama.
Semoga tulisan ini menggugah kesadaran kita untuk lebih meningkatkan kesadaran tentang pentingnya penjabaran nilai-nilai mulia ajaran agama kita dalam kehidupan sehari-hari. amiiin