Ada sebuah pohon yang sedang berbuah lebat, buahnya terlihat sangat menggiurkan.
Seekor burung jalak terbang dan hinggap, dengan suara keras berteriak memuji pohon tersebut: “Pohon yang subur, engkau terlihat indah dengan buahmu yang ranum.” Setelah mendengar pujian, pohon itu berkata kepada burung jalak, “Teman, tinggallah ditempat saya!”
Kemudian, seekor burung kenari pun datang mendekat, sambil bernyanyi ia berkata, “Pohon yang indah, buahnyapun sangat wangi nan bagus.” Pohon berkata kepada burung kenari ini, “Jika engkau ingin memakan buahku, silahkan ambil saja!”
Kemudian datanglah seekor burung pelatuk, dia mematuk-matuk diseluruh badan pohon buah, membuat pohon buah sangat kesakitan dan menjerit. Burung pelatuk berkata, “Saya melihat di dalam tubuh Anda ada seekor ulat, saya ingin mematuknya keluar, jika tidak, maka Anda akan sakit dimakan ulat.”
Si pohon dengan marah berkata, “Omong kosong, engkau mematuk saya, sengaja ingin membunuh saya, cepat pergi dari sini!” Burung pelatuk akhirnya terbang pergi.
Tidak berapa lama kemudian, pohon menderita sakit, daunnya berubah kuning kemudian gugur. Akhirnya dahannya juga layu, tidak bisa berbuah lagi.
Burung jalak terbang meninggalkannya, burung kenari juga tidak datang bernyanyi lagi.
Pada saat itu burung pelatuk datang lagi, walau bagaimanapun pohon menjerit kesakitan, dia tidak peduli, mematuk terus sampai seluruh ulat di tubuh pohon terpatuk habis.
Beberapa waktu kemudian, pohon ini tumbuh kembali, daun-daun hijau mulai terlihat, kemudian berbuah lagi.
Pada saat ini, pohon dengan perasaan terharu berkata, “Yang bernyanyi dan memuji Anda belum tentu adalah seorang sahabat, tetapi yang bersedia menunjukkan kekurangan Anda, juga bisa membantu Anda, inilah Sahabat sejati.”
Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mengelus untuk menghancurkan.
Selektiflah dalam memilih seorang kawan, mana yang benar-benar sahabat dan mana yang hanya sekedar memanfaatkan Anda. – Ferry Nur-