"Assalamu’alaykum…Sobat, apa kabar?"
Semoga Sobat selalu dalam lindungan dan limpahan rahmat dari Allah Swt, amiin.
Saya dan keluarga juga mendoakan bahwa Sobat tak larut dalam kekecewaan terhadap "Sang Jendral" yang telah "meninggalkan" Sobat.
Tugas-tugas berat dalam perjuangan untuk menjadikan bangsa ini bangsa yg diridhai Allah Swt…bangsa yang mandiri dan bermartabat…masih sangat…sangat berat dan panjang. Tak ada waktu untuk menyesali kekalahan…apalagi sampai saling tuding antara kita hingga membuat bangsa ini semakin lemah dan tercerai-berai.
Politik adalah salah satu cara untuk berkuasa. Untuk mencapai itu…dengan politik segala cara seolah dibenarkan. Dalam politik tak ada istilah "teman sejati dan musuh abadi", yang ada adalah persamaan kepentingan demi mencapai tujuan golongan atau kelompok sendiri. Seperti Sobat ungkapkan, "Manis bibir bukan manis di hati", itulah wajah perpolitikan sebenarnya, penuh intrik dan kepura-puraan.
Mari kita bersama-sama kembali meluruskan niat, merapatkan barisan untuk kembali melanjutkan perjuangan menegakkan kebenaran dan keadilan yang diridhai Allah Swt.
Kami tak ingin perjuangan ini terhenti atau berbalik arah "hanya" karena senyuman "Sang Jendral" yang seolah memberikan dukungan dan harapan terhadap perjuangan Sobat dan rekan-rekan tetapi pahit kenyataannya.
Kami juga tak ingin perjuangan yang baru tumbuh ini, "layu sebelum berkembang" karena Sobat dan rekan-rekan disibukkan oleh permainan politik praktis yang seolah tak kunjung berakhir. Apalagi hingga membuat Sobat dan rekan-rekan menjadi "bulan-bulanan" orang-orang yang memang telah lama menanti saat tepat untuk menjatuhkan perjuanganmu.
Daripada Sobat "meratapi" Sang Jendral, tengoklah ribuan bahkan jutaan anak-anak bangsa ini yang menanti didikan dan uluran kasih sayang agar menjadi generasi penerus yang berakhlak mulia, seperti akhlak Rasulullah SAW, panutan kita semua. Sehingga pada masanya nanti, tatkala mereka dewasa dan berkarya di segala lini bangsa, baik sebagai ekonom, politisi, saudagar, petani, dosen bahkan jendral…maka mereka adalah kader-kader bangsa (bukan kader parpol) yang diridhai Allah Swt. Bila masa itu sampai, tak ada kekhawatiran dari kita untuk dipimpin oleh kader-kader bangsa tsb, karena SIAPA PUN yang memimpin…mereka adalah kader-kader yang berakhlak mulia, yang akan membawa bangsa ini bangsa yang "baldatun thayyibatun waRabbun ghafur".
Tak ada keberhasilan yang instan. Keberhasilan harus melalui perjuangan. Perjuangan menuntut pengorbanan. Pengorbanan tak akan terlaksana tanpa adanya keikhlasan. Dan keikhlasan tak akan tumbuh tanpa adanya aqidah yang kuat terhadap kebenaran hakiki dari Allah Swt, penguasa langit dan bumi.
"Selamat (melanjutkan) perjuangan…Sobat ".
* * * * *
"Allah PASTI akan menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sungguh, Allah Mahakuat, Mahaperkasa" (QS Al Haj: 40)
"Barang siapa menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah, dan dia berbuat baik, dia mendapat pahala di sisi Tuhannya dan tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati" (QS Al Baqarah: 112)
"Wahai Pamanku, andai matahari diletakkan di tangan kiriku dan bulan di tangan kananku, agar aku menghentikan seruan ini, aku tidak akan menghentikannya sehingga agama Allah ini meluas ke segala penjuru atau aku binasa kerananya" (Rasulullah SAW)