Dilema memang membahas masalah pacaran, ada yang pro, ada yang kontra. Sebagaimana kita tahu, pacaran sudah menjadi suatu yang lumrah bagi remaja, khususnya remaja muslim saat ini. Bukan saja sekedar karena nafsu tapi terkadang karena ingin menjaga eksistensi zaman, biar diCAP ‘laku’, ganteng, cantik dan sebagainya.
Lalu seperti apa Islam memandang masalah pacaran ini?
Islam adalah agama yang Syamil (lengkap), kalau untuk urusan belakang (mandi, buang air, dan lain-lain) saja islam punya tuntutan yang lengkap,tentu saja untuk urusan yang satu ini agama kita punya rambu-rambu yang harus diataati.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah menetapkan untuk anak adam bagiannya dari zina, yang pasti akan mengenainya. Zina mata adalah memandang, zina lisan adalah dengan berbicara, sedangkan jiwa berkeinginan dan berangan-angan.” (HR.Bukhari & muslim).
Kalaulah kita ibaratkan zina adalah sebuah ruangan yang memiliki pintu yang berlapis-lapis, maka orang yang berpacaran adalah orang yang telah memiliki semua kuncinya. Kapan saja ia bisa masuk. Bukankah saat berpacaran ia tidak lepas dari zina mata dengan bebas memandang? Bukankah dengan pacaran ia sering melembut-lembutkan suara di hadapan pacarnya? Bukankah orang yang berpacaran senantiasa memikirkan , membayangkan, mengkhawatirkan keadaan pacarnya?
Nah lho, bagi kamu yang masin demeeeen banget sama pacaran, sudahkah kalau kamu sudah melanggar larangan Allah? Padahal melarang kita mendekati zina, karena zina itu adalah perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk . Allah berfirman
وَلاَ تَقْرَبُوا الزِّنَا ۖ إِنَّهُ كاَنَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيْلاً
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan keji. Dan suatu jalan yang buruk”. (QS. Al Isra’:32).
Ada teman yang beralasan pacaran biar semangat belajar, ada juga yang katanya pengen mempererat ukhuwa. Sekilas, alasan ini cukup masuk akal, tapi coba dipikir lagi deh, jika kamu, kamu, kamu dan kamu pacaran, waktu luang kamu banyak tersita untuk si dia. Yang harusnya kamu belajar, malah sibuk bales sms atau bbm-nya. Yang harusnya ngerjakan tugas, malah ngelamunin dan membayangkan si dia. Yang harusnya mau sholat ee.. malah sholatnya ditunda dulu untuk bales sms si dia. Mempererat ukhuwah tidak harus dengan pacaran kan ? Coba misalnya dengan kegiata keagamaan di sekolah atau kampus, itu lebih bermanfaat.
Kemudian jika ada yang mengatakan kalau seandainya pacaran tidak dibolehkan maka bagaimanakah dua orang insan bisa menikah padahal mereka belum saling kenal?
Maka kita katakan pada orang yang beralasan demikian dengan jawaban yang singkat namun tegas bukankah petunjuk Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sebaik-baik petunjuk? Bukankah Beliau adalah orang yang paling kasih kepada ummatnya tidak memberikan petunjuk yang demikian? Firman Allah ‘Azza wa Jalla,
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin”. (QS At taubah 128)
“Ikut pengajiannya kan bisa bareng sama pacar, biar lebih semangat gitu” Please deh, jangan dicampur adukkan yang haq dan yang batil, yang halal dan yang haram. Logikanya masa mau nyampur susu sama miras? Yang ada itu campur susu sama kopi, susu sama gula, halal sama halal.
Alasan lain, pacaran adalah bentuk pengenalan kepribadian dua insan yang saling mencintai dengan dilandasi rasa saling percaya. Tapi coba pikir dulu lagi deh, bagi kamu para PACARANER , apakah kamu pernah jujur sejujur-jujurnya kepada pacar kamu, baik tentang kehidupan kamu yang sekarang atau tentang masa lalu dengan pacar-pacar kamu yang dahulu. Sudah pasti jawabannya banyak bohongnya.
Kalo harus memilih penjaga,pelindung,pendamping hidup, antara yang demen pacaran dengan yang memegang teguh syari’at agama kira-kira kamu pilih yang mana? Pasti kamu lebih memilih yang memegang teguh syari’at kan? Lalu kenapa kamu berpacaran tapi memilih calon pendamping yang bersih.
Sudahlah kawan, banyak alasan untuk memutuskan pacar kamu, tapi diantara berjuta alasan yang ada, takut dosa adalah alasan paling keren dan bertanggung jawab dibandingkan yang lain. Kamu jadi males pacaran karena sudah nyadar bahwa hanya sebuah upaya untuk dekat-dekat dengan zina. Dan kamu juga telah tahu bahwa zina adalah sebuah jalan yang buruk untuk ditempuh. Yakinlah pada saatnya nanti, Allah akan memberimu jodoh yang terbaik, tentu saja dengan jalan yang baik. Masa kamu rela dapat istri atau suami yang ternyata sudah punya 7 atau 8 mantan pacar. Enggak banget kan? Wallahu A’lam.
Oleh Moch. Fahrizal Nur Arifuddin
Sumber
http://alhijroh.com/adab-akhlak/siapa-bilang-pacaran-haram/
http://sangideologis.wordpress.com/2011/01/25/ayat-ayat-dan-hadits-tentang-larangan-pacaran/