Perlombaan untuk ikut berjihad terjadi dahulu di zaman Nabi SAW dan Sahabatnya, bahkan terjadi di antara anak anak kecil dari kalangan sahabat radiyallahu anhum. Masing masing dari mereka mengetahui secara pasti bahwa dengan ikut serta di dalam perang ini berarti dia siap mengorbankan dirinya, sebelum harta dan senjatanya di jalan Allah SWT.
Rasulullah SAW hanya memperkenankan anak anak usia remaja yang sudah pandai berperang dan menggunakan senjata untuk ikut bergabung di dalam pasukan tempur.
Di antara anak anak yang diperbolehkan Rasulullah untuk ikut berperang adalah : Samurah bin Jundub Al Fazari ra, Rafi bin Khadij, saudara bani Haritsah ra.
Keduanya adalah anak-anak berusia lima belas tahunan. Pada awalnya Rafi’ ditolak oleh Rasululullah, tetapi setelah disampaikan kepada beliau bahwa Rafi’ adalah ahli memanah maka beliau SAW mengijinkannya.
Tatkala Rasulullah SAW mengijinkan keikutsertaan Rafi’, disampaikan pula kepada beliau bahwa Samurah dapat mengalahkan Rafi’ dalam bertanding gulat. Akhirnya Rasulullah SAW juga mengijinkan Samurah untuk ikut serta.
Bukankah dibalik kisah ini tersirat adanya keinginan kuat pada dari para sahabat kecil ini untuk mengorbankan dirinya di jalan Allah?
Namun demikian, Rasulullah SAW harus menolak sejumlah anak yang sangat ingin ikut berperang karena usia mereka masih sangat belia, mereka adalah : Usanah bin Zaid ra, Abdullah ibnu Umar ra, Zaid bin Tsabit ra, Barra bin Azib ra, dll.
Kemudian beliau SAW baru mengijinkan keikutsertaan para remaja itu di perang Khandaq, pada saat itu usia mereka baru lima belas tahunan.
Menunjukkan apa perlombaan yang dilakukan anak anak yang masih muda untuk ikut serta di medan pertempuran untuk melawan musuh yang jumlahnya tiga ribu tentara musuh, musuh yang jumlahnya jauh lebih besar daripada jumlah mereka di waktu pertempuran Badar, dan musuh yang mengungguli kaum muslimin baik dalam jumlah maupun dalam peralatan perang?
Menunjukkan apa perlombaan ini ? Kecuali semuanya menunjukkan bahwa pengorbanan sudah menjadi karakter asli pada diri sahabat Nabi sejak usia mereka yang dini.
Pertanyaannya, bagaimana dengan para pemuda sekarang? (KH)