Lama tak berjumpa, sobatku ini semakin mekar saja.
“Wah, makin makmur Mas!” sapaku sambil tersenyum.
Yang ditanya tertawa lebar. Menepuk-nepuk perutnya yang membukit. Di sela-sela PC yang berjejer mengelilingi kami, terjadilah obrolan seru. Kami saling menanyakan kabar, membicarakan masa lalu, cerita tentang kesibukan kami setelah lama saling tak jumpa, dan aktifitas akhir-akhir ini.
“Saya jadi Satpam Mas”, katanya santai sambil tersenyum kecil.
“Satpam, maksudnya?” Saya bertanya heran. Potongan dan tongkrongannya sama sekali tidak meyakinkan untuk jadi Satpam. Mana ada maling yang takut melihatnya.
“Satpam di dunia maya .. jagain web hosting ..” katanya setengah berbisik.
Wah, keren! Satpam Alam Maya!
Dia pun bercerita bahwa di samping sibuk mengurus Lab komputer suatu kampus, dia juga disewa secara freelance oleh perusahaan web hosting. Buat yang belum tahu, web hosting adalah suatu perusahaan yang menyediakan server untuk web. Misalnya, Anda ingin mempunyai web sendiri dengan nama sayakeren.com, maka Anda perlu membeli nama sayakeren.com, dan kemudian menyewa suatu tempat untuk meletakkan isi web kita tadi. isi web kita itu diletakkan di suatu server. Perusahaan web hostinglah yang menyediakan server tadi.
Banyak terjadi, suatu web diserang. Isinya diganti dengan tampilan yang aneh-aneh, atau sekedar muncul tulisan bahwa web ini “Sudah Kami Duduki”. Penyerang memanfaatkan berbagai celah keamanan. Untuk mengantisipasi masalah keamanan ini, perlu orang yang bisa menutupi kelemahan-kelemahan web tadi. Kawan saya adalah salah satunya.
Walaupun sesama pekerja Teknologi Informasi, profesi penjaga keamanan web termasuk yang agak asing buat saya. Namun, dari sedikit yang saya tahu, pekerja keamanan web sering mengunjungi situs-situs web favorit di kalangan mereka sendiri. Situs-situs ini biasanya berpenampilan khas situs underground. Nuansa warnanya gelap, angker, dan sering bergesekan dengan situs esek-esek. Isinya membahas berbagai perkembangan soal keamanan web, menyediakan berbagai tools untuk mendeteksi celah, juga saran-saran mengantisipasi kelemahan. Jadi, kemampuan menjaga keamanan sebuah web identik dengan kemampuan untuk menerobos masuk ke celah keamanan tadi. Jadilah profesi ini berada di titik rawan: merusak atau melindungi.
Saya bersyukur sohib saya ini memilih yang kedua. Padahal dia bisa saja mengambil pilihan pertama. “Saya masih takut dosa, Mas! Gini-gini saya juga sholat kan?” Katanya sambil mesem-mesem, menjawab pertanyaan pancinganku.
Dengan skillnya, ternyata seseorang memiliki banyak pilihan, mau diapakan skill itu. Pilihannya terkadang saling bertolak belakang. Contoh di atas adalah salah satunya. Saya masih punya contoh lain.
Seorang sahabat, yang mempunyai semangat da’wah yang menggebu-gebu, dan kebetulan juga mempunyai skill mumpuni di bidang TI, melahirnya situs keren yang dia beri nama mosquelife.com. Salah satu fitur utama dari situs ini adalah menyediakan database ayat-ayat alQuran. Seseorang yang ingin membaca suatu surat dan ayat tertentu dapat mencari di database situs ini, kemudian melakukan check in untuk mencatat surat dan ayat yang baru saja ia cari dan baca. Hasil check in ini akan terupdate di account Facebook orang tadi. Jadi, seolah-olah orang ini hendak mengatakan, bahwa saya baru saja tilawah dan tadabur surat sekian ayat sekian.
Di tengah-tengah pemanfaatan facebook yang hanya sekedar menjadi tempat berkeluh kesah tiada arti, tampilnya ayat-ayat tadi tentu menyejukkan, sekaligus alat syiar yang menyegarkan. Jika kemudian ada orang lain yang tergerak untuk ikut-ikutan check in ayat-ayat AlQuran di mosquelife.com, jadilah tilawah berantai di alam maya. Dan mengingat potensi alam maya yang mendunia, bisa jadi telah terjadi tadarus online berjamaah sedunia. Luar biasa!
Masih ada fitur-fitur lain dalam web ini. Silakan sahabat berkunjung. Hitung-hitung wisata rohani di alam maya.
Yah, luar biasa apa yang bisa seseorang hasilkan dari kemampuan yang Allah titipkan kepadanya. Agaknya, ekspresi tertinggi dari syukur adalah seiring dengan semakin bermanfaatnya karunia yang seseorang miliki bagi orang lain. Semakin kita mampu mengubah karunia yang ada pada diri kita menjadi sesuatu yang berkali-kali lipat lebih bermanfaat, semakin tinggilah pencapaian syukur kita.
Apa yang membuat sesuatu menjadi begitu bermanfaat atau justru biasa-biasa saja? Mungkin jawabannya terletak pada niat. Jika niat kita hanya puas hidup untuk diri sendiri dan keluarga kita, maka akan sebatas itu pula kita mengerahkan potensi yang kita miliki. Namun jika niat kita adalah menghasilkan manfaat yang seluas-luasnya, potensi kita akan terus kita kembangkan. Kemudian Allah, lewat sunnatullah di alam semesta, akan mendatangkan berbagai bantuanNya.
Belum lagi janjiNya mengenai berbagai pahala dan keberkahan yang mengalir dalam hidup.
Wallahu’alam