Rindu kepada Seorang Pengingat

Dia adalah mbahku, usianya kala itu hampir 90 tahun. Mbah marmo namanya, tepatnya dipanggil mbak mo.

Mbah mo adalah mbah yang menyayangi aku sebagai cucunya. Perhatiannya mbah mo ke aku terlewat lebih dibandingkan ke cucu-cucu lainnya. Mungkin karena memiliki riwayat hampir sama saat lahir, kata orang-orang aku lahir 9 bulan namun dengan berat badan relatif kecil, sebotol kecap, orang bilang. Dan mbah mendapatkan cerita dari ibunya beliau bahwa mengalami hal yang sama dengan aku lahir dengan kondisi kecil.

Mbah Mo, menurut aku seseorang yang ga berhenti mengingtakan kita. Utamanya aku untuk ibadah, utamanya sholat. Setiap terdengar adzan teriakan mbah pasti terdengar, ‘Yul sholat."… Jujur kala itu aku menanggapi dengan enggan dan malas, dan sering menjawab "sik mbah…. (sebentar mbah). Dan kadang-kadang dengan gerutuan anak kecil. Yah memang waktu itu aku masih di SD.

Yang paling kuingat saat keinginanku pagi-pagi belajar, pasti aku mengandalkan mbah ku untuk membangunkan. Dan sering-sering aku bangun dan tidur lagi. Tapi tetap saja itu tidak membuat mbahku berhenti, setiap kali aku minta dibangunkan pasti mbahku memenuhinya.

Mbah mo, yang hidup bersahaja. Kala itu, aku perlu baju muslimah untuk perayaan maulid nabi di SMP ku, jujur aku ga punya baju yang layak buat dipake. Dengan santainya aku meminjam ke tetangga depan rumah, dan ternyata oleh mbahku tidak disetujui. Kata mbahku, pakai saja baju yang kamu punya, jangan membiasakan diri meminjam-meminjam. Jujur aku tak mengerti maksud mbah ku semua.

Mbahku sekarang telah tiada hampir 3 tahun lalu, tepat di hari raya ke 2, setelah dhuhur. Dengan usia yang panjang subhanallah hampir 100 tahun, dan menjelang sholat selalu kuingat teriakan khas nya, "sholat yul… jujur kangen rasanya dan semoga teriakan mbah ini menjadi salah satu amal ibadah yang diterima di sisi Allah swt…Amin

;;;; Maka Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrahpun, niscaya Dia akan melihatnya….