Mungkin banyak orang dewasa yang berpikir ingin menjadi anak-anak kembali, atau setidaknya membayangkan masa kanak-kanak yang begitu indah mana kala persoalan dan permasalahan hidup kerap datang dan melanda. Betapa tidak, di masa kecil, mereka merasakan kenikmatan hidup, tak banyak pikiran, segala apa-apa terpenuhi tanpa banyak usaha. Di masa kanak-kanak, ibarat mengucap mantra, segala keinginan dan kemauan cukup bilang saja, maka semuanya bisa hadir sekejap mata.
Nyatanya, bagi orang tua, masa kecil anak-anak mereka bisa juga menjadi masa-masa indah dan penuh kebersamaan yang tak terlupakan. Ketika itu, mereka bisa bebas memeluk dan mencium anak-anak mereka kapan saja di mana saja. Tetapi, ketika anak-anak mereka besar, bisa jadi ciuman dan pelukan tersebut ditolak dengan alasan malu, sudah besar, dan bukan anak kecil lagi.
Para orang tua dengan mudah dan gampang mengajak anak-anak mereka ke mana pun pergi. Sang anak pun akan merasa senang. Tetapi, ketika anak-anak itu beranjak besar, anak-anak mereka tidak bisa diajak dengan mudah, sekalipun hanya untuk menyambung tali silaturahmi kepada sanak keluarga. Ada kegiatan sekolah atau kuliah, ada janji dengan teman, adalah alasan yang sering digunakan untuk menolak ajakan para orang tua.
Kehangata dan kebersamaan itu bisa hilang seiring perjalanan waktu. Anak-anak akan tumbuh menjadi besar. Selagi ada kesempatan, suapilah si kecil sepenuh hati sebelum ia malu menerima suapan dari tangan kita. Ciumlah mereka dengan penuh kasih sayang sebagaimana yang dicontohkan oleh Suri Tauladan, Nabi Muhammad SAW, sebelum si kecil enggan menerimanya karena merasa bukan anak kecil lagi. Peluklah dengan kehangatan cinta, sebelum si kecil merasa risih diperlakukan demikian.
Wallahu a’lam.
***
Syaikhan, rencananya Abi akan menjemputmu hari ini. Lalu bersama-sama ke tempat teman Abi untuk menikmati sop buntut, kemudian pergi ke kebun binatang, atau sebaliknya. Tetapi, rupanya, kau sudah punya rencana lain. Tak mengapa, toh besok Abi akan tetap menjemputmu. Mudah-mudahan kau gak kecapean.
Ada rencana Abi setiap pagi yang akan kita lakukan bersama sebelum Abi berangkat ke kantor, yaitu mengajakmu jalan-jalan di atas motor mengelilingi kampung. Tapi, sementara waktu, rencana Abi tersebut tidak bisa dilaksanakan. Pasalnya, kamu belum bisa rela melepas Abi ke kantor. Kau akan menangis bila Abi pamit ke kantor. Kau ingin ikut. Jadi Abi biarkan kau bermain bersama Kakek atau Om untuk mengalihkan perhatianmu. Untuk mencegah tangismu. Maafkan, Abi.
Minggu ini, Abi ada kursus. Mudah-mudahan, tempat kursusnya tidak lebih jauh dari kantor Abi, agar Abi bisa pulang lebih cepat dan punya waktu lebih lama bersamamu. Abi akan mengganti rencana mengajakmu jalan di pagi hari dengan di sore hari setelah menerima sambutan hangat kedatangan Abi di teras rumah dengan membukakan pintu, menjawab salam, memencium tangan, dan memeluk Abi.
Ketika adzan Maghrib dan Isya berkumandang, kita akan sama-sama pergi ke masjid. Menyusuri jalan sempit dengan pencahayaan yang tidak begitu banyak. Adakalanya kau berlari-lari kecil berusaha meninggalkan Abi di belakangmu. Adakalanya kau langsung meraih tangan Abi dan kita berjalan bergandengan tangan. Adakalanya kau juga merasa cape dan meminta digendong.
Sesekali kau menemukan bulan di langit malam dan langsung mberitahukan Abi sambil memuji salah satu makhluk ciptaan Allah SWT tersebut. Sesekali kau menemukan kerlap-kerlip lampu pesawat. Kau pun langsung memberitahukan Abi sambil menyampaikan keinginanmu untuk naik pesawat. Sesekali kau langsung bersembunyi di balik badan Abi manakala ada kucing yang mendekat. Kau senang melihat kucing tapi masih takut jika didekati mereka.
Selepas shalat, kau akan langsung meminta pulang. Sebelum mengabulkan permintaanmu itu, Abi akan meminta kau mencium kedua pipi Abi yang langsung Abi balas dengan mencium kedua pipimu. Selanjuntnya Abi akan memintamu untuk memeluk Abi. Barulah kemudian kita pulang ke rumah nenek. Menyusuri kembali jalan-jalan sempit yang telah kita lalui sebelumnya. Terkadang kau pun mengulangi kembali apa yang telah kau lakukan ketika jalan menuju masjid.
Ketika kau mengantuk, Abi tawarkan apakah kau mau digendong atau langsung ke tempat tidur. Jika kau meminta digendong, Abi akan memperdengarkan lantunan surat-surat pendek dari Al-quran, shalawat, dzikir, atau pun kidung i’tiraf. Jika kau memilih untuk langsung ke tempat tidur, Abi akan mengipasimu dengan kipas bambu sambil menceritakan kisah kesukaanmu, kisah Nabi Sulaiman dan Burung Hudhud hingga kau memasuki alam mimpimu.
Syaikhan, maafkan Abi yang belum bisa menjadi ayah yang baik untukmu. Maafkan Abi, yang tidak bisa selalu bersama-sama denganmu. Maafkan Abi atas segala kesalahan yang nyatanya bisa berakibat kurang baik bagimu. Abi selalu menyayangimu.