Refleksi Lima Tahun Pernikahan

“ Maha suci Allah yang telah menciptakan semua makhluk-Nya berpasang-pasangan, baik dari apa yang tumbuh di bumi dan dari mereka sendiri, maupun dari apa yang mereka tidak ketahui “ (QS. Yasin : 36)

Suamiku…
Maha Suci Allah SWT yang telah mempertemukan kita, menyatukan kita dalam cinta dan kasih sayang-Nya. Puji dan syukur tertinggi, kita telah melaksanakan salah satu sunnah Rasulullah, menyempurnakan separuh agama ini. Hari ini lima tahun yang lalu, aku telah menjadi bagian dalam hidupmu, mengisi hari-harimu. Melanjutkan perjuangan suci menyampaikan risalah Allah, dan dakwah Rosulullah.

Suamiku…
Hari ini lima tahun lalu, kiranya engkaulah yang menjadi qiyadah dalam hidupku. Engkaulah yang akan membimbing setiap kelemahanku, mengisi kekosongan dan menambah kekurangan-kekurangan yang kumiliki dengan ilmu, nasehat dan cinta. Jadilah pemimpin yang senantiasa memimpin aku dalam ketaatan kepada Allah dan memimpinku meneladani kemuliaan sang pemimpin agung Rasulullah SAW.

Suamiku…
Hari ini lima tahun yang lalu aku telah menjadi istrimu. Mengarungi bahtera kehidupan bersama. Aku mungkin tak seindah bidadari impianmu, aku baru belajar menjadi bidadari, bidadari dunia. Maka bantulah aku menjadi istri yang shalihah, yang jika kau pandang maka engkau makin cinta, jika kau pergi aku sanggup menjaga kehormatan dan hartamu hingga kau merasa tenang karenanya. Seorang istri yang mampu mengurus rumahnya, mendidik anak-anak yang sholeh dan menjadi penyangga dakwah suaminya.

Suamiku…
Hari ini lima tahun yang lalu aku telah menjadi sahabat sejati bagimu. Sahabat yang akan menyertai saat sedih dan tawamu, senang dan susahmu, kaya dan miskinmu, bahagia dan sengsaramu. Insya Allah selama engkau berpegang teguh pada Allah dan Rosul-Nya aku akan setia di sisimu.

Suamiku…
Sebagai sahabat, mungkin aku bukan sahabat yang baik bagimu. Aku mungkin hanya menjadi ujian kesabaranmu, membebani pikiranmu dan memberatkan doa-doamu. Jadi bantulah aku memahami senyum dan tangismu, bantulah aku memaknai segala keinginan dan cita-citamu. Bantu pula aku memahami luapan emosiku, mengerti tawa, manja dan tangisku, memahami keinginan dan cita-citaku. Sahabat, bantu aku memerangi keegoan dan kelalaianku. Bantu aku mengenal diriku, mengenal Tuhanku. Bantu aku menjadi setegar Hajar, bantu aku menjadi sedewasa Khadijah, bantu aku menjadi sebijak ummu Sulaim, Bantu aku menjadi secerdas Aisyah.

Suamiku…
Hari ini setelah lima tahun kita lewati bersama, semua masih terasa manis, sejuk dan indah. Walau hari-hari kita tidak selalu cerah tetapi karena cinta dan keyakinan, kita dapat melaluinya. “kau adalah kehormatanku dan aku adalah kehormatanmu” motto itu yang selalu mengingatkan kita. Aku menyadari bahwa kaupun tidak setangguh Ibrahim, tidak sejujur Abu Bakar apalagi seagung Rosulullah. Namun dengan segenap kekurangan kita, cintalah yang menjadikannya sempurna. Semoga kita senantiasa saling memberi tanpa harus selalu menuntut.

Suamiku…
Perjalanan kita masih panjang, tantanganpun tidak semakin mudah, tanggung jawabpun tidak semakin ringan. Diantara kita telah hadir seorang makhluk polos yang lucu yang menjadi amanah kita berdua. Marilah kita saling membina meneladani Lukmanul Hakim yang senantiasa menjaga aqidah anak-anaknya, meneladani Ibrahim yang ikhlas, dan meneladani Rasulullah yang penuh kasih sayang. Mari mendidiknya menjadi anak shaleh, karena dia adalah investasi syurga bagi kita.

Suamiku…teman sejatiku. Kaulah yang akan menemani perjalanan fanaku di dunia dan Insya Allah di akhirat. Kita mulai kejayaan itu dari sini. Kita bangun pondasi aqidah yang kokoh, lindungi dengan tembok ilmu dan hiasi dengan akhlaq yang agung. Kita mulai kemuliaan islam dari pertemuan kita. Hari ini, esok dan hari-hari selanjutnya kita bekerja membangunnya, membangun benih peradaban, membangun keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah.

Ya Allah…
Sempurnakanlah kebahagiaan kami
Dengan menjadikan perkawinan ini sebagai ibadah kepada-Mu
Dan bukti ketaatan dan cinta kami kepada
Sunnah Rasul-Mu Muhammad SAW
Amin…

For comment: [email protected]