Eramuslim.com – Salah satu jamaah bertanya dalam sebuah kajian yang diisi Buya Yahya. Jamaah itu menanyakan, mengapa dia sebagai Muslim bahkan berniat untuk berhijrah namun selalu kurang dari segi ekonomi.
Padahal ia merasa sudah berusaha sekuat tenaga. Sementara menurutnya, orang lain yang tidak salat bahkan kafir sekalipun, malah hidup enak dan kaya-raya.
Buya menjawab, jamaah tersebut adalah orang yang telah dipilih oleh Allah SWT. Maka,sebaiknya jangan bimbang dalam menapaki jalan yang lurus. Dan yang terpenting, jangan menoleh ke arah yang salah.
“Anda nolehnya salah, sehingga Anda seolah-olah merasa beriman kenapa kok saya fakir begini. Dia tidak salat kenapa kaya raya? Anda tidak melihat banyak orang yang tidak salat, nyungsep juga banyak kok. Orang tidak beriman nyungsep, utangnya banyak numpuk, sudah itu diusir sama istrinya juga ada. Macem-macem kisah,” ujarnya dalam video yang diunggah di akun YouTube Al-Bahjah TV.
Buya melanjutkan, alih-alih menoleh ke arah yang salah, lebih baik tetap lurus di jalan Allah SWT. Sebab, kekayaan yang sesungguhnya bukan saat di dunia, melainkan di akhirat kelak.
“Anda beruntung. Allah Maha Adil kok. Kalau Anda melihat kisah hidup hanya seumur Anda 80-90 tahun, begitu mudahnya orang menyimpulkan kalau Allah tidak adil,” tuturnya.
“Seorang beriman diberi sakit oleh Allah sepanjang hidupnya, padahal dia ahli ibadah. Apakah Anda mengatakan Dia tidak adil atau bahkan dikatakan zolim? Cara pandang yang sempit itu gampang menyimpulkan kezoliman,” ucap Buya Yahya.
Pemilik nama lengkap Yahya Zainul Ma’arif Jamzuri itu mencontohkan, pemikiran orang sempit sama seperti orang yang berpikiran negatif ketika akan disuntik.
“Contoh, saya datang ke dokter pengen berobat tau-taunya malah dikasih jarum ditusuk saya punya lengan. Ini apa-apaan dok, saya mau berobat di sini jangan ditusuk. Padahal waktu ditusuk dikasih obat kan. Buru-buru saya marah karena pandangan saya sempit,” kata Buya Yahya.
“Setelah saya berpikir nanti setelah disuntik ada reaksi obatnya, lalu akan menemukan kesembuhan. Di saat diberi pemahaman begitu, iya juga ngapain saya marah-marah. Karena apa? Dipikir itu kisah hidup pada saat disuntik saja, padahal setelah suntik akan ada lagi,” sambungnya.