Ada seorang anak yatim kira-kira berumur sepuluh tahun. Dia senang mengerjakan sesuatu yang menurutnya baik tanpa disuruh. Ketika Itu ada seorang ibu yang punya sebuah kebun yang tidak terurus. Kebun tersebut ditumbuhi pohon pisang. Ada banyak macam pohon pisang, kadang berbuah sampai dimakan sama binatang ataupun orang yang kebetulan melewati kebun itu. Suatu hari.. ada satu pohon pisang yang sudah matang dari pohonnya. Buahnya sangat ranum dan menarik orang-orang yang melewatinya.
Sampai pohon itupun roboh, pemiliknya tidak juga mengambil buah pisang tersebut. Nah Anak lelaki umur sepuluh tahun itu beserta teman-temannya kebetulan main ditempat itu. Teman-teman anak berumur sepuluh tahun itu kegirangan, “ Weh…ana gedang rubuh..wis mateng maning..asyik..geh..kalau dipangan.., ayo pangan rame-rame”.(Wah..ada pisang roboh, sudah matang lagi..asyik nih..kalau dimakan.., ayo makan rame-rame..)
“ Jangan dimakan!”, Kata anak berumur sepuluh tahun itu. Itu bukan punya kita, kita balikin saja pada yang punya. Wah..kamu ini sok baik.., ini kan pohonnya saja sudah tumbang, dan tidak mungkin pemiliknya bakalan marah, orang kita nemu kok!.. Lagian kamu ini memang ada-ada saja, tempo hari bersihin rumput yang ada di pinggir jalan..sekarang ngurusin buah pisang , kaya kebun ini punyamu aja!” Kata teman anak berumur sepuluh tahun itu sewot.
Si anak berumur sepuluh tahun itu tetap saja melarang teman-temannya makan buah pisang itu. Lalu berlarilah dia kerumah dan kembali dengan mengambil sebuah golok. Ditebasnya buah pisang itu dari ujung tandannya, kemudian dipanggulnya setandan pisang itu dan diantarkannya ke rumah Ibu yang punya kebun. Padahal jarak dari kebun kerumah Ibu pemilik kebun itu lumayan jauh. Teman-temannya hanya memperhatikan dengan hati yang dongkol.
Assalamualaikum..bu..ini buah pisang ibu yang sudah roboh. Sudah ya bu saya permisi. Anak berumur sepuluh tahun itu bergegas pamit. Weeh.. ….nak.., terimakasih ya.., kamu sudah berat-berat nganterin kesini, ini buat kamu ya.. Ibu pemilik kebun ingin memberikan sesuatu sebagai tanda terima kasih. Namun Si anak berumur sepuluh tahun itu sudah keburu pergi. Dan meninggalkan rasa penasaran di hati Si Ibu pemilik kebun. Siapa ya…anak itu.., dan siapa orang tuanya?….
*********
Lima puluh tahun berlalu….dalam berbincangan disebuah acara keluarga. Antar besan dan Ibunya. Setelah pernikahan putra-putri mereka.
“Man, saya inget dulu Ibu punya sebuah kebun disekitar rumahmu”..Kata Ibu Besan. Kemudian mengalirlah cerita tentang Si anak berumur sepuluh tahun dan tentang buah pisang.
Sebenarnya anak itu adalah ..saya. Kata Pak Man. Weh..Alhamdulillah jebul kuwi sampeyan to.., Wis aku tambah mantep tenan anakku besanan dengan kamu . Terkuak sudah rahasia lima puluh tahun yang lalu. Sebuah kebaikan yang tak terlupakan dan hanya Alloh lah yang akan membalasnya dengan balasan yang sangat manis.., dan lebih nikmat dari sekedar rasa buah pisang yang ranum dan matang dari pohonnya.