Sejak seminggu lalu saat kami mesti menunggui anak-anak yang masih dalam tahap penyesuaian di sekolah barunya, seringkali saya lihat ada beberapa orang yang keluar masuk gerbang persis sebelah Kindergarten. Rasa ingin tahu mengusik hati saya, maka setelah menjemput anak-anak kemarin siang saat cuaca cerah dan hangat, saya ajak suami memasuki tempat tersebut. Ternyata areal pemakaman!
Begitu masuk gerbang, nampak sebuah bangunan terawat dan taman yang tertata apik dengan pohon-pohon rindang menjulang. Suasana tenang dan nyaman langsung menyelimuti kami.
Apalagi saat menyusuri lebih dalam, di kanan kiri jalan setapak terhampar rumput hijau seperti permadani menutupi tanah yang diatasnya menyembul batu-batu nisan. Suara kicau burung yang merdu menemani langkah-langkah kami yang terpesona dengan suasana tempat tersebut.
Sejauh mata memandang, saya tak melihat adanya porselen-porselen atau tembok semen kokoh di atas makam yang biasanya menjadi pemandangan di komplek pemakaman umumnya negeri kita.
Di tempat tersebut, hampir semua makam hanya ditandai dengan batu nisan dengan berbagai ukuran, kalaupun ada makam yang bertembok semen, tingginya rata dengan tanah, sederhana sekali!Uniknya lagi, di atas pusara ditanami bunga beraneka warna di samping perdu-perdu yang menjadi sekat antar makam. Biasanya kalau di tempat kelahiranku, pusara bukan ditanami bunga melainkan ditaburi bungaoleh peziarah.
Setiap orang yang berpapasan dengan kami saat itu, terlihat menenteng alat penyiram. Ternyata adanya gentong-gentong berisi air di sepanjang jalan yang kami susuri tadi rupanya sengaja disediakan bagi para pengunjung yang ingin menziarahi makam keluarganya sekaligus merawat bunga-bunga dan perdu-perdu yang sengaja mereka tanam di sana. Kami pun melihat beberapa orang sedang menyiangi rumput –rumput liar yang tumbuh di sekitar makam. Di samping itu, di beberapa lokasi disediakan bangku-bangku tempat para peziarah duduk.
Subhanallah! Tidak pernah saya lihat areal pemakaman seperti ini sebelumnya. Betapa indah, asri, tenang dan menentramkan jiwa. Melihat sebagian kecil pesona alam di sekitar tempat tersebut membuat hati saya bergetar teringat akan syurgaNya yang digambarkan dalam ayat-ayat al-Qur’an dengan perumpamaan-perumpamaan pemandangan alam yang indah dan diperuntukkan bagi orang-orang pilihan.
"(Dan mengutus) seorang Rasul yang membacakan kepadamu ayat-ayat Allah yang menerangkan (bermacam-macam hukum) supaya Dia mengeluarkan orang-orang yang beriman dan beramal saleh dari kegelapan kepada cahaya. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan mengerjakan amal yang saleh niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya Allah memberikan rezki yang baik kepadanya“(QS. Ath Thalaaq:11). „Penghuni-penghuni surga pada hari itu paling baik tempat tinggalnya dan paling indah tempat istirahatnya“(QS. Al-Furqaan:24)
Saya berjanji dalam hati akan sering-sering melewati pemakaman tersebut untuk mengasah kepekaan qalbu agar tidak cinta dunia berlebihan karena batu-batu nisan itu menjadi pengingat dan penasihat saya akan fananya dunia dan kekalnya akhirat. „Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?“ (QS.Al-An’aam:32).***