Penerjemah : Ust. Fathuddin Ja’far
Ini Alasan Kami!! Apa Alasanmu!?
Allah Yang Maha Kuasa berfirman: “Dan beritakanlah haji di antara manusia; mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan dengan berkendaraan (hewan), mereka akan datang dari setiap lembah yang dalam (tempat yang jauh)” [Al-Hajj: 27]
Atas perintah Allah, Nabi Ibrahim telah menyampaikan berita kepada manusia untuk menunaikan ibadah Haji. Jadi, delegasi peziarah dari seluruh negara Islam berangkat menuju rumah kuno (Ka’bah) dalam pemandangan megah yang mengingatkan kita akan sejarah kejayaan kita, hari dimana kita menjadi *khairu ummah* (bangsa terbaik), saat dimana kita menjadi penguasa dan pemimpin dunia yang tidak mengijinkan siapa pun untuk menindas siapa pun dan tidak membolehkan kelompok mana pun untuk menindas kelompok lain. Kita membela orang yang tertindas, membantu yang menderita dan memberikan bantuan kepada yang lemah, sehingga umat manusia menjalani kehidupan yang damai dan tenteram di bawah naungan Islam.
Hari ini Anda melihat kelemahan dan penghinaan yang menimpa umat Islam. Anda semua telah melihat apa yang dilakukan penjajah Zionis terhadap saudara Anda di Gaza, Rafah dan wilayah lainnya dengan senjata bantuan Amerika dan perlindungan internasional.
📢 Wahai Para Jamaah Haji; Para Peziarah Rumah Suci Allah…
Apakah Anda tidak merasa kehilangan sejumlah saudara Muslim Anda?!!
Kami percaya bahwa Anda telah dengan sungguh-sungguh mencari saudara-saudara Anda yang tertindas dan terkepung di Gaza dan Anda masih terus mencari mereka dengan serius.
Ya, kami telah mengumandangkan panggilan untuk ibadah Haji tahun ini, namun alasan dan hambatan syar’i telah menghambat kami…
Penjajah Zionis telah menutup bagi kami semua sarana dan jalur yang menghubungkan kami dengan *Bait al- Atiq* (rumah kuno/Ka’bah). Bahkan telah menutup saluran kehidupan dan menghalangi kami dari air, makanan, dan obat-obatan. Pernahkah Anda mendengar hal ini, saudara-saudara kami?
Pernahkah Anda mendengar tentang saudara-saudara Anda yang dikepung oleh penjajah selama 18 tahun dan mereka terus membatasi semua jalan kehidupan. Tetapi, delapan bulan yang lalu mereka berubah dari pembatasan menjadi pencekikan hingga saudara-saudaramu di Gaza terputus dari segala cara untuk bertahan hidup.
Delapan bulan penjajah menghalangi masuknya semua kebutuhan hidup ke Gaza, dan menghancurkan semua fasilitas dan infrastrukturnya.
Yang paling brutal adalah jalan, sumur air dan jaringannya, toko roti, sekolah, jalan, pabrik, pertokoan, dan peternakan mereka hancurkan sehingga di abad kedua puluh satu ini saudara-saudaramu mulai mati karena kelaparan, kehausan, atau penyakit. Tidak ada perawatan atau rumah sakit, kecuali mereka serang dan hancurkan.
Para penjajah telah menghancurkannya, sehingga orang yang sakit atau terluka tidak punya pilihan selain menerima perawatan awal dan menunggu untuk bertemu dengan Penguasa alam semesta (wafat), untuk mengadukan kepada-Nya tentang rasa sakit dan cedera mereka.
Maaf, kami tidak datang untuk haji karena para penjajah telah mencuri uang kami dan menghancurkan rumah kami, dan kami hidup dalam pengungsian di tenda-tenda. (Itupun tetap mereka rudal dan bom dengan menjatuhkan ribuan ton bahan peledak).
Para penjajah mengusir kami dari satu tempat ke tempat lain, dan setiap kali kami mendirikan tenda, kami mencari nafkah di sekitar kami tinggal untuk mendapatkan air dan mengumpulkan kayu bakar, sehingga kami dapat membuatkan anak-anak kami makanan yang mereka perlukan sekedarnya.
Maaf, kami tidak datang untuk haji, karena penjajah telah mendidihkan darah kami sampai pada titik mabuk, membunuh lebih dari tiga puluh enam ribu orang, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak, dan kami masih mencari sekitar sepuluh ribu orang hilang di bawah reruntuhan rumah/tempat tinggal yang hancur, dan kami masih terus mencari; berlari dari satu tempat ke tempat lain untuk mencari pengobatan bagi kami yang terluka, yang jumlahnya melebihi delapan puluh ribu orang.
Maaf, kami tidak datang untuk haji, karena penjajah melancarkan *perang agama* melawan kami. Mereka menghujani kami dengan rudal maut, yang telah merusak rukun puasa kami (tidak mampu berpuasa), menghalangi kami untuk melaksanakan shalat Tarawih, berdiri shalat malam, iktikaf, dan bahkan mereka menghancurkan masjid-masjid kami. Bahkan lebih dari 800 masjid telah musnah. Mereka juga telah merampas kegembiraan Idul Fitri dan ibadah kurban kami, dengan menghalangi masuknya hewan ternak, dan akhirnya menghalangi kami untuk menunaikan ibadah haji, pilar kelima agama kami sehingga terbukti kebenaran firman Allah Tuhan Yang Maha Esa:
Sungguh, orang-orang kafir dan yang menghalangi (manusia) dari jalan Allah dan dari Masjidilharam yang telah Kami jadikan terbuka untuk semua manusia, baik yang bermukim di sana maupun yang datang dari luar dan siapa saja yang bermaksud melakukan kejahatan secara zalim di dalamnya, niscaya akan kami rasakan kepadanya siksa yang pedih. (QS Surat Al-Hajj : 25)
Semua itu terjadi di hadapan kebisuan dunia yang maju seperti sekarang ini. Seandainya semua ini terjadi di masa jahiliah Arab pra-Islam, pasti penduduknya (jahiliah Arab saat itu) memprotes apa yang dilakukan kaum Yahudi terhadap kami saat ini.
Maaf, kami tidak datang untuk haji, karena kami ribath (menjaga) tanah kami, membela kehormatan kami dan melindungi tempat isro’ Nabi kami. Semoga Allah memberkatinya dan memberinya kedamaian.
Para pahlawan Mujahidin kami masih bertempur dalam segala bidang kebanggaan, kehormatan kami, membela tanah kami dan rumah kami.
Mereka memperjuangkan kemerdekaan rakyat kami dan martabat bangsa kami dengan cara yang sangat canggih yang belum pernah disaksikan oleh sejarah. Mereka menyerang musuh kami dari puing-puing rumah kami, dari perut bumi kami dan dari gang-gang perkemahan kami.
📩 Pesan Kami Kepada Dunia:
Ya, kami hidup dalam kesakitan, tapi kami tidak akan hidup dalam kehinaan, karena para penjajah telah menghancurkan rumah kami. Tapi kami tidak akan kehilangan arah terhadap Al-Quds (Yerusalem) kami dan tanah kami yang dijajah.
Kendati para penjajah itu telah menghancurkan masjid-masjid kami, tapi kami tidak akan meninggalkan shalat, ruku’ dan sujud kami kepada Allah, dan kami tidak akan meninggalkan jalan Nabi kami, *semoga Allah memberkati dia dan beri dia kedamaian*.
Para penjajah itu merobek Al-Qur’an kami, tapi itu tidak akan merusak Kitab Allah di dada kami. Mereka mengebom menara-menara masjid kami, tapi mereka tidak akan mampu membungkam adzan kami. Mereka bisa saja mencabut pohon-pohon kami, tapi tidak akan mencabut cinta hati kami pada tanah air kami.
Mereka mencoba memutuskan hubungan kami dengan dunia di sekitar kami, namun tidak akan mampu memutuskan hubungan kami dengan Allah Tuhan kami. Mereka telah memadamkan lampu-lampu di rumah-rumah kami, tapi tidak mampu memadamkan cahaya hati kami.
Kengerian yang terjadi telah membuat rambut kami menjadi putih (beruban), namun tidak akan mampu memudarkan tekad kami. Kelaparan telah menimpa tubuh kami, namun iman dan keyakinan kami akan tetap terpelihara dalam diri kami, bahkan kami tambah lebih percaya pada janji kemenangan Allah Tuhan kami.
Salam kami kepada Rasul kami, semoga Allah memberkatinya dan memberinya kedamaian; Al-Mujahid As-Syahid.
Wahai para jamaah Haji; peziarah Rumah Suci Allah, sampaikan salam kami kepada kekasih kami (Muhammad shallallahu alaihi wa sallam), dan sampaikan kepadanya bahwa Gaza tidak menyaksikan haji tahun ini…
Ceritakan padanya tentang alasan kami! Ceritakan padanya tentang rasa sakit kami! Ceritakan padanya tentang luka kami! Ceritakan padanya tentang kondisi kami saat ini!
Ceritakan padanya bahwa kelompok Pemenang (Thoifah Manshurah) yang dia kabarkan di Baitul Maqdis (Yerusalem) dan sekitarnya tidak akan menukar agama demi dunia mereka, dan mereka tetap berpegang teguh pada janji dan kesetiaan mereka…
Ceritakan kepadanya bahwa orang-orang Yahudi telah menista tempat Isro’nya (Masjid Aqsha) dan berbuat nista di pekarangannya, sehingga Gaza bangkit untuk membelanya, dan mempertahankan Tembok Buraqa. Untuk itu, penduduk Gaza mengorbankan buah hati dan jiwa para pejuang mereka dan semua yang ada di dalamnya; rumah dan uang dengan cinta dan keikhlasan demi Allah Yang Maha Esa.
Ceritakan kepadanya keluhan kami terhadap semua orang yang bersekongkol melawan kami dan terhadap semua orang yang mengecewakan kami, terhadap semua orang yang duduk diam di rumahnya dan memperhatikan darah kami, bagian tubuh anak-anak kami, dan jeritan wanita kami kemudian meninggalkan kami dan tidak melakukan apa pun.
Katakan kepadanya bahwa Gaza mencintainya dengan seluruh penduduknya, bebatuan, pepohonan, dan lautnya. Ya, Gaza mencintainya dan membesarkan anak-anaknya untuk mencintainya, tidak akan menjatuhkan benderanya dan tidak akan menyerah kepada musuhnya.
*Dan Allah adalah saksi atas apa yang kami ucapkan. Cukup Allah bagi kami, Dialah sebaik-baik pengatur urusan.*
*Do’a terakhir kami adalah puji syukur kepada Allah, Tuhan semesta alam.*
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Dari Jamaah Haji Gaza
Kementerian Wakaf dan Agama
4 Dzulhijjah/1445 H
10 Juni 2024 Masehi