Eramuslim.com – Felix Siauw
Usai sudah masa-masa penuh berkah itu, 29 malam dimana Allah berikan tambahan rakaat-rakaat untuk mengiba dan meminta kepada-Nya, mengemis ampunan
Allah kuatkan kaki-kaki kita untuk berdiri, dan lisan kita untuk melafadzkan ayat-ayat-Nya, diringankan bagi kita tangan kita untuk senantiasa berbagi, mencari keberkahan
Setelah ini, ada 11 bulan perjuangan sebelum kita berjumpa lagi dengan malam-malam itu, yang selalu kita rindukan, begitu cepat berlalu menyisakan dalamnya kerinduan
Belum lama ia pergi, tapi sudah menyisakan kenangan, akan syahdunya bacaan Fatihah tiap tarawih, senyapnya saat itikaf, serta alunan sayup tanpa putus dari Al-Quran
Airmata yang jatuh tiap-tiap doa dipanjatkan dengan penuh harap dan cemas, menjelang berbuka dan sesaat selepasnya, adzan maghrib yang ditunggu dengan kesabaran
Duhai indahnya malam-malam itu, dimana kaki-kaki berganti memasuki masjid, memenuhi shaf-shafnya, bertakbir bersama mengagungkan Allah, dengan pengharapan
Allah bukakan hati kita untuk memahami Al-Qur’an, tambahan tenaga untuk mengkhatamkannya, dan kelembutan jiwa untuk mampu menangis saat Al-Quran dibacakan
Kita tak tahu apakah Allah berkenan atas ibadah kita di malam-malam itu, bagaimanapun kita hanya bisa berharap. Semoga ada diantara malam itu dimana kita diampunkan
Semoga Allah jadikan lapar dan haus sebagai sebab kita boleh minum dari telaga Rasulullah. Berdirinya kita di malam-malam itu sebagai saksi saat kita berdiri di yaumil hisab
Semoga lelahnya kita mendaras Al-Quran jadi sebab Al-Quran memberi syafaat bagi kita saat lisan kita tak lagi mampu berikan pembelaan bagi kita di hadapan Allah Azza wa Jalla
Semoga mata yang terjaga di malam-malamnya diharamkan dari neraka, dan harta yang dibagikan itu menjadi penyuci dan pemberat amalan salih kita dan keluarga
Semoga di tahun depan kita berjumpa lagi dengan Ramadhan, bila tidak, semoga ini Ramadhan terbaik bagi kita, hingga kita bisa masuk surga bersama keluarga kita