Never look for a good face, it will turn old one day… Never look for good skin, it will wrinkle one day… Never look for a hot body, it will change and we will die one day… Never look for nice black hair, it will turn white one day… but look for a Loyal Heart, that will love you everyday… See with your heart to get the loyal heart Rangkaian kalimat indah itu diungkapkan saudariku ketika mendengar keluhan sister lainnya yang tengah berduka akibat hubungan percintaan kandas sebelum ia menikah. Kalimat itu adalah pengingat yang dahsyat buat para sohib single di sekitarku, apalagi mereka senang dengan line terakhir yang kutambahkan, didukung bukti nyata pengalaman diriku yang menikah tanpa pengalaman pacaran atau sebutan sejenis itu. Hanya saja, sungguh aneh tapi adalah fakta, kalimat itu cuma teori yang mudah diucapkan, namun tatkala melakukan praktek atau kondisinya sudah ada di depan mata, justru hal yang berkebalikan-lah yang dilakukan. Benar, manusiawi, sungguh beruntung orang-orang yang senantiasa dapat mengontrol hawa nafsunya dengan baik, yang berusaha menjalankan prinsip hidup secara optimal, bukan malah mencari-cari pembenaran seenak hati. Selagi membaca curhatan dari beberapa sistersku di diskusi online kami, berita sakaratul maut menghampiriku malam itu, dua sms masuk dari tanah air, salah satu sohib dekat dari bapakku meninggal dunia, dan satu lagi adalah tetangga yang usianya baru tiga puluh lima, ibu rumah tangga dengan meninggalkan bocah-bocah mungilnya. Sementara itu, beberapa teman di akun jejaring sosialnya menyampaikan ucapan berbela sungkawa kepada dua orang sobat yang kehilangan anggota keluarganya pada tragedi pesawat di gunung salak, yang ketika itu sudah melanjutkan urusan pemakaman, Saya pun meng-amin-kan do’a – do’a mereka dan turut berucap, Inna lillahi wa inna ilahi raji’un. Dan paginya serta keesokan harinya, bertambah lagi pula berita kematian, Ya Allah, salah seorang keponakan yang merupakan anak dari sepupu jauh, usianya baru saja 4 tahun, meninggal dunia setelah beberapa hari koma, mendadak sekali diketahui ia menderita leukemia stadium akhir, tidak sempat lagi untuk melakukan terapi, Allah ta’ala mengambil amanah-Nya kembali. Termasuk anak-anak Somalia, dan di Syiria saat ini, mereka bergelimpangan menjadi korban kelaparan dan kebuasan perang, kian hari selalu ada rasa syukur tatkala diri hamba masih bisa mengucap Alhamdulillah atas petikan hikmah ini, kita memang akan menemui berita kelahiran banyak bayi setiap hari, namun secara seimbang tentu setiap hari pun ada iringan berita kematian. Subhanalloh, Semoga kita memperoleh kemudahan di hari itu kala raga meregang jiwa berada dalam keadaan terbaik di hadapan-Nya. Aamiin. Dua berita lainnya, tatkala sobat dari seniorku yang usia mereka pun masih amat muda, ternyata Allah ta’ala berkenan memanggilnya sebelum tua, oh, sungguh ruginya hamba jika tidak memetik hikmah dari rentetan berita tersebut. Bahkan karena ingin mengingat ‘rumah masa depan’ dalam kubur nanti, kutelusuri jemari meng-klik foto-foto jenazah almarhum/almarhumah. Subhanalloh, sebelum ajal menjemput, beliau-beliau bertubuh subur, segar atau tampak kuat berotot, namun kemudian ditempa penyakit jasmani dan menjadi lemah, kurus, layu, kemudian ketetapan Allah nan pasti pun tiba, harus melambaikan tangan dengan ikhlas meninggalkan tempat mampir ini, meninggalkan segala yang dicintai, anak-anak, pasangan terkasih, sahabat-sahabat, hobi dan koleksi, serta seluruh aktor dan artis yang digandrungi, Inna lillahi wa inna ilayhi raji’un. “…(Yaitu) orang-orang yang apabila mereka ditimpa oleh suatu kesusahan, mereka berkata: Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jualah kami kembali.”( QS.al-Baqoroh:156) Kembali bersyukur dihinggapi problem ‘kegalauan’ hati sister Fulanah dan beberapa sisters lain dalam rutinitas keesokan harinya, sampai-sampai ada beberapa di antara mereka mulai mengikuti tarekat-tarekat tasawuf (dengan keinginan menjadi saint/orang suci) sehingga terbebas dari nafsu dunia (ini pun adalah efek dari bebasnya mencari informasi di seluruh ruang dunia maya, jangan heran jika banyak warga di belahan benua lain menganggap orang berhijab dan bersorban dalam Islam adalah setara dengan biarawati atau pastor dalam agama lain, misalnya) sebagaimana yang pernah kualami di Krakow ini. Ide meneruskan pesan dari seorang sister, Ummu Mohamed pun menjadi amat berkesan, selain sebuah kalimat cantik bahwa Tak ada orang suci/saint, semua manusia adalah makhluk yang punya kelemahan dan khilaf . “Kalau mencari teman tanpa celah dan salah, maka kamu tak akan pernah punya teman seumur hidup”, juga secuil nasehat pendek tentang misteri jodoh kita : Please listen to me, my sisters… A Woman once asked her mother,
“Mother, how will I ever find the right Man?”
Her mother replied,
“Forget finding the ‘right’ Man, dear…
focus on being the right Woman.”
And we read in the Qur’an:
“Good women are for good men and good men are for good women.”(QS.24:26) Yah, saudara-saudariku (terutama sisters single nan bersedih) tersebut tersenyum dan mencoba tegar menyemangati diri agar tetap bersyukur dan bersabar, masih banyak misteri di hari esok yang tak perlu kita risaukan, mari fokus pada hal-hal memperbaiki kualitas diri, sebab Allah ta’ala pasti mengirimkan cobaan dan ragam anugerah kenikmatan hidup sesuai kualitas diri masing-masing kita, ibarat tes atau ujian yang membuat diri kita kian ditempa dan dimotivasi untuk makin dewasa dan makin percaya diri saat menyelesaikan ragam masalah. Satu hal yang pasti, perkara tutup usia akan hadir, entah detik ini, esok, lusa atau tahun depan, dan seterusnya. Entah senin, selasa, rabu, kamis, jum’at, sabtu atau ahad, pagi, siang, sore, malam pun subuh, dan tidak ada yang bisa menyogok malaikat maut untuk membocorkan waktu “yang sudah pasti itu”. Terngiang selalu sabda beliau rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam, ” P erbanyaklah mengingat sesuatu yang melenyapkan semua kelezatan, yaitu kematian!” (HR. Tirmidzi) Kian hari usia kita kian berkurang, tak terhitung mahalnya udara segar yang telah kita pergunakan bernafas, sungguh beruntung udara itu “gratis tis tis” diberikan-Nya buat kita, maka alangkah ruginya jika kita menggerutui hadiah hari ini. Ampuni hamba Yaa Allah… Alhamdulillah atas segalanya.
(bidadari_Azzam, @Oswiecenia Krakow, 19 juni 2012)
Follow myTwitter : bidadari_azzam