Al Quran menanamkan dalam diri umat manusia adalah bahwa dunia ini merupakan tempat tinggal sementara. Dengan demikian hidup yang sejati bukanlah hidup di dunia ini, melainkan kehidupan lain yang bakal datang, yang jauh lebih baik, lebih abadi, dan lebih besar manfaatnya dibanding kehidupan duniawi itu.
Sementara itu petaka dan penderitaan yang berada disana pun jauh lebih hebat ketimbang yang ada di dunia. Karena itu barangsiapa yang silau oleh tujuan lahiriah kehidupan duniawi ini dan tertipu oleh kenikmatan, kekayaan kenyamanannya, lantas mati matian berusaha memperoleh semuanya itu dengan mengorbankan kenikmatan dan kenyamanan kehidupan akherat yang abadi, maka rugilah “perdagangan” yang ia lakukan itu.
Begitu pula halnya merugi pulalah orang yang berpandangan bahwa yang namanya bencana dan kerugian itu hanyalah kerugian dan bencana di duniawi saja, lantas dengan mati matian pula berusaha berbagai cara untuk menghindarinya, walau dengan begitu beresiko ia layak memperoleh siksa dan bencana di kampung akhirat.
Pada hakikatnya orang seperti itu telah melakukan suatu kebodohan yang luar biasa besarnya, dan apa yang ia lakukan itu sama sekali tidak bisa dibenarkan oleh Al Quran, rasio, dan ilmu pengetahuan.
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main main. Dan sesungguhnya akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, kalau mereka mengetahuinya (QS Al Ankabut :64)