Ketika masih kos dulu, saya pernah hidup dekat dengan seorang bapak. Secara berkala beliau datang memperbaiki kran, mengecat rumah, memasang kipas, dan sebagainya. Setelah sekian lama tidak bertemu, saya dikabari bahwa beliau dirawat di Glen Eagles, salah satu rumah sakit termahal di Malaysia, karena kanker paru-paru.
Sempat saya menengoknya. Namun beliau tak sadarkan diri. Sejenak saja beliau terjaga, beberapa menit, lalu tak sadar lagi. Kelihatannya tidak begitu menyadari keberadaan saya yang saat itu mengusap-usap tangannya. Dari adiknya yang membiayai perawatannya saya mendapat informasi bahwa kanker beliau sudah menjalari tulang belakangnya. Yang bisa dokter lakukan hanya memberinya pain killer, obat penghilang rasa sakit. Setengah berbisik adiknya memberitahu saya, “Rokok…!” Saya mafhum.
Hanya beberapa hari setelah peristiwa di rumah sakit itu, takdir membawa saya ke sebuah tempat memandikan jenazah. Ya, saya ikut memandikan jenazahnya setelah jam 7 pagi harinya bapak itu meninggal.
Kanker. Mengerikan! Kakak sepupu saya pun meninggal karena kanker. Diduga karena banyak merokok juga. Saya ada banyak kawan dan kerabat yang serupa sepupu saya, juga serupa bapak itu dalam hal menghisap rokok. Semoga mereka tidak berakhir dengan cara yang sama. Semoga juga takdir tidak membawa saya kepada kejadian serupa, memandikan jenazahnya karena maut datang bersama kanker.
Rokok! Percayalah sobat, benda itu membahayakan!
(dZ/TelagaMotivasi)