Beberapa waktu yang lalu, saya dapat info melalui “BBM Picture” dengan background foto seorang syeikh “tidak dikenal”, yaitu mengenai kesalahan penulisan “insha Allah/inshallah” dan di dalam pesan gambar itu, penulisan yg biasa kita tulis “insya Allah” dianggap salah, menurut pesan pada BBM Picture itu seharusnya dalam penulisannya dipisah menjadi 3 kata, yaitu In Shaa Allah” yang artinya “dengan izin Allah” karena ada kekhawatiran bila salah dalam menulis, itu akan beda arti.
Seketika saya berfikir “akan beda arti” ?! hmm…padahal menurut saya tidak juga, kenapa ?
Begini. Penulisan bahasa Arab yg kita alihkan ke dalam bahasa Indonesia, itu sangat sulit dalam merangkai kalimatnya kalau mau ditulis mewakili bahasa arab yg sesungguhnya karena secara kaidah penulisan alfabetnya dan pengucapannya pun sangat berbeda. Kalau mau dikatakan salah yang sesungguhnya itu adalah bila kita salah menulis dalam menggunakan huruf Arabnya, yaitu salah tanda bacanya dll, nah hal itu benar-benar tidak ada kompromi dan tidak bisa ditolerir (pasti salah).
Mengenai hal ini saya pernah Chatting dgn Ustadz.Taufik Hamim Effendi, Lc., MA, beliau hafiz Qur’an. Ketika itu saya menanyakan mengenai penulisan Alaikumus salam atau Alaykumus salam, lalu saya dapat penjelasan ringkas dari beliau dan Alhamdulillah itu menjadi sebuah pencerahan.
Berikut ini saya akan mengembangkan ulasannya dengan ilustrasi-ilustrasi lain. Dalam keseharian kita suka melihat dan membaca orang menulis lafaz ini: “Allah dan Alloh”, lalu pertanyaannya mana yang benar ? hmm…sebenarnya kalau kita mau permasalahkan, penulisan dengan cara seperti itu salah semua. Secara kritis, penulisan yang mendekati kebenaran adalah Al-looh sesuai intonasi pengucapannya.
Lalu yang lain lagi, yaitu penulisan “khoirunnas”. Dalam makhorijul huruf bahasa Arab, kita mengenal huruf “kho” (huruf itu urutannya setelah ha lalu kho). Huruf kho itu kalau dibaca dengan kaidah bahasa Arab, mengucapnya seperti kita mau mengeluarkan dahak (terdengar suara serak). Kalau mau dipermasalahkan, penulisan kho dalam bahasa indonesia tidak bisa mewakili secara benar dalam penulisan bahasa arab, karena itu tetap saja salah. Mau bukti ?
Coba kita minta orang non islam membaca “khoirunnas”, ketika memulai membaca.. pasti mereka tidak mungkin membaca kho dengan suara seperti yg saya sampaikan di atas (serak seperti orang mengeluarkan dahak), itu karena mereka membacanya sesuai kaidah bahasa Indonesia. Lalu penulisan laa ilaha illalloh, huruf ha disana kalau dibaca dalam bahasa Arab, itu ha besar. Tapi dalam bahasa Indonesia, orang yang tidak paham akan membaca ha biasa. Padahal dalam bahasa Arab, ha itu ada 2, ada ha kecil dan HA besar, sedangkan dalam bahasa Indonesia, ha hanya ada 1. Kacau kan…?!
Begitu pula penulisan-penulisan yang lainnya, yaitu Assalamu’alaikum, kebanyakan orang menaruh tanda petik disana, padahal tidak semua orang tau maksud dari tanda petik itu gimana cara bacanya ?! dalam kaidah bahasa arab, bagi yg sudah paham, itu dibaca sebagai huruf “ain” agak dimasukan kehidung dalam memulai membacanya. Tapi bagi yg tidak mengerti, mereka akan membaca sesuai tulisan (dalam versi bahasa indonesia) dan itu membacanya menjadi salah.
Lalu hal lain, ada orang yg menyingkat ucapan Salam dengan menulis singkat seperti ini “Asslm wr wb”, lalu menyingkat ucapan (subhanahu wata ‘ala) menjadi “SWT” dan menyingkat ucapan (Shallallohu ‘alaihi wa sallam) menjadi “SAW”. Kalau semua itu mau dipermasalahkan, itu harusnya sangat bermasalah, koq disingkat ?! hayoo…
Tapi ya sudahlah…itu jangan terlalu dipermasalahkan, yang penting selagi kita menuliskannya sesuai dengan kepantasan secara umum dan juga tidak dimain-mainkan dalam penulisannya, saya berfikir hal itu tidak apa-apa insya Alloh.
Terakhir yang bisa saya simpulkan dari apa yang kita atau orang tulis selama ini mengenai (mengalihkan penulisan bahasa arab ke bahasa indonesia), anggap saja itu hanya isyarat. Kita harus menangkapnya yang mereka tulis itu adalah sebuah isyarat bahwa sebenarnya maksud dari dalam hati dan pikirannya ucapan adalah bahasa arab yang sesusungguhnya sesuai kaidah yang benar.
Semoga dapat dipahami – Wallohu a’lam bishowab.
Ibnu Adam