Erwin, seorang eksekutif muda yang baru saja mendapatkan pekerjaan baru sebagai General Manager di sebuah perusahaan asing di Jakarta, tidak akan pernah bisa melupakan jasa seorang anak tukang ojeg payung atas karir bagus yang kini disandangnya.
Suatu hari, Erwin mendapat panggilan untuk interview terakhir –setelah melewati dua kali interview sebelumnya. Pukul 13. 00 WIB, waktu yang ditentukan untuk jadwal interview tersebut. Namun sebagai muslim yang taat, Erwin merasa berkewajiban untuk terlebih dulu menunaikan shalat dzuhur. Ia pun mampir ke sebuah masjid untuk menunaikan shalat. Entah karena terburu-buru, Erwin meninggalkan begitu saja sepatunya di depan masjid tanpa memperhatikan letaknya. Padahal, begitu pemuda itu shalat, hujan turun sangat deras, sedangkan letak sepatunya tidak tepat berada di bawah atap teras masjid.
Seorang anak berusia sembilan tahun, ia adalah penjaja jasa ojeg payung, melihat sepatu bagus milik Erwin yang mulai kehujanan. Maka ia pun berinisitif memayungi sepatu tersebut. Mulanya, anak kecil itu hendak memindahkan sepatu Erwin ke tempat yang teduh. Namun karena ragu, ia memutuskan untuk melindunginya dengan payungnya.
Usai shalat, Erwin mendapati anak kecil berpayung di dekat sepatunya. “Hei, kamu mau mencuri ya!” gertak Erwin agak keras.
“Tidak Oom, saya hanya memayungi saja. Biar tidak basah kehujanan…” jelas si kecil.
Sejurus kemudian, Erwin mengambil sepatunya dan memberikan selembar uang seribu rupiah kepada si tukang ojeg payung itu. Hujan mulai reda dan tak lama Erwin bergegas meninggalkan tubuh kecil yang mengigil sambil mengepal selembar uang basah.
Hari itu, Erwin memperoleh apa yang diimpikannya. Sebuah jabatan General Manager berhasil diraihnya. Namun ia terlupa bahwa keberhasilannya meraih kesuksesan hari itu tak luput dari sepenggal ‘pertolongan’ anak kecil tukang ojeg payung. Tangan Allah turun langsung membantu melancarkan perjalanan Erwin di hari itu melalui tangan kecil si tukang ojeg payung.
Untungnya, sepekan kemudian Erwin teringat akan jasa si ojeg payung. Ia tahu persis di mana mencari si kecil itu dan berhasil menemukannya. Untuk membalas jasanya, Erwin menjadikan dirinya sebagai orang tua asuh bagi anak itu yang sudah dua tahun tidak bersekolah.
***
Teramat banyak batu-batu pijakan yang telah kita tapaki untuk menuju puncak kesuksesan. Namun teramat sering kita melupakan peran kecil yang menentukan dari semua batu pijakan itu.
Gaw http://gawtama. Multiply. Com