Segala sesuatu itu ada dan akan terjadi sesuai dengan ketentuan qadha dan qadar. Ini merupakan keyakinan setiap muslim, para pengikut setia Rasulullah SAW. Yakni keyakinan mereka bahwa segala sesuatu di dunia ini tidak akan pernah ada dan terjadi tanpa sepengetahuan, izin dan ketentuan Allah SWT.
Tiada suatu bencana pun yang terjadi di bumi dan tidak pula pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis di dalam kitab Lauh al-Mahfudz sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (QS Al-Hadid: 22)
Dan, sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (QS Al-Baqarah: 155)
Cobaan bagi seorang mukmin adalah kebaikan, “Sungguh unik perkara orang mukmin itu! Semua perkaranya adalah baik. Jika mendapat kebaikan ia bersyukur, maka itu menjadi kebaikan baginya. Dan jika ditimpa musibah ia bersabar, maka itupun sebuah kebaikan baginya. Dan ini hanya akan terjadi pada orang mukmin,” demikian Rasulullah bersabda.
Rasulullah juga telah berpesan, “Jika engkau memohon, maka memohonlah kepada Allah, jika engkau minta pertolongan mintalah kepada Allah. Ketahuilah bahwa seandainya seluruh makhluk berkumpul untuk memberikan manfaat kepadamu niscaya mereka tidak akan mampu memberikannya, selain yang telah ditetapkan Allah bagimu. Dan, seandainya mereka semua berkumpul untuk mencelakakanmu, niscaya mereka tidak akan mampu mencelakakanmu selain yang telah ditetapkan Allah atasmu. Pena-pena telah kering dan lembaran-lembaran telah dilipat.”
Dalam sebuah hadits shahih yang lain disebutkan, “Ketahuilah bahwa apa yang akan menimpamu tidak akan pernah luput dan apa yang tidak akan menimpamu tidak akan pernah menimpamu.”
Pernah pula Rasulullah mengatakan pada sahabatanya yang mulia, “Pena telah kering, wahai Abu Hurairah, berkaitan dengan apa yang akan engkau hadapi.”
Di lain waktu Rasulullah memberikan panduan, “Kejarlah apa yang bermanfaat untukmu, dan mintalah pertolongan kepada Allah. Jangan mudah menyerah dan jangan pernah berkata, ‘Kalau saja aku melakukan yang begini pasti akan jadi begini.’ Tapi katakanlah, ‘Allah telah mentakdirkan, dan apa yang Dia kehendaki pasti akan Dia lakukan.’”
Dalam sebuah hadits shahih, Rasulullah dia bersabda, “Allah tidak menentukan sebuah qadha bagi hamba kecuali qadha itu baik baginya.”
Berkaitan dengan hadist ini, Syaikhul Islam Ibnu Taimyah pernah ditanya, “Apakah maksiat itu baik bagi seorang hamba?” Beliau menjawab, “Ya! Namun dengan syarat dia harus menyesali, bertaubat, beristighfar, dan merasa sangat berasalah.”
Allah berfirman, “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” (QS Al-Baqarah: 216)
***
Dinukil dari: Laa Tahzan karya Dr. Aidh Al-Qarni, terbitan Qisthi Press