Oase Iman

“Bagaimana Anda menjadi muslim?” “Ya, karena saya mencintai agama Islam.” “Sejak kapan Anda mencintainya?” “Saya tidak tahu persis. Yang jelas sejak kecil saya sudah menjadi muslim.”

Seorang lelaki yang sedang sakit keras bertanya kepada dokternya. “Dok, tolong katakan, berapa lama lagi saya akan bertahan hidup?” Sang Dokter merasa iba kepada lelaki itu, karena ia tahu penyakit pasiennya sulit disembuhkan.

Kematian bisa datang kapan saja dan sering tak terduga, termasuk pada momen bahagia atau momen di mana seseorang belum sempat menikmati kebahagiaannya.

Ia penduduk asli New Zeeland yang benci bila mendengar berita tentang muslim dan Islam, karena setahu dia, Islam adalah agama yang sangat tidak toleran dan hanya mau menang sendiri.

Saya kagum pada keteguhan dan kemampuan mereka untuk menahan lapar,dahaga dan amarah sepanjang hari sebagai perwujudan ketaatan mereka pada Allah.

Setiap kita pasti memiliki dosa , kesalahan, noda dan aib. .

Mengapa begitu kencangnya langkah hati kita untuk selalu menyaksikan berita itu? Sedangkan, mengapa begitu lemahnya langkah hati kita untuk selalu menambah berita tentang “kepastian” yang menanti?

Kalau ada orang yang tidak dikenal,dia tercebur ke sungai dan tak bisa berenang, apakah bapak-bapak akan menolong orang itu?” “ya secara reflek akan kami tolong” “walaupun bapak tak kenal orang itu? ” “ya iya lah, kami orang baik-baik Pak Ustadz.”