Oase Iman

Teman-teman saya yang baru beberapa bulan datang ke
Nagoya berkeluh, "Kami mempunyai masalah dalam hal
mengajari anak-anak membaca Al-Quran

Setiap hari tak terkecuali hari Ahad, ia bekerja membanting tulang demi memenuhi kebutuhan keluarga.

Penghasilannya sebulan sebagai guru kontrak tidak logis untuk membiayai seorang isteri dan dua orang putra-putrinya. Dia juga masih memiliki tanggungan seorang adik yang harus dihantarkannya hingga selesai SMA.

Profesi wanita itu hanya sebagai kondektur. Tidak ada yang istimewa dengan dirinya, pakaiannya, gayanya ataupun suaranya yang melengking di tengah deru kendaraan.

Subhanallah, rupanya Allah hari ini telah mengingatkan aku melalui bu Yuyun, guru ngaji anakku akan ketulusan dan keikhlasan. Tentu saja bu Yuyun lebih memilih keuntungan yang akan didapat dalam ‘perniagaannya’ dengan Allah.

“Nak, mulai besok kalian tidak usah sekolah lagi ya? Bapak sudah tidak punya uang untuk biaya sekolah kalian…” suara parau itu pun akhirnya keluar juga. Sebenarnya, lelaki itu tak pernah sanggup untuk mengungkapkannya. Selama hampir

Ternyata, Nariyah memang punya jiwa besar, bukan sosok pendendam. Baginya, cukup hadirnya suami memberikan kebahagiaan tersendiri baginya.

Kadang tanpa disadari kekerasan hati saya pun menahan saya untuk tidak bertindak lebih bijak walau semua itu dimaksudkan untuk mendidiknya agar jadi anak shaleh.

Aku melihat bi Onah juga adalah sosok orang yang isteri salihah, orang yang jujur, dan ibu yang baik bagi anak-anaknya sehingga Allah memudahkan pertolongan-Nya, dan menggerakkan hati ini untuk menolong.

Kedekatan kami berawal justru karena ketidaksukaanku kepada etnis tertentu, yang kupikir mengalir di dirinya. Ternyata aku salah besar.