Oase Iman

Kematian bisa datang kapan saja. Tidak hanya menimpa pada orang yang sudah tua, sakit-sakitan, dan kondisi yang sedang diliputi krisis tetapi bisa menimpa pada orang muda, sehat, dan kondisi yang sedang menuju puncak kesuksesan.

Secara periodik, si pemilik warung yang tak lain adalah Office Boy (Anda tentu tahu jenis profesi yang satu ini) akan mengupdate stok barangnya. Mencatat yang sudah habis, dan mengisinya kembali.

Dua tahun dua bulan aku berdomisili di Mesir. Negara Mesir terkenal dengan julukan tanah Kinanah, negri Fir’aun, lembah Nil, negrinya Para Anbiya, juga ada sebutan masyhur yaitu negeri Seribu Menara.

Tepat di bawah lampu merah, dua orang anak usia SD (mungkin kakak beradik?) bercanda riang, seolah mereka tengah bermain di tempat wisata yang ceria.

Subhanallah, hampir tak percaya melihat kondisi saldo saya, ada tambahan sebesar 420 euro, jumlah yang cukup banyak bagi saya. Saya lihat nama pengirimnya terus terang saya tak kenal mereka.

Saya menyentuh tangannya, memegangnya erat-erat sambil berkata, “kamu bisa mewujudkan keinginan ibumu. Tahun depan itu masih ratusan hari lagi, dan sangat mungkin itu bisa terealisasi, ” saya menepuk semangatnya.

Berqurban adalah hak sekaligus keinginan, mimpi dan cita-cita setiap orang yang beriman. Meski pada akhirnya, berqurban bagi sebagian besar orang tetap sebatas keinginan, masih menjadi mimpi dan sekadar cita-cita yang entah kapan kan terwujud.

Sedikit cerita. Beberapa bulan yang lalu, di saat saya memutuskan untuk berubah dan ingin menjadi seorang akhwat, mereka menerima dan mendukung saya.

Mereka konon tinggal di Aziziyah sementara aku tinggal di Sulaimaniyah. Jarak kami sekitar 12 km. Selain sulitnya transportasi pada musim haji, status yang merangkap (bekerja dan berhaji) menjadikan ruang gerakku sempit.

Saya teringat dengan sahabat saya, yang tahun lalu berangkat haji atas biaya kantor. Namanya Imam Gunawan, seorang PNS dari kantor pemerintah. Di kantor yang lama, dia adalah seorang pejabat yang sederhana.