Oase Iman

Seraya keberkahan Idul Adha menjadi milik orang yang berqurban dan penjual hewan qurban. Tapi lain hal dengan petugas penyapu jalan. Kenapa tidak?

Dia menyadari bahwa apa yang dilakukannya adalah sekedar upaya, sedangkan hasilnya Allah-lah yang menentukan.

Mungkin pada saat-saat tertentu kita memang perlu diam, diam mengintrospeksi diri, berpikir untuk memperbaikinya, diam merenungi kebesaranNya.

Takbiran hanya dijalankan setelah sholat wajib di masjid, itupun hanya beberapa saat. Karena hari raya ini jatuh di Bulan Desember, maka suasana Natal nya lebih terasa.

Yang lebih miris adalah ketika aku harus rela sesekali mendengar dari bibir manisnya keluar umpatan-umpatan kasar yang tidak sama sekali pantas diucapkan.

Tapi kemudian saya sadar, dia tak lengkap tanpa sosok bapak. Lalu, kenapa tidak ada hari bapak? He, pertanyaan standar anak kecil yang hingga kini tak mampu saya jawab.

Si Bapak juga menjelaskan bahwa ia dibayar perkarung yang dia angkat sebesar seratus rupiah. Ya Allah, berapa karung yang harus ia angkat supaya bisa mencukupi kebutuhan keluarganya di kampung sana.

Ungkapan seperti ini sering terdengar. Entah di lingkungan sekitar rumah, di warung-warung, atau di kalangan pekerja kantoran. Apa yang mereka sebut dosa kecil?

Pernah juga aku tertegun dan tersipu malu. Ketika dua mata ini terbangun dalam keindahan satu pertiga malamnya. Dua mata ini terbuka ketika satu demi satu percikan air wudhu mengalun dari balik dinding kamarku.

Ketika kita melakukan ruku’ lalu kita bersujud, kita merendahkan diri kita semua hanya kepada Dzat yang Satu, inilah yang kita sebut sebagai kebebasan hati.