Ramadhan Cinta di Bumi Sakura

Hari ini mungkin adalah 2 hari terakhir menjelang penghujung Ramadhan 1430 H. Tidak terasa, bulan Syawal pun menjelang. Tidak ada riuh malam ketupat di bumi Sakura, juga kerepotan yang kadang seperti tidak akhir di dapur menjelang malam Lebaran: untuk membuat 1 Syawal menjadi Lebaran yang sempurna. Semuanya berjalan seperti biasa.

Kampung yang Kusanjung

Kampungku yang malang. Dulu, kampungku sangat kusanjung. Anak-anak berlomba-lomba sekolah di madrasah. Sorenya mengaji. Taklim semarak dan rutin. Para pemuda akan malu kalau rambutnya gondrong. Apalagi pakai anting-anting di telinganya. Kini bukan pemandangan asing lagi. Bahkan rambutnya dicat warna-warni.

Cahaya Redup di Lintas Utara

Sebagaimana layaknya anak usia 10 tahun. Cahaya sudah tidak sabar menunggu perjalanan itu. Pasti sebuah pengalaman yang seru, duduk di belakang ayah membonceng sepeda motor. Biarlah ibu tidur di dalam bis bersama adik. Di jalan, Cahaya ingin melihat semua. Biar nanti di sekolah banyak cerita. Bertemu kakek dan nenek tambah bahagia.

Trauma Membawa Hikmah

Ah, kecelakaan itu berbuah manis. Aku bisa mengetahui siapa-siapa saja tetangga rumahku yang begitu sangat perhatian padaku dengan keikhlasannya. Aku bisa tahu, bahwa walau tidak memasak apapun, bisa setiap hari memakan menu sehat dari tetanggaku.
Aku juga bisa merasakan kasih sayang yang besar dari famili yang datang sehari setelah kecelakaan itu dan semua memaksa aku untuk OPNAME.

Diberi Emas, Minta Berlian

Ada hal yang menggelitik ketika teman saya satu divisi ‘ribut’ masalah THR. Ia tidak mempermasalahkan jumlah THR yang didapatkan dari kantor, tapi mempermasalahkan kenapa ia tidak mendapatkan THR (bonus) dari atasannya, padahal temannya di divisi lain mendapatkan THR dari dua atasannya, yakni atasan langsung setingkat kepala divisi dan di atasnya lagi setingkat direktur

Baca, bagi yang mau jadi Abbi dan Ummi

Yang menjadi main point pada analogi ini adalah bahwa anak perlu dijaga! Sebentar! dijaga di sini bukan berarti setiap hari kita musti pakai baju satpam, bawa pentungan, dan berdiri tegap dibelakang si anak (yang ada si anak malah jadi takut!). Maksud dijaga bukan pula hanya sekedar selalu diberikan penjagaan agar anak tidak pergi atau melakukan sesuatu sembarangan, tidak terjatuh, tidak terluka, tidak dijahati, dan lain-lain.

Jangan Salah Pilih Kacamata

Dalam kehidupan di dunia ini, kita juga butuh kacamata, yang dengannya kita bisa membedakan antara yang benar dan salah, antara yang baik dan buruk, antara jalan yang berbahaya dan jalan yang selamat. Kacamata tersebut adalah Al-Qur`an dan sunnah Rasul. Seperti halnya kacamata yang punya dua lensa. Dengan memakai satu lensa, seseorang akan sulit untuk melihat dan beraktifitas dengan seimbang. Begitu juga dengan Al-Qur’an dan sunnah keduanya tidak bisa dipisahkan.

Usah Kau Lara Sendiri, Ukhty

Kalau saya boleh memilih sebenarnya saya tak ingin pertemuan itu berlangsung pada saat itu. Menemui dirinya saat orang-orang sedang menunaikan ibadah shalat sunah di malam bulan Ramadhan. Menunaikan ibadah shalat tarawih plus witir. Jujur sebenarnya saya risih dengan pertemuan itu. Pertemuan antara seorang dua makhluk berlainan jenis di malam bulan suci.

Rutinitas Dalam Kehidupan

Saat kita berkumpul dengan keluarga besar kita, di saat lebaran. Kadang kita terperangah, serasa tak percaya, karena rasanya baru beberapa tahun berlalu keponakan kita yang dulunya seorang gadis kecil, ternyata disaat pertemuan itu telah menjadi seorang ibu dari seorang anaknya. Maupun berita kematian orang-orang yang “dituakan: di kampung kita. Kita pun sering-kali serasa tak percaya, bahwa semuanya di luar perkiraan kita.

Kepenatan 30 Tahun yang Terobati

Belum tuntas 10 hari kedua, beberapa warung makanan dengan penutup setengah badan sudah tak malu untuk mulai beraktifitas seperti semula. Mungkin karena kita bangsa majemuk hingga bagi yang beragama lain terutama yang dalam perjalanan membutuhkan tempat mencari makan. Sepuluh hari kedua di bulan Ramadhan sudah seperti hari-hari biasa.