Laki-laki Indonesia vs Laki-laki Jepang

Hmm…dalam hati saya berkata, sebenarnya tidak semua laki-laki Indonesia seperti itu. Masih banyak juga yang kurang peduli dengan urusan rumah. Jangankan ikut membantu memasak atau mencuci, kadang sekedar membantu menyuapi si kecil saja mereka enggan.

Ada Trem Di Balik Kabut

Selama masih di dunia dalam kondisi dan situasi dimana dan kapanpun kita berada yang namanya senang dan susah, suka dan duka, tawa dan tangis dan seterusnya pasti akan kita jumpai.

Ketika Ukhuwwah Tidak Sekedar Basa Basi

Teringat pada saudara-saudara (yang saya cintai karena Allah) yang begitu tulus menolong keluarga saya dalam keadaan krisis finansial di negeri sakura. saat itu tahun ke-4 saya tinggal disana, keuangan sedang krisis. waktu itu adalah tahun dimana suami saya seharusnya menyelesaikan program doktornya.

Duh Susahnya Beramar Ma'ruf Nahi Munkar

Temanku tentu saja kaget, setelah tahu pengirim sms adalah teman suaminya yang suka curhat. Untung dia bisa menguasai keadaan saat itu. Dengan tenang dia ceritakan pada anaknya, bahwa kadang memang sering terjadi orang yang salah mengirim sms. Dan kebetulan ke kirim ke nomer handphone ayahnya.

TV oh TV

Baik orangtua maupun kerabat dan handai tolah memberiku wejangan, yang rata-rata ungkapannya seperti ini, ”Pembantu mana ada yang betah kalo di rumah nggak ada TV. Mereka kan bosan, seharian kerja nggak ada hiburan.”

Saat Hidayah Datang Menyapa

Sama seperti Faisal Xavier, akupun tak tahu persis bagaimana mula ceritanya Bu D ini menjadi seorang mualaf. Yang pasti, saat hidayah datang menyapa, ia akan datang dengan cara dan jalannya sendiri. Tak dapat dicegah, juga tak mudah dipinta.

Jagalah Allah, Niscaya Dia Menjaga Kamu

Dan ketahuilah, bahwa andaikan seluruh umat manusia berhimpun untuk memberimu suatu manfaat, niscaya mereka tidak akan bisa memberimu manfaat apa pun, kecuali suatu manfaat yang telah ditentukan Allah untukmu.

Bolehkah Saya Shalat di Tempatmu?

“Can I pray at your place?” * Permintaan ini datang dari supir taksi yang aku tumpangi. Permintaan itu terucap ketika ia menolongku mengeluarkan barang-barang belanjaan dari bagasi mobilnya. Bapak supir taksi yang kemudian aku ketahui berasal dari Pakistan itu rupanya mengenaliku sebagai seorang Muslimah dari kerudung yang aku pakai.