Oase Iman

Sebenarnya sudah lama aku ingin menulis masalah poligami ini. Tetapi keinginanku itu semakin menjadi-jadi ketika aku menemukan sesuatu pemandangan mengenai poligami.

Seorang bapak berkata pada anaknya, “Anakku, jika engkau selalu menjaga shalat lima waktu berjamaah di mesjid tepat waktu, di akhir bulan bapak akan belikan untukmu sepeda motor.”

Aku masih ingat pantai yang indah, menjelang senja, dan terus menikmatinya. Pinggiran pantai yang diterpa deburan ombak laut Selatan, yang tinggi, terkadang membuat aku takut.

Seorang laki-laki datang menghadap Rasulullah SAW, kemudian bertanya, ”Wahai Rasulullah, tunjukkan kepadaku suatu amalan yang jika saya amalkan saya akan masuk surga.”

Jadi banyak sekali celah-celah yang membuat orang sombong pada sesamanya. Sehingga terkadang keluar kata-kata penghinaan yang kasar, maaf, bodoh, goblok dan seterusnya.

Rasa gembira meliputi mereka sekeluarga namun tak dapat dipungkiri dalam hati seorang ibu tentu ada sebersit rasa sedih karena harus berpisah dengan buah hatinya yang akan pergi menyeberangi lautan.

Tugas para ibu rumah tangga yang bergerak di sektor domestik sangat berpotensi mengalami kejenuhan. Apalagi rutinitas kerja istri yang seabreg untuk membereskan pekerjaan rumah tangga.

Berbuat baik karena ingin dilihat dan dipuji orang, itu namanya ria. Tetapi jika kita tidak melakukan kebaikan karena khawatir terjangkiti ria dan takabbur, maka selamanya kita tidak akan pernah melakukan kebaikan.

Aku kaget dan sesaat terbengong ketika tiba-tiba dia tepat duduk di hadapanku yang sedang asyik menikmati makan malam di kantin PT. Sekedar menyapa dan dengan santai berbicara hal-hal ringan.

Emmhh tak heran ya banyak ibu-ibu yang sering kehilangan kesabarannya ketika menghadapi tingkah polah anak-anaknya. Hal itu karena kondisi fisik yang sudah kelewat capek.