Oase Iman

Di siang gerimis rintik yang membasahi hampir seluruh kota, kulangkahkan kaki menuju masjid bersejarah.

Perlahan kubaca tiap baitnya, dan terpaku pada satu bait “Barangsiapa di antara kalian berdiam diri di rumahnya maka sesungguhnya ia telah menyamai ’amal para mujahidin di jalan Allah.”

Batas kemampuan seseorang dalam menghadapi sebuah ujian atau cobaan berbeda-beda. Barangkali inilah yang membuat batas sebuah kesabaran menjadi relatif.

Untuk itu wahai ibunda, ikhlaskan ananda pergi meninggalkanmu menuntu ilmu untuk sementara waktu, meski terus dihimpit kesulitan ekonomi tapi aku yakin dengan sabda Rasul kita Muhammad Saw

Jika cerdas, kenapa mudah terjebak dengan urusan debat-mendebat dibanding harus berkarya nyata untuk perbaikan ummat? Lihatlah Singapura. Dia bukan negara muslim.

” Loh sekarang mau kemana ? ” tanya saya. Coba apa jawabnya : ” saya mau tanya, di mana toko Vietnam yang menjual cabe merah ?

Kalau mereka diusir dan diteriaki dengan ungkapan di atas tanpa sebab yang jelas, karena faktor benci, tidak suka, dsb (misalkan), ya itu hal yang lumrah dalam jalan hidup seorang da`i,

Setelah kedua peristiwa itu, ada sebuah tanya di hatiku; pada saat genting seperti apakah yah, Allah memberi kesempatan kepada suami untuk menemaniku?

Orasinya terlalu lancar seperti tanpa jeda, tanpa banyak titik atau koma. Sesekali sang orator itu memakai kata “menghadirkan”.

“Menikah? Sejenak aku berpikir dan tanpa sadar perenungan dimulai. Menikah sama artinya bahwa aku akan menjadi seorang isteri dan juga tentu diujungnya akan menjadi seorang ibu.