Oase Iman

Aku tak mampu menuliskan tentangmu. Aku tak mampu merefleksikan kesedihanku. Aku juga tak mampu memberikan bait-bait apa yang sebenarnya aku rasakan padamu. Aku seperti menjadi tak berarti dihadapanmu.

Persepsi itu begitu saja timbul ketika pertama kali diadakan untuk kami tarkyz Qurani.. ah.. jika ingat masa-masa itu.. rasanya sombong sekali ingin menolak tawaran nikmat dan hidayah yang luar biasa itu..

Lama tak berjumpa, sahabat yang kukenal baik ini ternyata sudah merubah penampilannya. Dagunya kini dihiasai jenggot tipis dan rapi. Tak begitu lebat namun terlihat jelas karena wajahnya yang putih bersih.

Ummi, kenapa Ummi meneteskan air mata? Kenapa Ummi terlihat begitu bersedih? Ummi, ceritakanlah pada Abi duka apa yang telah merusak taman bahagia di hati Ummi! Ummi, ku tak kuasa melihat matamu basah berair.

Di negara yang mengenal empat musim, Allah ‘menebarkan’ ayat-ayat kauniyah-Nya di bandingkan dengan negara-negara yang mengenal dua musim. Mengapa?

Seorang ibu, yang hidupnya termasuk diatas rata-rata orang kebanyakan, Tentu yang saya bicarakan ini seorang ibu rumah tangga dengan beberapa anak

Ada tujuan apa acara begini digelar setiap malam? Ahirnya teman saya berterus terang. Bahwa, ia sedang di mintai tolong oleh salah seorang calon Bupati, yang akan ikut bursa Pilkada di kabupaten saya.

Bisa dibayangkan sekiranya Allah tidak menurunkan besi. Adakah jembatan yang bisa menghubungkan antar pulau atau negara?

Pengalaman hidupnya sungguh mengesankan. Ada sedih dan kesengsaraan. Ada keteguhan dan tanggung jawab. Ada kesabaran, syukur dan keikhlasan.

Reuni ini menjadi menarik, karena sering kali para peserta agak kesulitan untuk saling mengenal. Setelah lebih dari dua puluh tahun berpisah, tentu saja teramat banyak perubahan yang terjadi.