Oase Iman

Sepuluh menit lagi mendekati pukul delapan malam. Taksi yang kami tumpangi melaju dengan kencang membelah gelapnya malam kota Bangkok. Suami dan gadis cilikku ikut menemani.

Seorang hitam, anak bekas budak akan menikahi seorang wanita cantik terhormat dari kalangan Quraisy, kabilah terhormat di jazirah Arab? Lantas apa yang akan dikatakan orang tentang pernikahannya nanti?

Saya paling cinta kepada anak-anak, saya sangat mencintai istri, saya teramat cinta kepada suami, saya cinta kepada ibu yang telah membesarkan saya, atau mungkin saya paling cinta pada diri sendiri.

Sebenarnya, saya ingin mengajak kita semua untuk jangan takut ketinggalan dalam hal menghafal apa saja yang ada dalam agama kita ini; Islam yang kita cintai sampai mati.

Jika anda pernah berkunjung ke Abu Dhabi (United Arab Emirates-UAE), nyaris seratus persen sopir taksi di kota indah, hijau serta terletak di tengah gurun itu, adalah Pakistan.

‘Alhamdulillah’ rejekiku sedang lancar, giliranku mentraktir teman-teman. Tapi payah, baru beberapa gelas mereka sudah mabuk! Tidak seperti minggu kemarin, waktu si xx yang bayarin.

Yang menjadi masalah adalah, berbeda dengan sabar yang tidak ada batasnya, bersenda gurau itu ada batasnya. Tapi, kita sering bercanda secara berlebihan. Rasulullahpun bercanda, tapi beliau jarang sekali melakukannya.

“Antum tau gak, bahwa sejak 1400 tahun yang lalu alquran sudah menyinggung tentang Facebook dan kawan-kawannya?!” Ahmad sang Cagur (Calon Guru) tertegun diiringi dengan tertawa kecil seolah tak percaya statmen Ilmi.

Mudah-mudahan tulisan ini akan berguna buat teman-teman yang akan melangsungkan pernikahan, mengadakan perjanjian mitsaqon Gholizho yang suci, menggenapkan Ad-din.

Berprasangka baik sangat dianjurkan sebenarnya, tapi, jangan sampai salah tempat. Ketika orang lain bertindak di luar dugaan. Atau melakukan tindakan di luar kelaziman.