Oase Iman

Tulisan ini mungkin agak sedikit panjang, karena kita akan mencoba membedah mengenai pekerjaan atau profesi yang mungkin bisa kita dapatkan dari hobi kita membrowser situs facebook ini.

Semoga kejadian siang ini, kembali mengingatkan kita akan dosa-dosa yang kita perbuat, bahkan—astaghfirullah—kita anggap enteng. Semoga kita termasuk orang-orang yang ingat akan ini.

Di sebelah saya duduk seorang laki-laki muda, yang dengan santainya menghembuskan secara teratur asap nikotin yang membuat saya sedikit terbatuk–batuk.

“Ah kayaknya baru kemarin bayar kontrakan rumah, eh udah mau bayar lagi, pusing palaku ini bah,” inilah kehidupan, begitu cepat sekali hari berputar, setahun rasanya seperti sehari.

Bagi seorang pemuda, malam itu sangatlah menggoda. Ditambah hiruk-pikuk kendaraan di mana muda-mudi yang bukan mahramnya berboncengan sambil berpelukan.

Dari atas jalan layang tersebut saya dapat melihat aneka bangunan mewah, mulai dari mal-mal atau pusat perbelanjaan, hotel-hotel berbintang, hingga apartemen yang berdiri megah.

Bila berteman dengan seorang pandai besi, maka kita akan ikut terbakar. Bila kita berteman dengan seorang penjual minyak wangi, maka kita pun akan tertular dengan keharumannya.

Pagi ini, aku melaksanakan gotong royong kecil-kecilan di pekarangan bersama ibuku tercinta. Menghabiskan akhir pekan ini dengan sebuah cangkul, sebatang sapu lidi dan sebuah gunting tanaman.

Perumpamaan orang alim yang menyeru kebaikan kepada manusia, tetapi ia sendiri tidak berbuat baik, bagaikan lampu lilin yang menerangi orang lain namun membakar dirinya sendiri.

Banyak orang yang bingung ketika disuruh untuk menulis, untuk itu mari mundur ke belakang, ke-14 abad yang lalu, ketika Rosulullah SAW pertama kali mendapat wahyu untuk membaca.