Seorang pasien, wanita setengah baya, beranjak dari dental chair. Hari ini Adachi sensei telah mengeluarkan gigi geraham tigayangposisinya miring melaluioperasi kecil odontectomy.
“O daizini. Otsukaresamadeshita.” Seakan dikomando Adachi sensei, saya dan perawat serentak mengucapkan kalimat ini sambil membungkukkan badan. Begitulah sejak hari pertama melakukan kegiatan magang di dental clinic milik Adachi sensei, kalimat ini seakan menjadi ‘salam wajib’ bagi pasien.
Tidak hanya di klinik gigi. Ketika saya membawa si kecil ke rumah sakit pemerintah, suasana seperti itu nampak pula. Dokter, perawat sampai petugas cleaning service yang kebetulan berpapasan di koridor rumah sakitpun tak lupa mengucapkan kalimat ini.
***
Odaizini atau semoga cepat sembuh. Kalimat yang sering diungkapkan oleh dokter atau tenaga medis Jepang ketika pasien akan meninggalkan ruang pemeriksaan. Kalimat sederhana yang mengandung harapan agar pasien segera terlepas dari kesusahannya. Sementara kalimat otsukaresamadeshita untuk menghargai jerih payah pasien karena telah kooperatif dalam pemeriksaan/perawatan.
Sebuah kalimatyangsederhana tapi meninggalkan kesan yang dalam bagi seorang pasien. Di saat kesakitan mendera, seorang dokter memberikan sentuhan verbal dengan sebuah kalimatyangsangat mengena di hati.
Apa artinya sebuah kalimat ini? Dari sebuah kalimat sederhana ini kita bisa melihat setidaknya dua point.
Pertama, empati seorang dokter. Dokter yang memang sudah paham penyakit yang diderita pasien seakan ikut merasakan kesusahan pasien. Kebahagiaan pasien saat sembuh adalah kebahagiaannya juga sebagai seorang dokter.
Kedua, kerendahan hati. O daizini mengisyaratkan pula kerendahan hati seorang dokter karena pribadi yang superior akan sulit berucap dengan rendah hati. Dokter tidak memandang rendah pasien sebaliknya pasienpun ikhlas menjalani step demi step pemeriksaan. Dari kerendahan hati ini pula maka tak heran dokter rata-rata bersedia meluangkan waktu untuk menunaikan hak pasien dengan baik. Segalanya dikomunikasikan dengan baik dan terlihat betapa dokter melakukan pekerjaan dengan sepenuh hati. Karena ketulusan hati inilah akhirnya kalimat o daizini yang singkat dan sederhana sampai pula ke hati dan membuat suatu kesejukkan ketika mendengarnya. Pasien seakan mempunyai semangat baru untuk lekas sembuh.
Islam adalah dien yang mengajak ummatnya untuk giat beribadah. Ibadahyangberhubungan dengan sang Khalik (habluminallah) dan ibadahyangberhubungan dengan sesama manusia (habluminannas). Dalam membangun hubungan sesama manusia, apapun bisa kita jadikan sebagai sarana ibadah. Menolong temanyangkesusahan, mendamaikan orangyangberselisih, tersenyum….pun sekedar mengucapkan o daizini.
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat balasannya pula" QS Al-ZalZalah [99]: 7-8
Oleh karena itu jangan sepelekan kebaikan, karena kecil dan sederhana suatu amal dalam pandangan manusia belum tentu kecil di mata Allah. Mengucapkan kalimat seperti o daizini atau semoga cepat sembuh atau syafakallah hanya perlu sekian detik. Tapi jika diucapkan dengan penuh keikhlasan dan istiqomah akan menjadi suatu kebajikan tersendiri yang insya Allah akan memperberat timbangan amal sholeh di yaumul hisab. Untuk para sejawat tenaga kesehatan, mari kita budayakan kalimat ini. Ucapkan dengan sepenuh hati kalimat ini dan mohonkan juga kesembuhan bagi pasien.
Kalimat penuh harap kesembuhan ini memang bukan penentu kesuksesan suatu therapy medis. Tapi peracayalah, kalimat ini pasti membahagiakan siapapun yang mendengarnya.
Catatan:
Otsukaresamadeshita =maaf, anda telah bersusah payah Sensei= sebutan utk dokter/guru di Jepang