Menjadi seorang muslimah dengan tetap mempertahankan identitas di negara mayoritas non-muslim bukanlah hal yang mudah. Pagi ini (21/11/2009) saya membaca sebuah artikel di situs eramuslim yang berjudul "Muslimah Jerman ditendang Empat Penyerang". Dalam artikel itu disebutkan bahwa tindakan sentimen dan rasisme kembali hadir di Jerman. Seorang mahasiswi kedokteran dan mengenakan jilbab itu mengalami tindakan pemukulan oleh 4 orang pemuda ketika dia baru keluar dari perpustakaan menuju mobilnya. Sebelum mengalami pemukulan, empat pemuda itu berteriak dengan slogan-slogan rasis kepada mahasiswi tersebut.
Di artikel yang berbeda menyebutkan banyak sekolah-sekolah Islam di Inggris ditutup sehingga menyebabkan tidak ada pilihan bagi orang tua muslim selain mengirim anak-anak mereka sekolah keluar negeri, seperti Pakistan dan Bangladesh, dengan biaya pendidikan dan kualitas yang rendah.Seorang juru bicara Departemen untuk Anak-anak, Sekolah dan Keluarga mengatakan bahwa sekolah-sekolah Muslim telah gagal untuk dapat bergabung ke sektor negara agar mendapatkan semua biaya operasional dari pemerintah.
"Hal ini sangat menyedihkan karena mereka tidak akan mendapatkan kualitas pendidikan yang sama dan hanya beberapa diantara mereka mengakhirinya dengan menikah dan tidak menyelesaikan studi mereka sama sekali," kata Hojjat Ramzy, kepala sekolah pada Iqra Girls ‘School di Oxford, salah satu sekolah swasta Islam yang akan menghadapi penutupan.
Lain lagi dengan cerita dari Belgia. Minggu lalu, ketika saya menghadiri forum pengajian akhwat di Utrecht, salah seorang ibu yang tinggal di Belgia menceritakan kondisi Islam di sana. Saat ini sudah diberlakukan peraturan "Tidak Boleh Mengenakan Jilbab di Sekolah" sehingga para muslimah yang masih ingin sekolah harus melepaskan jilbabnya. Hal yang sama terjadi di Perancis beberapa tahun silam.
Di Belanda, baru-baru ini terdengar kabar bahwa ada seorang anggota dewan mengusulkan agar orang yang mengenakan kerudung atau atribut keagamaan lainnya akan dikenakan pajak yang tinggi. Tapi alhamdulillah, banyak anggota dewan lain yang menolak usul tersebut sehingga usul tersebut tidak disetujui sebagai undang-undang.
Seorang ustadzah Indonesia yang pernah tinggal di Inggris menceritakan pengalamannya ketika tinggal di sana. Beliau sekolah di Inggris pada tahun 2001. Masih ingat peristiwa dunia yang terjadi pada saat tahun 2001? Ya, runtuhnya gedung World Trade Center di USA oleh pesawat yang dibajak teroris, dan terorisnya adalah orang Islam. Sejak saat itu sigma negatif terhadap umat Islam semakin menjadi-jadi terutama di negara-negara barat, termasuk Inggris. Banyak orang barat berpikir bahwa "Islam adalah Teroris".
Beliau bercerita bahwa pada saat itu, orang-orang barat berlaku amat sinis dengan orang Islam, terutama kepada muslimah yang notabene-nya terang-terangan memakai jilbab sebagai identitas mereka. Di kereta, di jalan, di pasar dan di tempat-tempat lain semuanya memandang dengan pandangan cemooh dan merendahkan. Bahakan ada seorang muslimah Indonesia yang dulunya berjilbab akhirnya melepaskan jilbabnya dan mengaku berasal dari Filipina. Ketika ditanya oleh ustadzah itu, muslimah itu menjawab "Saya ga kuat mb dengan pandangan negatif orang-orang terhadap Islam. Terhadap saya!!".
Ustadzah itu pun melanjutkan ceritanya. Pada suatu hari, beliau meminta izin kepada kepala sekolah di sekolah anaknya agar bisa menjelaskan tentang Islam yang sebenarnya kepada para siswa dan orang tua murid di sekolah. Alhamdulillah, ternyata tanggapan mereka pun baik.
Tahun 2001 adalah masa yang berat bagi umat muslim di dunia, terutama yang tinggal di negara-neara barat. Tapi dibalik itu ternyata Allah memberikan hal yang luar biasa,Subhanallah, banyak orang non-muslim yang berbondong-bondong untuk masuk Islam. Keingintahuan tentang Islam sangat meningkat, sehingga banyak orang yang belajar tentang Islam dan akhirnya mereka menemukan bahwa Islam adalah agama yang indah.
"Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. Dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah. Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada-Nya. Sungguh, Dia maha Penerima tobat" (Q.S. An-Nashr:1-3).
Memakai jilbab dan mempertahankan identitas sebagai seorang muslimah di negara barat membutuhkan keberanian yang besar. Tentu berani saja tidaklah cukup, karena keberanian tanpa kecerdasan dan kreativitas namanya "bunuh diri" karena akan memberikan dampak yang besar. Kecerdasan, kreativitas dan keberanian adalah suatu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Kecerdasan dan kreativitas akan membuat keberanian yang tertata.
Kreativitas merupakan sebuah bentuk komunikasi dalam menyampaikan tujuan yang baik. Komunikasi yang baik biasanya identik dengan ide brilian, tapi ide yang brilian tidak identik dengan komunikasi yang baik. Ide yang brilian tapi tidak bisa dikomunikasikan dengan baik maka ide tersebut akan "meaningless", tidak ada artinya. Sebaliknya, ide yang sederhana tapi dapat dikomunikasikan dengan baik maka akan menjadi luar biasa.
Oleh karena itu, marilah mulai saat ini kita berbenah diri untuk menjadi lebih baik. Citrakan hal yang positif dari diri umat Islam. Islam tidaklah identik dengan teroris, tapi dengan rahmatan lil alamin..rahmat bagi semesta alam. Mungkin, kita tidak bisa mengubah pandangan negatif dunia terhadap Islam dengan sekejap mata. Tapi setidaknya, bila kita berusaha menjadi sosok muslim/muslimah yang cerdas, kreatif dan berani, mungkin kita bisa mengubah imej negatif Islam dari orang-orang sekeliling kita, khususnya bagi kita yang saat ini tinggal di negara barat.
"Barang siapa menolong agama Allah, maka Allah pun akan menolongnya". Semoga kita semua termasuk orang-orang yang ditolong Allah SWT, baik di dunia mapun di akhirat kelak. Amiin.