Iman manusia bukan sesuatu yang konstan. Melainkan ia fluktuatif. Terkadang naik dilain waktu turun. Naik turunnya iman ini seiring dengan amal baik dan buruk yang dilakukan manusia. Semakin rajin bermaksiat maka semakin keras lah hati. Makin taat kepada ilahi Rabbi , makin terasahlah iman di hati. Pergantian amal yang dilakukan manusia dan naik turunnya iman inilah yang kemudian menyebabkan seseorang mengalami suatu masa dimana membaca al Quran terasa pahit, mendirikan sholat tiada nikmat, bersedekah terasa berat, menghadiri majelis ilmu malas, beramar ma’ruf tiada daya, ibadah apapun terasa hambar, tak semangat, lunglai dan tiada gigi untuk beraksi. Ada nasehat kebaikan ditolak, ada kalimah bijak disanggah, ada ajakan maksiat langsung acc. Astagfirullah.
Moment Ramadhan yang tinggal beberapa hari ini adalah waktu yang tepat untuk muhasabah iman. Apalagi hari-hari akhir Ramadhan adalah saatnya umat Islam meningkatkan kwalitas dan kwantitas ibadah mengingat didalamnya terdapat malam lailatul qadar. Adapun langkah yang bisa ditempuh dalam muhasabah iman ini adalah memahami gerangan yang menjadi tanda lemahnya iman itu. Kemudian dikroscek kan dengan kondisi diri masing-masing. Apabila diantara 10 hal berikut ada dalam diri kita maka sesungguhnya iman ini dalam kondisi lemah.
- Terasa ringan melanggar aturan Allah swt.
Sikap meremehkan maksiat biarpun itu hanya berupa makan sambil berjalan, sesungguhnya itu adalah cikal bakal meremehkan maksiat yang lebih besar lagi. Akhirnya, perbuatan pacaran, korupsi, berbohong dianggap hal biasa sehingga dilakukan secara terang-terangan. Bila tanda ini ada dalam diri kita ingatlah bahwa Rasulullah saw bersabda, “Setiap umatku akan dimaafkan kecuali orang yang melakukan maksiat secara terang-terangan” (HR. Bukhari.).
- Enggan dan abai dalam beribadah.
Bila dalam diri ada rasa malas, enggan, abai, menunda-nunda kebaikan maka itu satu pertanda bahwa iman lagi melorot. Merasa tidak rugi dengan meninggalkan ibadah dan tetap santai alias berleha-leha dengan apa yang sedang dilakukan maka sungguh sadarlah bahwa iman sedang terinfeksi virus yang harus kita sadari.
- Tidak khusyuk dalam ibadah juga tidak ikhlas menjalankannya
Apabila dalam sholat pikiran dan hati kita melayang-layang mengingat urusan dunia, membaca al Quran sekedar membaca, berdzikir hanya dibibir, bersedekah untuk meraih sanjungan manusia, berdakwah untuk meraih legitimasi manusia dan ibadah-ibadah lainnya yang konsentrasinya bukan ke Allah swt maka itu tandanya lemahnya iman. Maka ingatlah bahwa Nabi bersabda, “Allah tidak menerima doa dari orang yang hatinya lalai dan bergurau” (HR. Tirmidzi)
- Mudah marah, sempit hati
Banyak hadist nabi yang memerintahkan kita untuk sabar. Dan Allah swt juga mengingatkan bahwa sesungguhnya Dia beserta orang-orang yang sabar. Namun ketika iman ini lemah maka seseorang akan cepet marah walau itu perkara sepele. Cepat marah ini diikuti oleh sikap susah memaafkan kesalahan orang lain, walau kesalahannya juga hanya kecil.
- Sulit menangis dihadapan Allah swt
Orang yang lemah iman dalam suatu kondisi akan menghantarkan pada kerasnya hati. Ketika hati sudah tertutupi oleh noktah-noktah dosa maka ia akan sulit ditembus nur ilahi. Sehingga akan menjadikan sulit untuk meneteskan air mata walau dosa itu nampak didepan matanya.
- Tiada perasaan marah dan benci saat syariat Allah SWT dilanggar
Ketika al Quran diinjak-injak orang kafir, nabi Muhammad saw dihina, para wanita pamer aurat dan kita tidak menampakkan “emosi” marah dan benci dengan maksiat itu maka tandanya iman ini lemah. Iman ini dipertanyakan. Bukankah selemah-lemahnya iman itu adalah mengingkari kemaksiatan? Jika pengingkaran ini saja tiada maka sebutan apa yang pantas untuk iman yang demikian?
- Tiada sedih melihat musibah yang menimpa saudara seiman
Rasulullah saw bersabda, “Tidaklah sempurna iman seseorang hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri” (HR. Bukhori)
Umat Islam mengetahui bahwa saat ini saudara kita di Gaza Palestin di bom bardir oleh roket, peluru dan rudal-rudal Israel laknatullah’alaih. Ratusan warga Gaza syahid. Bila kita mendengar berita yang demikian namun tidak memiliki simpati dan empati sama sekali maka sungguh itu tandanya iman sedang lemah. Jika simpati dalam bentuk doa, infaq atau menyebarkan berita-berita terkait kondisi di sana ataupun kecaman tidak ada satupun yang kita lakukan maka betapa pantas iman ini mendapat gelar iman yang sakit.
- Tiada perhatian dengan kondisi umat Islam
Perasaan dingin, cuek terhadap penderitaan, penindasan, musibah, bencana, ynag dialami umat Islam diseluruh belahan dunia adalah petunjuk bahwa iman ini lemah. Konsentrasi perhatian hanya pada kepentingan pribadi, kesejahteraan diri sendiri, kedamaian diri pribadi, ketenangan dan kedamaian diri sendiri maka berhati-hatilah bahwa itu tandanya iman kita lemah. Bukankah Nabi Muhammad saw dalam sebuah sabdanya menyebutkan bahwa umat Islam laksana satu tubuh. Bila ada bagian tubuh yang sakit maka seluruh badan ikut merasakan sakit. Demikian pula seharusnya umat Islam saat ini. Ketika ada saudara kita dibelahan bumi lain tertindas maka seharusnya kitapun ikut merasakan penderitaan mereka.
- Tiada merasa bertanggungjawab terhadap dakwah dan urusan agama ini
Inilah tanda lemahnya iman berikutnya, yaitu menyerahkan beban dakwah kepada orang lain semisal kyai, ustad, atau guru agama. Sehingga tumpullah lidahnya dari amar ma’ruf. Tapi tajam dalam urusan duniawi. Seolah sudah cukup dengan menyerahkan beban agama ini pada sang kyai. Akankah menunggu hadirnya kyai untuk menasehati rekan kerja yang melanggar syariat Allah swt dkantor? tentu iman yang hidup akan menjawab “tidak”. Tapi lain lagi bagi iman yang lagi yankus (turun) maka ia akan tenang mengadopsi pemikiran bahwa dakwah tugas Kyai.
- Over dosis dalam mencintai dunia
Dunia yang Allah swt ciptakan dengan segala keindahan dan kenikmatannya telah menjadikan sebagian orang beriman overdosis dalam mencintainya. Hidupnya digantungkan pada dunia. Siang malam mengurusi urusan dunia untuk memenuhi kebutuhan perut. Bila diberi nikmat menyombongkan diri. Bila diberi ujian cepat putus asa dan sempit hati. Inilah tanda iman yang sakit.
Setidaknya 10 inilah tanda-tanda iman yang sedang sakit, lemah dan harus diobati. Mari muhasabah iman dnegan memperhatikan 10 tanda di atas. Apabila ada diantaranya pada diri kita, maka mari segera dibenahi dengan mendekat kepada Allah swt dan mengemis cintaNya. Ramadhan bulan ampunan mari berbanyak istigfar. Belum tentu kita bertemu dengan Ramadhan tahun depan. Iman ini harus senantiasa dijaga. Allah swt berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada Nya, dan janganlah sekali-kali kamu mati kecuali dalam keadaan beragam Islam” (QS. Ali Imran. 103).Semoga kita bisa meraih sebenar-benar takwa ini. Aamiin, waallahua’lam.
Penulis: Nadiyah el Haq.